Sistem Pengendali Banjir dan Rob Pekalongan Ditargetkan Rampung 2023
Banjir dan rob yang belasan tahun terakhir melanda pesisir Kota Pekalongan, Jateng, akan segera diatasi dengan pembangunan sistem pengendali banjir dan rob. Proyek senilai Rp 1,24 triliun itu ditargetkan rampung 2023.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Setidaknya sejak 12 tahun terakhir, bencana banjir dan rob terus menghantui warga pesisir Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Pemerintah berupaya mengentaskan persoalan tersebut melalui proyek pembangunan sistem pengendali banjir dan rob yang ditargetkan rampung 2023.
”Pemerintah Kota Pekalongan masih berupaya menangani permasalahan banjir dan rob, salah satunya dengan melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana. Dalam pembangunan itu, anggaran yang digelontorkan Rp 1,24 triliun,” kata Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid, dalam keterangannya, Jumat (22/10/2021).
Afzan menyebut, pekerjaan fisik sistem pengendali banjir dan rob tersebut akan dibangun di sepanjang bantaran Sungai Kupang, Sungai Bremi, dan Sungai Meduri. Ia berharap, masyarakat berkomitmen mendukung proyek pembangunan sistem pengendalian banjir dan rob tersebut.
Afzan berkeyakinan, jika proyek pembangunan itu berhasil, tidak hanya masyarakat pesisir yang diuntungkan karena bebas banjir dan rob. Pembangunan lain, seperti Pasar Banjarsari Pekalongan, pelabuhan onshore, dan tempat pembuangan sampah akhir regional, juga segera dilakukan.
Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber BBWS Pemali Juwana Mustafa menuturkan, sistem pengendalian banjir dan rob di Kota Pekalongan digarap sejak 4 Oktober 2021. Proyek itu dibagi menjadi tiga paket pekerjaan.
”Paket pertama meliputi kolam retensi, pembangunan parapet, pekerjaan bendung gerak, dan pekerjaan regular gate untuk sistem Sungai Lodji. Paket kedua meliputi normalisasi Sungai Banger, pembangunan parapet, normalisasi Sungai Gabus, dan tanggul rob. Sementara paket tiga meliputi pekerjaan pompa serta pekerjaan long storage Sibulanan sepanjang 2 kilometer serta long storage Susukan dan Celumprit,” kata Mustafa. Menurut dia, di setiap sungai, BBWS akan memasang pompa air dengan kapasitas 3 x 1 meter per kubik dan 2 x 1,5 meter per kubik.
Mustafa menambahkan, proyek pekerjaan paket pertama akan dilakukan PT Waskita Karya dan konsorsium. Adapun proyek pekerjaan paket 2 dilakukan PT Brantas Abipraya dan konsorsium. Sementara itu, paket 3 akan dikerjakan oleh PT Jaya Konstruksi.
Mustafa mengaku, pihaknya sudah menggelar pertemuan dengan warga yang selama ini terdampak banjir. Menurut dia, warga menyambut baik proyek pembangunan tersebut.
”Detail engineering design (DED) sudah kami sosialisasikan kepada warga sejak 2020. Dalam proses pekerjaan ini khususnya dalam pengerjaan sea wall dan parapet, kami akan merekrut pekerja-pekerja dari warga lokal sesuai dengan keahlian masing-masing,” tuturnya.
Secara terpisah, Hermanto, warga Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, mendukung proyek pembangunan tersebut. Ia mengaku sudah tidak tahan karena belasan tahun dihantui bencana banjir dan rob.
”Kami menyambut baik adanya proyek ini. Di awal pekerjaan tanggul ini saja, (proyek itu) sudah memberikan dampak positif bagi kami (warga), kuantitas banjir rob mulai berkurang,” ucapnya.
Biasanya, banjir rob terjadi hampir setiap hari, pada pagi, siang, dan petang hari. Sejak ada tanggul, menurut Hermanto, rob hanya terjadi saat petang, bahkan pernah tidak terjadi sama sekali.
Banjir dan rob terakhir kali melanda Kota Pekalongan pada awal 2021. Kala itu, ribuan warga mengungsi ke sejumlah titik selama lebih kurang tiga pekan. Permukiman mereka terendam banjir setinggi 70-100 sentimeter.