Festival Pasar Terapung Jadi Momentum Kebangkitan Pariwisata Kalsel
Festival Wisata Budaya Pasar Terapung kembali digelar di Kalimantan Selatan dengan menerapkan protokol kesehatan. Pelaksanaannya diharapkan jadi momentum kebangkitan pariwisata setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Festival Wisata Budaya Pasar Terapung kembali digelar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 22-24 Oktober 2021. Festival tahunan yang ditiadakan tahun 2020 karena pandemi Covid-19 itu diharapkan jadi momentum kebangkitan sektor pariwisata.
Festival Wisata Budaya Pasar Terapung merupakan kegiatan tahunan yang menaruh perhatian khusus pada peradaban masyarakat Banjar. Kegiatan pariwisata tahunan ini juga menjadi salah satu andalan Pemprov Kalsel serta masuk dalam Kharisma Event Nusantara 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain itu, festival ini juga satu rangkaian dengan kegiatan Kalimantan Selatan Travel Fair di Banjarbaru dan South Kalimantan Travel Mart 2021. Semuanya dilakukan di berbagai obyek wisata yang ada di Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Hulu Sungai Selatan.
”Tiga rangkaian kegiatan itu bertujuan membangkitkan kembali industri, lembaga, destinasi, dan promosi pariwisata. Kami mengundang pembeli (buyer) dan penjual (seller) untuk berbelanja, berwisata, dan ikut bersama-sama mempromosikan pariwisata Kalsel,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kalsel Muhammad Syarifuddin, Jumat (22/10/2021) sore.
Syarifuddin mengatakan, sektor pariwisata terpuruk selama pandemi Covid-19. Banyak pelaku pariwisata yang terdampak akibat efek domino dari kebijakan penanggulangannya. Namun, sekarang pelan-pelan penularan mulai menurun dan kesadaran masyarakat untuk vaksin terus meningkat.
”Tentu ini momen yang tepat untuk memulihkan kembali ekonomi masyarakat melalui acara pariwisata,” kata Syarifuddin.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis yang disampaikan Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan, tiga rangkaian kegiatan pariwisata itu diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
”Dampak pendemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata secara nasional maupun regional. Oleh karena itu, membangkitkan atau memulihkan sektor pariwisata menjadi tantangan besar bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pariwisata,” katanya.
Pandemi Covid-19, ujar Sahbirin, mengajarkan sektor pariwisata yang dianggap berkelanjutan ternyata juga memiliki hambatan ketika dihadapkan dengan situasi saat ini. Namun, situasi Covid-19 pada beberapa daerah di Kalsel dan berbagai daerah di Indonesia kini berangsur-angsur mengalami perbaikan.
”Penurunan level PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) di sejumlah daerah dapat menjadi momentum untuk kembali membangkitkan pariwisata di daerah,” katanya.
Saat ini tidak ada lagi kabupaten/kota di Kalsel yang masuk PPKM level 4. Dari 13 kabupaten/kota, 10 kabupaten dalam status PPKM level 3 dan tiga kabupaten/kota dalam status PPKM level 2, yaitu Banjarmasin, Banjarbaru, dan Tanah Bumbu.
Dikembangkan bersama
Dengan tetap mengutamakan protokol kesehatan dan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) yang menjadi dasar penyelenggaraan pariwisata di tengah pandemi, Sahbirin berharap sektor pariwisata Kalsel akan bangkit kembali. Hal itu dilakukan sembari tetap memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata.
Menurut Sahbirin, Kalsel memiliki beragam potensi wisata yang dapat dikembangkan lebih baik dan profesional lagi, mulai dari wisata alam, kuliner, bahkan wisata religi terbesar di Asia Tenggara (Ziarah dan Haul Guru Sekumpul). Itu semua harus dikembangkan bersama dengan memperhatikan standar yang telah ditetapkan.
”Tiga event besar pariwisata Kalsel tahun 2021 ini diharapkan dapat membuka jalan bagi kemajuan pariwisata untuk kembali on track. Dukungan seluruh pihak diharapkan akan membantu dalam memberikan nilai tambah bagi perekonomian Kalsel,” katanya.
Fakrulrazi, Koordinator Pedagang Pasar Terapung, berharap Festival Wisata Budaya Pasar Terapung dapat dilanjutkan dengan pembukaan kawasan wisata Pasar Terapung di Kota Banjarmasin. Dari awal pandemi sampai sekarang, kawasan wisata Pasar Terapung masih ditutup Pemerintah Kota Banjarmasin.
”Kami berharap pasar terapung di Banjarmasin bisa dibuka kembali karena kami sudah kangen berjualan di tengah Kota Banjarmasin. Para acil (bibi) yang berjualan juga siap menaati protokol kesehatan kalau memang diperbolehkan berjualan,” tuturnya.