Ikut Pelatihan dan Pendidikan Dasar Menwa, Mahasiswa UNS Meninggal
Seorang mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta meninggal saat mengikuti kegiatan pendidikan dasar resimen mahasiswa di kampus tersebut. Keluarga minta kasus ini diusut tuntas.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Seorang mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta atau UNS meninggal setelah mengikuti pelatihan dan pendidikan dasar resimen mahasiswa di kampus tersebut. Penyebab mahasiswa itu meninggal belum diketahui. Penyelidikan masih dilakukan aparat kepolisian.
Pelatihan dan pendidikan dasar (diksar) resimen mahasiswa (menwa) UNS itu bertajuk ”Pendidikan Pra Gladhi Patria Angkatan XXXVI (36) Korps Mahasiswa Siaga Batalyon 905 Jagal Abilawa”. Kegiatan berlangsung di kompleks UNS, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Menurut rencana, kegiatan itu diadakan mulai Sabtu (23/10/2021) hingga Minggu (31/10/2021). Namun, kegiatan harus dihentikan akibat insiden meninggalnya salah seorang peserta pelatihan bernama Gilang Endi Saputra (21), Minggu (24/10/2021). Korban merupakan mahasiswa angkatan 2020 dari Prodi D-4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja UNS.
Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta Komisaris Besar Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan, korban dinyatakan meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Kota Surakarta, Minggu (24/10/2021) malam. Diperkirakan korban meninggal pukul 22.00. Setelahnya, kepolisian menjalin komunikasi dengan pihak perguruan tinggi, panitia, serta keluarga korban.
”Dari situ, keluarga korban setuju untuk dilakukan autopsi supaya diketahui penyebab kematian korban,” kata Ade saat ditemui di Balai Kota Surakarta, Senin (25/10/2021).
Ade menambahkan, pihaknya belum bisa menjelaskan penyebab pasti kematian korban. Ia akan berpegang pada hasil autopsi yang masih berproses hingga Senin siang. Akan tetapi, tim penyelidikan atas kasus tersebut sudah dibentuk. Sejumlah saksi tengah diperiksa. Para saksi terdiri dari panitia dan senior dari organisasi menwa UNS.
Secara terpisah, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Surakarta Ajun Komisaris Andika Djohan menyampaikan, pemeriksaan sejumlah saksi masih dilakukan. Sedikitnya lima saksi diperiksa. Namun, pihaknya belum bisa menyimpulkan kronologi secara terperinci.
”Ini kami ambil klarifikasi saja dulu. Ini kami runut ceritanya seperti apa. Lebih lengkapnya nanti menyusul. Ada beberapa anggota panitia yang sedang dipanggil,” kata Djohan.
Pemeriksaan sejumlah saksi masih dilakukan. Sedikitnya lima saksi diperiksa. (Andika Djohan)
Dia menambahkan, selain pemeriksaan saksi, pihaknya juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari sana terdapat barang bukti yang disita aparat kepolisian berupa pakaian yang dikenakan korban.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto sangat menyayangkan terjadinya insiden yang menewaskan Gilang. Terlebih, ada kegiatan kampus yang sampai menyebabkan mahasiswa yang mengikutinya meninggal. Insiden seperti itu juga baru pertama kali terjadi di perguruan tinggi negeri tersebut. ”Ini, kan, bukan militer. Ini kampus. Ya sebisanya saja,” kata Sutanto.
Sutanto mengatakan belum mengetahui persis penyebab meninggalnya Gilang. Pihaknya menunggu hasil pemeriksaan resmi dari autopsi yang dilakukan aparat kepolisian. Menurut informasi yang diterimanya, Gilang merasa kram pada bagian kakinya saat mengikuti kegiatan tersebut. Ia juga diistirahatkan panitia setelah mengalami gejala tersebut. Namun, yang tak diketahuinya, hal apa yang menyebabkan Gilang sampai harus dilarikan ke rumah sakit.
Menurut Sutanto, panitia menwa kampus sudah mengajukan izin kepada pimpinan universitas untuk menggelar kegiatan tersebut. Panitia juga mengaku sudah mengikuti peraturan-peraturan kampus. Para peserta pun sudah ditanyai kondisi kesehatannya sebelum ikut serta. Kegiatan juga hanya diadakan di kawasan kampus dan sekitarnya. Atas insiden ini, pihak rektorat UNS berencana mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
Terdapat juga bekas darah pada bagian pipi. Gilang juga diketahui tak punya riwayat penyakit khusus. (Sutarno)
”Kami akan mendasarkan pada bukti autentik yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum dan medis. Dari situ, kami akan melangkah untuk membuat sikap yang jelas terkait kegiatan mereka,” kata Sutanto.
Dihubungi terpisah, Sutarno (40), paman Gilang, menyebutkan, jenazah keponakannya itu menunjukkan lebam pada bagian muka. Terdapat juga bekas darah pada bagian pipi. Keponakannya itu juga diketahui tak punya riwayat penyakit khusus. Pihaknya menginginkan agar penegak hukum mengusut tuntas penyebab kematian Gilang.
”Pokoknya, kami ingin tahu penyebabnya apa. Kami ingin penyebabnya disebutkan secara gamblang. Apakah kecelakaan murni atau ada penganiayaan? Yang penting tahu penyebabnya,” ujar Sutarno.