Aparatur kabupaten/kota di Jawa Timur gagal mempertahankan kinerja prima pengendalian pandemi Covid-19 sehingga level asesmen turun dari 1 ke 2 atau 3. Diperlukan perbaikan kembali agar kasus Covid-19 tetap terkendali.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
Kompas/Bahana Patria Gupta
Warga bersantai di Taman Prestasi, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/10/2021). Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya resmi membuka taman kota dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Dari total 39 taman di Kota Surabaya, delapan taman kota telah dibuka.
SURABAYA, KOMPAS — Kinerja pengendalian pandemi Covid-19 oleh satuan tugas kabupaten/kota di Jawa Timur menurun. Tersisa enam kota dari 38 kabupaten/kota yang mendapat level asesmen 1 atau baik dalam semua indikator pengendalian pandemi.
Keenam kota yang mendapat level asesmen 1 adalah Surabaya, Mojokerto, Madiun, Kediri, Blitar, dan Pasuruan. Demikian tertulis di laman resmi https://vaksin.kemkes.go.id/ yang dipantau pada Senin (25/10/2021). Sebanyak 11 kabupaten/kota berada di level asesmen 2, sedangkan mayoritas atau 22 daerah di level asesmen 3.
Situasi ini memburuk dibandingkan dengan dua pekan lalu. Ketika itu, masih menurut laman yang sama, 34 kabupaten/kota di Jatim berada di level asesmen 1. Cuma empat yang saat itu berada di level 2, yakni Kabupaten Mokokerto, Kota dan Kabupaten Malang, serta Jember. Namun, dua pekan berselang, kinerja pengendalian pandemi malah menurun. Buktinya, tersisa enam kota yang bertahan di level asesmen 1.
Ada 10 indikator penilaian terhadap suatu daerah dalam pengendalian pandemi. Empat indikator berkategori baik jika nilainya 1, yakni tingkat kasus konfirmasi, tingkat pasien dirawat di rumah sakit, tingkat kematian, dan transmisi komunitas. Enam indikator berkategori baik jika berstatus memadai, yakni tingkat testing (pengetesan), tingkat tracing (penelusuran), tingkat treatment (penanganan), kapasitas respons, cakupan vaksinasi dosis pertama secara umum, dan cakupan vaksinasi dosis pertama pada warga lanjut usia.
Kendaraan wisatawan memenuhi tempat parkir di wahana Jatim Park 3, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (24/10/2021). Memasuki PPKM kevel 2, pada akhir pekan ini, jumlah wisatawan di Batu melonjak dari biasanya.
Penyebab kinerja pengendalian menurun berdasarkan statistik pada laman Kementerian Kesehatan, antara lain, adanya tambahan dua indikator, yakni cakupan vaksinasi dosis pertama secara umum dan vaksinasi bagi warga lansia. Dua pekan lalu, indikator itu belum dimasukkan.
Kabupaten/kota dengan cakupan vaksinasi rendah tetap mendapat level asesmen 1 karena kinerja pengendalian pandemi, terutama dalam 3T (tes, telusur, tangani) cukup baik. Namun, setelah dua indikator tadi ditambahkan, aparatur di daerah ternyata juga tidak dapat mempertahankan kinerja pengendalian Covid-19, terutama 3T, sehingga mengalami penurunan dalam asesmen.
Empat kabupaten/kota di Pulau Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, sempat mendapat level asesmen 1 meski dari cakupan vaksinasi tertinggal di Jatim. Namun, saat ini, keempat daerah itu berada di level 3 asesmen. Kekurangan Bangkalan ada pada tingkat penelusuran dan kapasitas respons yang berada di level sedang (turun dari memadai). Adapun dua indikator vaksinasi berada di level terbatas dari seharusnya memadai.
Pamekasan menjadi daerah yang tertinggal di Pulau Madura karena tingkat penelusuran, kapasitas respons, dan cakupan vaksinasi berada di level terbatas.
