Libatkan Komunitas Pete-pete, Kendari Kejar Target Vaksinasi Pelajar
Sejumlah upaya dilakukan untuk mempercepat capaian vaksinasi pelajar di Kendari. Menggandeng komunitas pete-pete, antusiasme pelajar mengikuti vaksinasi turut meningkat.
Oleh
Saiful Rijal Yunus
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terus berupaya untuk mengejar target capaian vaksinasi Covid-19 untuk pelajar di wilayah ini. Menggandeng komunitas pete-pete, sebutan untuk angkutan kota, animo pelajar turut meningkat mengikuti vaksinasi massal. Pemerintah membidik capaian vaksinasi mencapai target 80 persen pada akhir bulan ini.
Lebih dari 500 pelajar mengikuti vaksinasi massal di SMA Negeri 2 Kendari, Senin (18/10/2021). Mereka berasal dari sejumlah sekolah tingkat menengah pertama ataupun atas yang ada di sekitar wilayah Kecamatan Poasia. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kendari, Dinas Pendidikan Kendari, dan Badan Intelijen Negara Daerah Sultra.
Para pelajar ini didatangkan dengan angkutan kota (angkot), atau yang dikenal dengan nama pete-pete. Sebanyak 10 angkot ditugaskan mendatangi sekolah yang telah ditunjuk untuk menjemput pelajar hingga mengantar kembali ke lokasi masing-masing.
Wakil Kepala SMAN 2 Nur Aidah mengemukakan, vaksinasi massal ini untuk mempercepat capaian vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Dengan upaya itu, peserta vaksinasi melebihi perkiraan awal. Sedikitnya, hingga Senin siang, lebih dari 300 pelajar telah mengikuti vaksinasi dan diperkirakan terus bertambah.
”Siswa kami sudah 85 persen yang mengikuti vaksinasi tahap pertama. Sekitar 100 orang yang mengikuti vaksinasi saat ini. Sebagian besar peserta hari ini berasal dari sekolah lain, baik SMP maupun SMA, hingga siswa pondok pesantren yang memang didatangkan,” kata Nur Aidah.
Dengan capaian vaksinasi saat ini, ia melanjutkan, pihaknya optimistis pembelajaran bisa semakin maksimal ke depannya. Sebab, dengan proses pembelajaran tatap muka terbatas seperti saat ini, masih ada sejumlah kendala yang dihadapi, dari jaringan internet hingga kemampuan siswa menyerap pelajaran. Capaian vaksinasi yang tinggi menjadi salah satu faktor untuk pembelajaran tatap muka secara penuh.
Kasmawati, pelaksana observasi vaksinasi yang juga petugas Puskesmas Poasia, mengatakan, peserta vaksinasi kali ini melebihi target awal yang hanya 300 orang. Diperkirakan, total 500 pelajar mengikuti vaksinasi yang berlangsung hingga menjelang sore hari ini.
Hingga siang hari puluhan pelajar terlihat terus berdatangan ke lokasi vaksinasi massal di SMAN 2 Kendari. Para sopir angkot hilir mudik membawa pelajar dari berbagai lokasi sekolah yang telah ditentukan.
La Bolo, koordinator sopir angkot, menuturkan, pihaknya tergerak membantu pemerintah untuk mempercepat capaian vaksinasi pelajar di Kendari. Sebab, selama ini mobilitas pelajar terkendala untuk menuju lokasi vaksinasi yang ditunjuk pemerintah.
”Kami menyambut baik inisiatif pemerintah dalam mempercepat vaksinasi pelajar. Kami yang memiliki sumber daya, khususnya pete-pete, bisa membantu dalam melancarkan mobilitas pelajar,” katanya.
Kami berharap di akhir Oktober ini bisa mencapai 80 persen.
Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Sultra Brigadir Jenderal Raden Toto Oktaviana menuturkan, vaksinasi pelajar ini masih dalam rangkaian upaya percepatan vaksinasi yang dijalankan sebelumnya. Bersama Pemkot Kendari, pihaknya menggandeng komunitas angkot agar mempercepat mobilitas pelajar menuju lokasi vaksinasi.
Dengan angkot ini, ujarnya, antusiasme pelajar mengikuti vaksinasi tinggi. Diharapkan, capaian vaksinasi terus meningkat sehingga kekebalan bersama tercipta di masyarakat, sekaligus membantu saat pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kendari Muhdar Alimin mengutarakan, upaya percepatan vaksinasi terus dilakukan setiap hari. Berbagai upaya dan strategi dilakukan dengan melibatkan banyak pihak untuk memperlancar capaian tersebut.
”Sejauh ini, capaian vaksinasi pelajar dan remaja di Kendari di kisaran 72 persen. Khusus untuk pelajar di tingkat SMP sebanyak 60 persen. Kami berharap di akhir Oktober ini bisa mencapai 80 persen sehingga menjadi pendorong agar pembelajaran di wilayah ini bisa dilakukan secara penuh,” kata Muhdar.
Sejak awal September, ia menambahkan, pembelajaran tatap muka terbatas telah dilaksanakan di Kendari. Proses pembelajaran hanya dua kali sepekan untuk setiap kelas, dengan jumlah siswa terbatas dalam satu pertemuan.
Akan tetapi, masih terdapat sejumlah kendala di lapangan, khususnya terkait dengan penyerapan materi siswa dan kendala saat belajar virtual. Terlebih lagi saat ini pemerintah pusat tidak mengalokasikan bantuan kuota internet bagi siswa yang kurang mampu. Oleh sebab itu, pembelajaran secara penuh diharapkan bisa segera berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat.