Bidan Desa dan Kendaraan Vaksinasi Keliling, Senjata Sidoarjo Hadapi Warga Lansia
Bidan desa dan kendaraan vaksinasi keliling diandalkan sebagai senjata mengejar target cakupan vaksinasi di Sidoarjo agar bisa memenuhi asesmen menuju level 1 pada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Bidan desa dan kendaraan vaksinasi keliling dikerahkan untuk menuntaskan target vaksinasi Covid-19 terhadap warga lanjut usia di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini dilakukan untuk memenuhi asesmen level 1 pada kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, upaya preventif pengendalian pandemi Covid-19 di Sidoarjo terus diperkuat melalui akselerasi vaksinasi di semua lapisan masyarakat. Tujuannya tidak lain mempercepat terbentuknya kekebalan komunal agar aktivitas ekonomi masyarakat segera pulih.
Oleh karena itulah, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tidak berhenti dengan mengejar cakupan vaksinasi 70 persen dosis pertama. Vaksinasi Covid-19 dosis kedua juga terus ditingkatkan cakupannya. Demikian halnya dengan vaksinasi untuk warga lanjut usia (lansia) yang merupakan kelompok rentan terpapar Covid-19.
”Untuk penyuntikan vaksin dosis pertama, target 70 persen sudah terlampaui. Namun, vaksinasi dosis kedua dan vaksinasi bagi warga lansia masih menjadi pekerjaan rumah yang butuh konsistensi tinggi serta strategi khusus,” ujar Muhdlor Ali, Senin (18/10/2021).
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, vaksinasi dosis pertama di Sidoarjo sudah mencapai 1,170 juta penduduk atau 72,48 persen. Adapun vaksinasi dosis kedua mencapai 641.551 orang atau sekitar 39 persen. Sementara vaksinasi warga lansia masih 45 persen sehingga kurang 15 persen untuk mencapai syarat asesmen level 1 pada kebijakan PPKM.
Kekurangan 15 persen penyuntikan vaksin Covid-19 dengan sasaran warga lansia tersebut jumlahnya sekitar 24.000 orang. Secara angka, jumlah tersebut tidak banyak. Indikatornya, vaksinasi massal di Sidoarjo bisa menjangkau 5.000 peserta dalam sehari. Namun, dalam kasus warga lansia, kondisinya berbeda.
Muhdlor mengatakan, warga lansia memerlukan perlakuan khusus karena berbagai sebab, salah satunya faktor usia dan kondisi kesehatan, seperti adanya penyakit penyerta atau komorbid. Di sisi lain, keluarga warga lansia cenderung memberikan perlindungan yang kuat sehingga vaksinator kesulitan menjangkaunya.
Vaksinasi dosis kedua dan vaksinasi bagi warga lansia masih menjadi pekerjaan rumah yang butuh konsistensi tinggi serta strategi khusus.
Hal itu terjadi, salah satunya, karena masih ada kekhawatiran di masyarakat, vaksinasi Covid-19 bisa menyebabkan warga lanjut usia meninggal. Keluarga warga lansia juga mengkhawatirkan adanya kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) yang berpotensi mengancam kesehatan karena adanya komorbid.
Menyikapi hal itu, setidaknya dua upaya strategis ditempuh oleh Satgas Covid-19 Sidoarjo. Upayanya tidak lain mengerahkan semua bidan desa untuk bergerilya menemukan warga lansia yang belum tervaksin. Mereka juga harus mendekatinya secara persuasif untuk memberikan edukasi tentang manfaat vaksin.
Kepala Dinkes Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, terdapat 353 bidan desa yang tersebar di 18 kecamatan. Setiap bidan desa ini ditarget mendekati 10 warga lansia setiap hari sehingga diharapkan ada 3.500 tambahan penyuntikan dosis vaksin dalam sehari.
”Apabila hal itu bisa dicapai, dalam kurun waktu tujuh hari, target vaksinasi lansia sebanyak 24.000 orang bisa teratasi. Seiring tuntasnya vaksinasi Covid-19 pada warga lansia, cakupan akan meningkat sehingga syarat asesmen level 1 PPKM bisa dipenuhi,” kata Syaf Satriawarman.
Syaf menambahkan, tantangan vaksinasi Covid-19 di wilayahnya belakangan ini semakin tidak ringan. Salah satunya, sasaran penerima vaksinasi mulai bergeser ke desa-desa, bahkan daerah pinggiran kota yang taraf pendidikan masyarakatnya tidak setinggi di perkotaan. Butuh sosialisasi dan edukasi yang lebih intens agar mereka mau divaksin.
Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, beragam daya telah dikerahkan untuk menyisir warganya yang belum divaksin Covid-19. Contohnya, dengan memberikan bantuan paket bahan pokok. Bahkan, sejumlah desa menyediakan hadiah bagi peserta vaksinasi untuk merangsang animo warganya.
Sejumlah perusahaan yang beroperasi di Sidoarjo juga berpartisipasi dengan memberikan bantuan dana lewat program tanggung jawab sosial. Dana itu digunakan untuk membeli hadiah atau paket bahan makanan pokok yang akan dibagikan kepada warga yang bersedia divaksin.
Kepala Polresta Sidoarjo Komisaris Besar Kusumo Wahyu Bintoro menambahkan, pihaknya telah meluncurkan kendaraan vaksinasi keliling untuk memudahkan mobilitas vaksinator di desa-desa dan daerah pinggiran. Sebelumnya, hanya tersedia bus vaksinasi keliling.
”Bus ini kesulitan menjangkau perdesaan sehingga diluncurkan kendaraan yang lebih kecil. Total ada 2 sepeda motor, 7 mobil, dan 2 bus vaksinasi keliling yang siap menjemput bola ke rumah-rumah warga,” ucap Kusumo.
Keberadaan kendaraan vaksinasi keliling yang dilengkapi dengan tiga tenaga kesehatan dan dibekali 100 dosis vaksin setiap hari ini untuk menajamkan capaian vaksinasi saat ini. Permintaan kendaraan vaksinasi keliling tidak lagi dilakukan oleh kepala desa, tetapi di lingkup yang lebih kecil, yakni langsung dari ketua rukun warga atau rukun tetangga.