Tradisi Maulid Nabi di Keraton Kanoman Semarak meski Pandemi
Upacara Panjang Jimat sebagai puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kanoman, Kota Cirebon, Jawa Barat, berlangsung semarak, Selasa (19/10/2021) malam. Meskipun dibatasi, warga tetap antusias mengikutinya.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Upacara Panjang Jimat sebagai puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kanoman, Kota Cirebon, Jawa Barat, berlangsung semarak, Selasa (19/10/2021) malam. Meskipun tidak ada Pasar Mulud dan undangan terbatas karena pandemi Covid-19, warga tetap memadati tradisi berusia ratusan tahun itu.
Di Pendopo Jinem, tempat proses awal Panjang Jimat, misalnya, lebih dari 100 warga berkumpul sekitar pukul 20.00. Meskipun mengenakan masker, beberapa di antaranya sulit menjaga jarak. Selain membagikan masker, panitia juga beberapa kali mengingatkan pengunjung agar menegakkan protokol kesehatan.
Akan tetapi, semakin malam, antusias warga tidak terbendung. Apalagi, ketika Sultan Kanoman XII Raja Muhammad Emiruddin dan Patih Kanoman Pangeran Raja Muhammad Qodiran keluar dari Pendopo Jinem. Pengunjung berebut tempat untuk melihat dan memotret Sultan dan Patih.
Warga juga antusias saat Pawai Alegoris mengiringi Patih Qodiran dengan selawat. Rombongan terdiri, antara lain, atas pembawa tombak, lilin, hingga nasi jimat yang semuanya menyimbolkan prosesi kelahiran Nabi Muhammad.
Juru Bicara Keraton Kanoman Ratu Raja Arimbi Nurtina mengatakan, Panjang Jimat kali ini digelar terbatas karena pandemi Covid-19. Pasar Muludan yang biasanya berjejer di depan keraton, misalnya, tidak digelar.
”Kami juga mengimbau masyarakat untuk berdoa di rumah saja agar tetap mendapat berkah,” ucapnya.
Akan tetapi, acara Panjang Jimat tetap berlangsung semarak. Bahkan, beberapa pejabat hadir dalam kegiatan tersebut, seperti Ketua DPD La Nyalla Mattalitti dan Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati.
Ratu Arimbi berharap, Panjang Jimat yang terus dilestarikan selama ratusan tahun dapat menjadi media pengenalan masyarakat tentang kelahiran hingga wafatnya Nabi Muhammad SAW.
”Semoga pembelajaran ini diaplikasikan dan jadi berkah bagi kita semua,” ucapnya.
Panjang Jimat merupakan acara inti dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Panjang Jimat berasal dari dua kata, yakni ”panjang” yang artinya terus-menerus tanpa terputus, dan ”jimat” yang merupakan akronim dalam bahasa Jawa, siji kang dirumat (satu yang dipelihara). Artinya, umat Islam harus tetap berpegangan pada ajaran agama.
Ratu Arimbi mengatakan, selain mengingat Nabi Muhammad, peringatan Maulid juga diharapkan memberikan berkah kepada masyarakat, terutama kesehatan di tengaj pandemi. ”Sultan Kanoman XII Raja Muhammad Emirudin mengimbau masyarakat patuh protokol kesehatan,” katanya.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, Panjang Jimat bisa digelar dengan terbatas. Penanganan Covid-19 di Kota Cirebon juga membaik dengan diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2. Saat puncak penyebaran Covid-19, Kota Cirebon menerapkan PPKM level 4 atau berisiko tinggi penularan virus korona baru.
Meski demikian, menurut Eti, protokol kesehatan harus tetap dijalankan. ”Maulid di tengah pandemi ini mengajarkan banyak hal. Salah satunya, kita harus tetap bersabar menghadapi keadaan yang terjadi,” ucapnya.