Usia 102 Tahun, Mbah Tarmi Divaksin Lengkap di Tegal
Tarmi (102), warga tertua di Kota Tegal, Jateng, berhasil divaksin dosis pertama dan kedua setelah belasan kali mengikuti penapisan. Antusiasme warga seperti Tarmi diperlukan untuk mencapai target kekebalan komunal.
Oleh
KRISTI D UTAMI
·5 menit baca
Belasan kali gagal divaksin karena tidak lolos penapisan tidak menyurutkan langkah Tarmi (102), warga tertua di Kota Tegal, Jawa Tengah. Ia tetap antusias untuk mendapatkan vaksin Covid-19, hingga akhir bahagia melingkupi dirinya saat berhasil mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
”Uwis, kaya kiye tok? (Sudah kaya gini aja?)” ujar Tarmi (102) seusai menjalani vaksinasi dosis keduanya di halaman Taman Pendidikan Al Quran (TPA) Al Ikhlas, Kelurahan Kalinyamat, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021). Ucapan warga lansia tertua di Kota Tegal itu kemudian dibalas dengan gelak vaksinator dan sejumlah orang yang menyaksikan vaksinasi.
Sekitar 15 menit berlalu, Tarmi tidak mengeluhkan gejala apa pun selain haus. Salah satu kader kesehatan kemudian memberinya air minum dalam kemasan gelas plastik. Dalam waktu kurang dari lima menit, gelas itu kosong. Kebetulan, cuaca di Kota Tegal sedang terik.
Oleh karena tak ada keluhan, Tarmi diizinkan pulang. Tadinya, ia bermaksud pulang sendiri ke rumahnya yang berjarak sekitar 70 meter dari tempat vaksinasi. Namun, ada salah satu polisi dari Kepolisian Sektor Tegal Selatan yang menawarkan diri untuk mengantarkan Tarmi. Tarmi setuju.
Sesampainya di rumah, Tarmi langsung didudukkan di ujung ranjangnya. Ia kemudian bangkit dan berpindah duduk ke salah satu kursi kayu di sudut rumahnya. Sambil duduk, warga lansia yang sudah berkurang daya dengarnya itu berulang kali mengucapkan terima kasih kepada polisi yang mengantarnya pulang. Barang kali, ucapan ”Sama-sama, Mbah” dari polisi itu tidak terdengar oleh Tarmi.
Saat ditanya terkait kesannya mengikuti vaksinasi dosis kedua, Tarmi mengaku tidak merasakan keluhan apa pun. Ia juga merasa senang karena akhirnya bisa divaksin dosis kedua.
”Saya tidak merasakan sakit atau gejala-gejala apa pun. Saya juga heran, orang-orang bilang, kalau habis divaksin pegal-pegal, terus ada yang pusing. Tapi, saya tidak, kok,” katanya.
Tarmi, yang setiap hari berjualan jajanan di TPA Al Ikhlas Kalinyamat, merasa perlu menjalani vaksinasi untuk menguatkan imunnya. Sebab, setiap hari ia bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, terutama anak-anak. Tarmi sadar bahwa interaksi yang ia lakukan dengan anak-anak tersebut bisa memicu penularan Covid-19.
Sejak Maret, Tarmi sudah belasan kali mengikuti penapisan di sejumlah lokasi vaksinasi, baik di puskesmas maupun di kantor kelurahan. Sayangnya, Tarmi tidak pernah lolos penapisan karena tekanan darahnya selalu tinggi. Meski demikian, ia tak pernah menyerah.
Pada 17 September lalu, akhirnya tekanan darah Tarmi mencapai 140/90. Akhirnya, dokter memutuskan untuk menyutikkan vaksin Sinovac dosis pertama kepada Tarmi. Sebelumnya, tekanan darah Tarmi selalu di atas 180 mmHg.
”Tadi, saat pertama kali dicek, tekanan darah Mbah Tarmi sempat mencapai 170/80 sehingga kami minta istirahat dulu selama sekitar 10 menit. Setelah istirahat, tekanan darahnya turun menjadi 140/80, terus kami suntik,” tutur Wienda Dida Prihandani, dokter Puskesmas Bandung, Kecamatan Tegal Selatan.
