Festival Ibudaya Digelar di Singaraja, Ubud Village Jazz Festival di Arma Ubud
Menjelang akhir Oktober 2021, dua agenda seni budaya dilangsungkan di Bali. Perhelatan ”Ibudaya Festival 2021” akan digelar secara hibrida dari Singaraja, Buleleng, Minggu (24/10). UVJF 2021 akan digelar di Arma Ubud.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Perhelatan budaya bertajuk ”Ibudaya Festival 2021”, yang digagas seniman multitalenta Ayu Laksmi akan digelar secara hibrida dari Singaraja, Buleleng, Minggu (24/10/2021). Adapun pergelaran musik jazz, yakni Ubud Village Jazz Festival (UVJF), bakal dilangsungkan di Gianyar, tepatnya di Museum Seni Agung Rai (Arma) Ubud, mulai Jumat (29/10) hingga Sabtu (30/10).
Festival budaya ”Ibudaya” mengangkat tema ”Mula ka Mula” yang bermakna pulang ke asal untuk menanam. Dalam sesi konferensi pers secara di dalam jaringan (daring), Kamis (21/10), Ayu Laksmi mengatakan, tema ”Mula ka Mula” merefleksikan upaya kesadaran untuk merawat kehidupan.
Perhelatan selebrasi budaya dalam ”Ibudaya Festival 2021” melibatkan sejumlah pengisi acara, di antaranya maestro tari Ni Luh Menek, duo penyanyi Alien Child, komunitas Mahima, Ipung Dancer, dan koreografer Jasmine Okubo, serta sastrawati Cok Sawitri.
Selain pertunjukan seni tradisi dan kontemporer berupa tari, teater, musik, dan sastra, Ibudaya Festival 2021 juga diisi dengan gelar wicara berisikan diskusi kontemplatif dari sisi spiritual, psikologi, dan medis, dengan pembicara, antara lain, Sandrina Malakiano, Ayu Weda, Luh Karunia Wahyuni, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, Putu Ana Anandi, serta praktisi yoga Ni Luh Manis.
Ayu Laksmi mengatakan, festival ”Ibudaya” digelar dalam bentuk acara virtual dan akan diselenggarakan secara hibrida, baik secara di luar jaringan (luring) dari Kota Singaraja maupun secara daring pada Minggu (24/10) mulai pukul 16.30 Wita.
Penciptaan
Adapun festival Ibudaya merupakan sebentuk perayaan bagi penciptaan dan sekaligus pemeliharaan nilai-nilai dalam laku kebudayaan. Dikaitkan dengan kata Ibudaya, yang berasal dari tiga kata, yakni, ibu, daya, dan budaya. Dalam konteks situasi pandemi Covid-19, topik ”Mula ka Mula” dapat pula dimaknai sebentuk ajakan untuk pulang ke asal, menghentikan diri sejenak untuk merenung dan menghayati, kemudian memulai untuk berkreasi.
Kami melakukannya sejalan dengan pembatasan, persyaratan, dan sekaligus relaksasi yang diberikan otoritas.
Sastrawati Cok Sawitri mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 saat ini lebih mementingkan sisi kemaskulinan, yakni mengutamakan aspek fisik dan aspek teknik, antara lain melalui pengaturan jarak sosial. Sementara itu, aspek mental dan aspek psikologi yang mencerminkan sisi kefemininan, menurut Cok Sawitri, masih kecil perhatiannya atau diabaikan.
”Diperlukan keseimbangan dalam menjaga kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental atau kesehatan emosional,” kata Cok Sawitri. Dalam pemahaman tersebut, menurut Cok Sawitri, makna ibu dalam ibudaya menjadi lebih meluas daripada sebatas jender meskipun secara spiritual proses penciptaan dan pemeliharaan juga melalui rahim ibu atau garba.
Adapun Direktur Event Daerah di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Reza Pahlevi mengatakan, keputusan pemerintah membuka kembali Bali untuk kunjungan internasional juga mendukung penyelenggaraan acara dan kepariwisataan di Bali. Reza juga menyatakan, segmentasi pariwisata pada masa depan menjadi lebih personal, wisata minat khusus, dan jarak destinasi yang lebih dekat serta jumlah wisatawannya tidak masif (personalize, customize, localize, and smaller in size).
Ubud jazz
Sementara itu, di Kota Denpasar, Kamis (21/10), penyelenggara Ubud Village Jazz Festival (UVJF) memastikan festival musik jazz tahunan di Ubud, Gianyar, kembali digelar setelah mengalami penundaan pada 2020.
Co-founder Ubud Village Jazz Festival (UVJF) Yuri Mahatma mengatakan, pelaksanaan festival musik jazz tahun ini diselenggarakan secara hibrida, baik secara luring maupun secara daring. UVJF 2021 akan digelar di Arma Ubud, Gianyar, mulai Jumat (29/10) sampai Sabtu (30/10).
Untuk penyelenggaraan secara luring, penyelenggara UVJF 2021 menerapkan skrining dan prosedur pemeriksaan kesehatan sesuai dengan arahan pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Yuri mengatakan, penyelenggaraan festival musik jazz saat ini memiliki tantangan karena dilangsungkan dalam suasana pandemi Covid-19. ”Kami melakukannya sejalan dengan pembatasan, persyaratan, dan sekaligus relaksasi yang diberikan otoritas,” kata Yuri dalam konferensi pers UVJF 2021 di Kota Denpasar, Kamis.
UVJF 2021 diselenggarakan selama dua hari dan bertempat di Arma Ubud. Penonton dapat memilih opsi menonton secara langsung atau menonton melalui live streaming. Co-founder UVJF Anak Agung Anom Wijaya Darsana mengatakan, relaksasi yang diberikan pemerintah sebagai penanda kondisi pandemi Covid-19 yang melandai diharapkan memberi berkah bagi Bali yang mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.
Penyelenggaraan UVJF 2021 di Ubud, Gianyar, juga diharapkan dapat menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata dan ekonomi daerah di Bali, khususnya di Ubud.
UVJF 2021 akan diisi penampilan sejumlah musisi, baik tampil sebagai grup, duo, ataupun big band. Beberapa musisi yang akan mengisi perhelatan UVJF 2021, di antaranya, ialah Salamander Big Band, Indra Lesmana Group, Warman Sanjaya Quartet, Straight and Stretch, dan Krisna Darmawan serta Adien Fazmail.
Adien Fazmail mengatakan, kesempatan terlibat dan mengisi UVJF menjadi momen yang menarik. Musisi flamenco ini mengungkapkan, sebagai seniman, dirinya berharap dapat tampil dan bermain di hadapan penonton secara langsung.
”Sejak pandemi, banyak seniman tidak dapat tampil dan tidak ada job,” kata Adien. ”Namun, pandemi juga memberikan kesempatan dan waktu untuk berlatih. Saya tidak sabar untuk dapat main di Ubud Village Jazz nanti,” ujar Adien.