Jembatan Sei Alalak Tumpuan Baru Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Presiden Joko Widodo saat meresmikan Jembatan Sei Alalak, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, berharap kehadiran jembatan bisa memperkuat konektivitas antarwilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Oleh
NINA SUSILO/JUMARTO YULIANUS
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Presiden Joko Widodo berharap infrastruktur-infrastruktur baru yang dibangun pemerintah, seperti jalan dan jembatan, memperlancar konektivitas antarwilayah dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tak hanya itu, sentra-sentra ekonomi baru diharapkan tercipta.
Harapan ini disampaikan saat meresmikan Jembatan Sei Alalak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (21/10/2021). Jembatan ini kini menjadi jalur utama lintas selatan Trans-Kalimantan sehingga menghubungkan Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
”Saya harap jembatan ini bisa memperkuat konektivitas antarwilayah, memperlancar arus transportasi antardaerah, mengefisienkan biaya logistik, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan sentra-sentra ekonomi baru,” tutur Presiden yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina, dan Bupati Barito Kuala Noormiliyani AS.
Presiden juga berpesan supaya jembatan bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan dan memajukan kegiatan-kegiatan produktif masyarakat.
Jembatan Sei Alalak memiliki kekhususan, yakni pilonjembatan tunggal dan melengkung ke arah luar. Jembatan tersebut merupakan jembatan cable stayed dengan struktur melengkung pertama di Indonesia. Untuk pemantauan dan pemeliharaan, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR akan menempatkan sensor-sensor pada beberapa bagian jembatan.
Secara keseluruhan, panjang jembatan ini 850 meter yang terbagi menjadi bagian jembatan utama (struktur cable stayed) sepanjang 130 meter, jembatan pendekat (struktur pileslab) sepanjang 295 meter, dan oprit jembatan sepanjang 425 meter.
Jembatan ini juga dibangun di atas tanah gambut. Kedalaman fondasi sampai 75 meter dengan diameter pancang 1,8 meter.
Presiden mengatakan, jembatan itu dibangun dengan teknologi dan tahan gempa. Diharapkan, jembatan yang dibangun dengan anggaran Rp 278,4 miliar ini mampu bertahan sampai seratus tahun.
Basuki menambahkan, Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun.
”Jembatan dibangun kontraktor PT Wijaya Karya-Pandji, KSO menggunakan anggaran dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN/Sukuk Negara). Sekarang menjadi salah satu destinasi wisata Kota Banjarmasin karena instagramable,” tutur Basuki.
Jembatan ini diuji coba untuk kendaraan roda dua dan roda empat mulai 26 September 2021. Sebelumnya, kata Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja, Jembatan Sei Alalak lolos uji laik fungsi struktur jembatan dari Menteri PUPR No BM.05.03-Mn/1527 tanggal 15 September 2021.