Menurut pengakuan Tarmi, ia sempat mencuci pakaian sebelum mengikuti vaksinasi. Hal itu yang diduga Wienda menjadi penyebab tekanan darah Tarmi naik. Beruntung, orang-orang yang turut menyaksikan vaksinasi tersebut berupaya memijat-mijat lengan kiri dan kanan Tarmi. Mereka juga mengajak Tarmi bercanda sehingga tekanan darah Tarmi menurun dan akhirnya layak untuk divaksin.
Dipantau
Kendati tak mengeluhkan gejala apa pun seusai divaksin, kesehatan Tarmi akan dipantau oleh petugas kesehatan Puskesmas Bandung. Dokter juga membekali Tarmi dengan obat pereda demam dan vitamin untuk berjaga-jaga jika Tarmi mengalami kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI).
Selain dipantu oleh petugas kesehatan dari puskesmas, kader kesehatan juga akan datang setiap hari ke rumah Tarmi untuk mengecek kondisinya. Ela (30), salah satu kader kesehatan Kelurahan Kalinyamat, berjanji akan datang setiap hari untuk mengukur tekanan darah Tarmi.
Sebelumnya, Ela rutin mendatangi rumah Tarmi untuk mengukur tekanan darah nenek yang telah memiliki seorang cicit tersebut. Hasil pengukuran tekanan darah Tarmi itu selalu dilaporkan ke tim vaksinator Puskesmas Bandung sebagai bahan pertimbangan untuk memvaksin Tarmi.
”Ke depan, (kegiatan mengukur tekanan darah Tarmi) akan terus saya lakukan. Semoga saja tidak ada KIPI-nya seperti saat (vaksin) dosis satu,” katanya.
Hingga Kamis, capaian vaksinasi warga lansia di wilayah Kecamatan Tegal Selatan sudah 100 persen dari target total 7.066 orang. Camat Tegal Selatan Sartono mengapresiasi perjuangan Tarmi dan para warga lansia hingga akhirnya mereka semua bisa tervaksin.
”Semoga vaksinasi yang telah dilakukan kepada para warga lansia ini bisa membawa keberkahan, kesehatan. Semoga capaian vaksinasi dengan sasaran yang lainnya juga bisa segera 100 persen juga seperti capaian vaksinasi warga lansia,” ujar Sartono.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Tegal, 35.456 orang di Kecamatan Tegal Selatan sudah divaksin dari total sasaran 44.402 orang. Adapun jumlah sasaran yang belum divaksin 8.946 orang atau 23,27 persen.
Untuk mempercepat pembentukan kekebalan komunal, Pemerintah Kecamatan Tegal Selatan bersama TNI dan Polri melakukan sejumlah upaya. Upaya itu, antara lain, vaksinasi dengan undian berhadiah utama sepeda motor, vaksinasi dari rumah ke rumah, dan vaksinasi malam hari.
Secara umum, capaian vaksinasi dosis pertama di Kota Tegal, hingga Rabu (20/10/2021), mencapai 99,25 persen dari total sasaran 213.046 orang. Adapun capaian vaksinasi warga lansia 60,46 persen atau 13.860 orang dari total sasaran 22.925 orang.
”Sepanjang Oktober dan November ini akan kami gunakan untuk menyisir satu-satu, dari rumah ke rumah, warga-warga yang belum divaksin. Kemudian, sepanjang Desember akan kami sisir kembali, yang belum dosis dua, kalau sudah waktunya supaya divaksin dosis kedua. Jadi, sebelum tahun 2022 vaksinasi Covid-19 di Kota Tegal diharapkan sudah rampung,” ucap Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.
Untuk bisa mencapai kekebalan komunal seperti yang ditargetkan Dedy, perlu adanya tekad dan kemauan masyarakat, seperti yang ditunjukkan Tarmi. Selain itu, upaya tanpa lelah yang dilakukan sejumlah kader kesehatan, seperti Ela, untuk mengedukasi, membujuk, dan mengawasi masyarakat juga perlu digencarkan.