Jangan terlena dengan situasi yang masih landai.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, mengatakan, penilaian situasi Covid-19 bersifat dinamis. Artinya, kinerja satuan tugas kabupaten/kota tidak boleh kendur dalam pengendalian pandemi yang diukur melalui 10 indikator tersebut. Enam kota yang tetap bertahan di level asesmen 1 diharapkan tidak kendur atau menghadapi risiko lonjakan kasus baru.
”Dalam situasi yang melandai, kinerja pengendalian harus dipertahankan berada di level memadai. Aparatur harus tetap giat 3T untuk memastikan bahwa situasi pandemi benar-benar landai atau terkendali,” ujar Windhu.
Selain itu, cakupan vaksinasi harus terus digenjot sampai menjangkau seluruh populasi yang berhak, kecuali sementara ini bagi anak usia di bawah 12 tahun atau orang yang tidak diperkenankan vaksin karena kondisi kesehatan.
Dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meninjau pelaksanaan vaksinasi di salah satu pondok pesantren tertua di Tanah Air, yaitu Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, di Sukorejo, Situbondo, Kamis (21/10/2021).
Secara terpisah, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kembali mengingatkan rekan-rekannya, yakni bupati/wali kota, untuk tetap menjaga ikhtiar pengendalian pandemi. Kinerja pengendalian sepatutnya tidak mengendur. Penurunan level asesmen harus kembali menjadi cambuk untuk perbaikan kinerja aparatur.
”Jangan terlena dengan situasi yang masih landai,” kata Khofifah.
Secara umum, situasi pandemi di Jatim masih landai. Berdasarkan laman resmi https://infocovid19.jatimprov.go.id/, Senin petang ini, kasus konfirmasi hanya bertambah 35 orang dari kemarin, kesembuhan bertambah 69 orang, dan kematian 7 orang. Kasus aktif atau jumlah pasien dirawat di fasilitas kesehatan tersisa 481 orang. Jumlah pasien terbanyak per Senin petang itu ada di Kabupaten Malang (41 orang) dan Kota Malang (31 orang).
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, di tengah situasi yang landai, tetap meminta aparaturnya untuk mempertahankan kinerja pengendalian pandemi. Saat ini, Surabaya bersama Mojokerto, Kediri, Blitar, dan Pasuruan berada dalam penerapan level 1 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Adapun Kota Madiun berada di level 2 PPKM.
Demikian sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1 Covid-19 di Jawa dan Bali yang berlaku sejak Senin (18/10/2021). Dengan penerapan level 1 PPKM, aparatur pemerintah bisa lebih melonggarkan pembatasan aktivitas warga untuk pemulihan ekonomi dan kehidupan sosial.
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Serbuan vaksinasi di Lapangan THOR, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (15/10/2021). Serbuan vaksinasi oleh TNI/Polri cukup efektif untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di suatu daerah.
Eri mengatakan, instruksi juga bersifat dinamis. Situasi pandemi di suatu daerah dipantau satgas tingkat pusat untuk penentuan asesmen. Jika kinerja pengendalian tetap prima, terutama dalam 10 indikator, penerapan level 1 PPKM amat berpeluang diperpanjang dalam instruksi berikutnya yang keluar setiap dua pekan.
”Surabaya menganggap penting penerapan level 1 PPKM untuk pemulihan ekonomi dan sosial sehingga kinerja pengendalian tidak boleh kendur,” kata Eri. Vaksinasi komplet atau dosis pertama dan dosis kedua telah diberikan kepada 1,975 jiwa atau mencakup 89,1 persen dari target sasaran.
Dosis komplet bagi warga lansia telah diberikan kepada 210.486 jiwa atau mencakup 83,5 persen. Dengan cakupan vaksinasi yang tinggi, Surabaya dapat mendorong percepatan di daerah tetangga dalam aglomerasi Gerbangkertasusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan). Di wilayah aglomerasi ini, Bangkalan sejauh ini paling tertinggal.