Sutjiati Kelanaritma Narendra Pulang untuk Harumkan Indonesia
Sutjiati, atlet senam asal Lampung, menyita perhatian publik setelah menyabet dua medali emas dan satu medali perak dalam cabang olahraga senam ritmik dalam PON Papua 2021.
Oleh
VINA OKTAVIA
·5 menit baca
Senyum Sutjiati Kelanaritma Narendra (17) tak berhenti mengembang saat menerima bunga dan ucapan selamat dari para tamu di rumahnya di Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Selasa (12/10/2021). Atlet senam ritmik itu baru saja pulang berlaga di Pekan Olahraga Nasional Papua 2021.
Sejumlah tamu yang hadir dalam acara syukuran kemenangan tak henti meminta berfoto dengan Sutjiati. Para tamu juga memuji prestasi putri pertama pasangan Indonesia-Amerika, Andy Narendra dan Christina, itu.
Sutjiati menyita perhatian publik setelah menyabet dua medali emas dan satu medali perak dalam cabang olahraga senam ritmik untuk Lampung. Dia meraih medali emas pada nomor bola dan pita simpai. Sementara medali perak diraih pada nomor semua alat.
Selain karena prestasinya, Sutjiati juga menjadi perbincangan karena pilihannya. Sebelumnya, dia merupakan atlet senam berbakat di Amerika Serikat. Dia lolos seleksi oleh USA Gymnastics, sebuah badan pengatur olahraga nasional di AS. Mewakili AS, Sutjiati telah mengikuti berbagai kejuaraan senam internasional.
Namun, Sutji—nama panggilannya—rela meninggalkan AS dan ikut pulang ke Lampung, kampung halaman sang ayah, pada akhir 2018. Sejak itu pula, ia ingin mengharumkan nama Lampung dan Indonesia di berbagai kejuaraan senam dunia.
Gadis kelahiran New York, 13 Februari 2004, itu memang lahir dan dibesarkan di Amerika Serikat. Dia menekuni senam ritmik sejak usia delapan tahun. Ketertarikan Sutjiati pada cabang olahraga itu muncul setelah dia menonton Olimpiade London 2012.
Demi mendukung keinginan putri sulungnya, Christina mendaftarkan Sutjiati ke sebuah klub senam di AS. Setiap hari, Christina mengantarkan anaknya berlatih hingga menjadi atlet senam.
Dia meraih medali pertama pada kejuaraan Regional Championship di Amerika Serikat pada 2015. Saat itu, Sutji mendapat medali perak untuk nomor semua alat. Adapun medali emas pertamanya diraih pada kejuaraan USA National Championships pada 2017.
Hingga kini, dia sudah mengikuti sembilan kali kejuaraan senam internasional di sejumlah negara, antara lain Uni Emirat Arab, Yunani, Bulgaria, dan Rusia. Sedikitnya ada 12 medali emas dan 7 medali perak yang dia dapat dari berbagai kejuaraan tersebut.
Kendati begitu, Sutji mengaku pengalaman pertamanya mengikuti PON Papua 2021 sangat berkesan. Dia tak menyangka mendapat dukungan yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. ”Doa dan dukungan masyarakat yang sangat banyak membuat saya terharu,” ujar Sutji berkaca-kaca.
Karena alasan itu pula, Sutjiati tak pernah menyesal pindah ke Indonesia. Rasa kebersamaan keluarga dan masyarakat di Indonesia membuat Sutji lebih menikmati hidup.
Ia senang karena pencapaiannya meraih medali emas dan perak untuk Lampung dihargai dan memberikan kebahagiaan bagi banyak orang. Itu membuat Sutji semakin bangga bisa mengharumkan nama Lampung dalam kejuaraan PON. Seusai berlaga di PON, Sutjiati bertekad memperkuat Indonesia dalam ajang SEA Games.
Kecintaannya pada Indonesia juga membuat Sutji kini lebih banyak berkomunikasi dengan bahasa Indonesia, termasuk dengan keluarganya. Meski baru kursus bahasa Indonesia saat di Bandar Lampung, Sutji amat lancar menggunakan bahasa Indonesia.
Di balik kesuksesan Sutjiati dalam PON Papua 2021, ada peran keluarga dan para pelatih senam di Lampung. Neneknya, Laila al-Khusna (63), turut membantu mengurus dokumen kewarganegaraan Sutji untuk bisa pulang ke Indonesia.
Laila rela datang langsung ke Kementerian Hukum dan HAM di Jakarta untuk mengurus dokumen kewarganegaraan cucunya. Laila pun meyakinkan petugas jika Sutjiati layak mendapat kewarganegaraan Indonesia. Selain memiliki seorang ayah keturunan Indonesia, Sutjiati juga akan menetap di Indonesia.
Apalagi, Sutjiati merupakan atlet berbakat yang telah mengikuti berbagai kejuaraan senam dunia. Dengan memiliki status kewarganegaraan Indonesia, Sutjiati tentu bisa mengharumkan nama Indonesia. ”Saya juga menunjukkan foto-foto dan video saat cucu saya mengikuti dan menang dalam kejuaraan senam,” kata Laila.
Setelah beberapa kali bolak-balik Lampung-Jakarta, Laila akhirnya mendapat kepastian bahwa cucunya bisa memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Setelah urusan dokumen kewarganegaraan selesai, dia langsung terbang ke Amerika Serikat untuk mengurus kepindahan Sutjiati dan dua adiknya bersama orangtua.
Laila juga mencarikan klub senam agar Sutjiati bisa melanjutkan latihan di Lampung. Dia tak ingin prestasi cucunya redup saat tinggal di Indonesia.
Di Kota Bandar Lampung, Sutjiati lalu bergabung dengan klub senam Idola dan dilatih oleh Yulianti, atlet senam andalan Indonesia periode 1991-2004.
Kemampuan senam Sutjiati memang sudah terasah di Amerika Serikat. Namun, Sutjiati harus tetap berlatih keras untuk mempertahankan keahliannya. Dalam sehari, dia latihan senam selama delapan jam.
Selain meningkatkan teknik senam, Sutjiati juga menjalani latihan fisik dan mental di Lampung. Pemerintah Provinsi Lampung juga menfasilitasi Sutjiati untuk mengikuti berbagai kejuaraan senam internasional demi mengasah mental bertandingnya.
Kesuksesan Sutjiati dalam PON Papua 2021 merupakan hasil dari kerja keras dan kedisiplinan selama latihan. Selain itu, Sutjiati juga menjaga pola makan agar tetap sehat dan bugar.
Saat ini, Sutjiati memang mempunyai dua kewarganegaraan, yakni Indonesia dan Amerika Serikat. Itu karena Sutjiati lahir di Amerika Serikat yang menganut asas ius soli (tempat kelahiran) dalam penentuan kewarganegaraan.
Namun, saat ditanya kelak akan memilih kewarganegaraan yang mana, Sutjiati tersenyum dan lugas menjawab, ”Tentu Indonesia,” ujarnya.