Lansia Pemilik Gerai Penukaran Uang Diserang Pria Tak Dikenal di Manado
Seorang pria lanjut usia diserang orang tak dikenal hingga terluka parah di gerai penukaran mata uang asing miliknya di Manado. Polisi menduga terjadi perampokan, tetapi rekaman CCTV juga menunjukkan penganiayaan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Seorang pria lanjut usia diserang orang tak dikenal hingga terluka parah di gerai penukaran mata uang asing miliknya di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (22/10/2021) pagi. Meski kasus tersebut untuk sementara diduga perampokan, kepolisian belum menemukan adanya bukti-bukti perampasan uang ataupun barang berharga.
Penyerangan itu terjadi antara pukul 09.00-10.00 Wita ketika aktivitas niaga di sepanjang Jalan Wolter Monginsidi, Kecamatan Malalayang, baru mulai berdenyut. Saat itu, Welly Togas (71), korban serangan, baru akan membuka gerai PT Manado Inter Money Changer yang terletak di seberang pusat pertokoan Bahu Mall.
Menurut keterangan pihak Kepolisian Resor Kota (Polresta) Manado, tiba-tiba seorang pria tak dikenal muncul di halaman parkir gerainya, kemudian menyerangnya dengan benda tumpul. Pelaku melayangkan pukulan ke kepala Welly hingga terluka dan mengeluarkan darah. Welly juga menderita luka akibat pukulan di tangan kanan dan kiri serta dada.
Meissry Kapiah (41), pekerja di toko perkakas tepat di sebelah PT Manado Inter Money Changer, tidak melihat serangan terhadap Welly. Ketika baru saja membuka toko, ia terperanjat melihat Welly berjalan tertatih di trotoar dengan kepala bersimbah darah. Saat itu pelaku sudah melarikan diri di tengah kepadatan jalan yang tersambung dengan jalur Trans-Sulawesi itu.
”Dia (Welly) teriak minta tolong, tapi saya dan istri saya tidak langsung membantu karena kami ketakutan lihat darah sebanyak itu dari kepalanya. Awalnya kami kira dia jatuh atau terbentur sesuatu. Tadi pagi dia hanya sendirian di kios,” kata Meissry.
Ayub Mamonto, saksi lain dari kejadian itu, mengaku sempat melihat pelaku ketika kabur. ”(Pelaku) pakai helm, jadi tidak kelihatan jelas mukanya. Dia buru-buru kabur pakai motor matic,” katanya.
Akhirnya, Meissry berupaya menghubungi istri Welly melalui nomor telepon yang tertera di spanduk restoran keluarga mereka. Istri dan anak Welly segera membawanya ke Rumah Sakit (RS) Permata Bunda, kemudian dirujuk ke RS Umum Pusat Kandou yang hanya terpaut sekitar 2 kilometer. Hingga kini, keadaan Welly belum diketahui.
Tim Polresta Manado datang setelah rangkaian kejadian itu. Personel Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) segera mencari barang-barang bukti tindak kriminal itu, termasuk tetesan darah yang tercecer di tangga halaman gerai. Polisi menyegel gerai itu dengan garis polisi.
Kepala Polresta Manado Komisaris Besar Elvianus Laoli juga telah memeriksa rekaman kamera pemantau (CCTV) gerai. Untuk sementara, pihaknya menduga kasus ini adalah perampokan. Kendati begitu, ia mengakui rekaman lebih banyak menunjukkan tindak penganiayaan terhadap Welly.
”Masih kami dalami dan selidiki dulu. Kami belum tahu siapa dan apa motif pelaku, begitu juga kerugian material yang diderita. Kami akan mengumpulkan barang bukti di lokasi sambil menunggu sampai korban bisa dimintai keterangan. Korban masih dalam perawatan di rumah sakit,” katanya.
Elvianus juga belum bisa memastikan ada barang-barang yang hilang dari dalam, hanya berantakan karena terbanting saat serangan berlangsung. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Manado Komisaris Taufiq Arifin, yang memimpin olah tempat kejadian perkara, juga belum mau memberikan informasi, termasuk jumlah uang yang mungkin dirampas.
Kasus perampokan tergolong jarang terjadi di Manado. Sebelum serangan terhadap Welly, sepanjang 2021, Polresta Manado hanya menangani satu kasus perampokan yang terjadi di Kecamatan Singkil, 20 Mei. Polresta Manado menangkap empat orang yang membobol kediaman Sony Kasenda (46).
Sony terbunuh dalam peristiwa yang terjadi pada Kamis dini hari itu karena tikaman pisau berkali-kali. Anaknya yang bernama Deril Kasenda (16) juga terluka. Polisi menangkap keempat pelaku tujuh jam kemudian. Para pelaku ternyata pernah dipenjarakan karena kejahatan yang sama di tempat yang sama pada 2016.