Wapres Amin Ucapkan Simpati atas Bencana Gempa di Bali
Wapres Amin menyampaikan, pemerintah akan membantu mengatasi dampak gempa bumi di Bali. Ia pun menginstruksikan jajaran terkait agar sigap menangani bencana ini dan mengimbau masyarakat agar tetap tenang.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pada hari kelima kunjungan kerja ke wilayah Indonesia timur, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan ucapan simpatinya atas bencana gempa bumi yang terjadi di Bali. Pemerintah dipastikan akan mengambil langkah untuk membantu para korban gempa. Wapres Amin meminta masyarakat untuk tetap tenang agar suasana dapat terus terkendali.
”Kita prihatin adanya gempa bumi di Bali dan pemerintah akan mengambil langkah untuk membantu korban. Masyarakat supaya tetap tenang. Semua (pihak) dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) supaya cepat melakukan antisipasi dibantu juga oleh TNI-Polri,” ujar Wapres seusai olahraga pagi di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Minggu (17/10/2021).
Mengawali kegiatan Minggu pagi di Kupang, NTT, Wapres Amin didampingi oleh Ibu Wury Ma’ruf Amin serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berolahraga pagi di Lantamal VII Kupang. Seusai berolahraga, Wapres beristirahat sejenak sambil menjawab beberapa pertanyaan dari wartawan.
Sebagai negara yang memiliki posisi geografis rawan gempa, Wapres Amin berpesan agar masyarakat selalu waspada setiap saat terhadap bencana yang mungkin terjadi.
Wapres Amin pun menyampaikan bahwa pemerintah akan mengambil langkah untuk membantu Pemerintah Provinsi Bali dalam memitigasi korban dan menyalurkan bantuan. Untuk itu, ia menginstruksikan kepada jajaran terkait agar sigap dalam menangani bencana ini dan mengimbau masyarakat agar tetap tenang dalam menghadapi musibah yang terjadi.
Sebagai negara yang memiliki posisi geografis rawan gempa, Wapres Amin berpesan agar masyarakat selalu waspada setiap saat terhadap bencana yang mungkin terjadi. ”Memang sebagai negara yang sering terjadi gempa, kita harus selalu siap menghadapi hal-hal seperti itu. Itu harapan saya,” kata Wapres Amin.
Gempa bumi bermagnitudo 4,8 terjadi di wilayah Karangasem, Bali, Sabtu (16/10/2021) pukul 03.18 WIB. Gempa itu memicu longsor sehingga menyebabkan tiga orang meninggal (Kompas.id, 16/10/2021).
Dalam keterangan tertulisnya, Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyebut bahwa guncangan gempa berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan kerusakan bangunan di wilayah Kabupaten Karangasem dan Bangli, Provinsi Bali.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menginformasikan penanganan darurat masih berlangsung. BPBD Karangasem menyebutkan, satu warga meninggal, sedangkan tujuh warga mengalami luka berat. Dampak guncangan di wilayah Kabupaten Bangli, dua warga meninggal dan telah dievakuasi ke puskesmas setempat.
Gempa juga memicu longsoran (landslide) dan reruntuhan batu (rockfall) di Kabupaten Bangli. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali Made Rentin mengatakan, proses evakuasi korban di Kabupaten Bangli sempat terhalang material longsoran dan runtuhan batu. Ada tiga titik longsoran dari Bukit Abang sehingga menghambat proses evakuasi melalui akses darat yang kemudian dijangkau melalui danau.
Berdasarkan asesmen oleh tim BPBD Provinsi Bali, kerugian materiil yang ditimbulkan akibat gempa bumi meliputi 9 rumah rusak berat, 1 candi roboh, 1 pura rusak berat, 9 pelinggih (bangunan suci) rusak, 1 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan, dan beberapa rumah rusak lainnya masih dalam pendataan.
Gempa juga memicu longsoran (landslide) dan reruntuhan batu (rockfall) di Kabupaten Bangli.
Guncangan kuat
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis bahwa gempa dengan magnitudo 4,8 berpusat di 8.32 LS dan 115.45 BT pada kedalaman 10 kilometer. Dilihat dari kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, wilayah Denpasar, Karangasem, dan Lombok Utara berada pada IV MMI, sedangkan Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Mataram III MMI.
Informasi yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menyebutkan, guncangan kuat dirasakan di beberapa wilayah. Menurut keterangan BPBD Kabupaten Bangli, guncangan gempa dirasakan kuat oleh warga selama 5 detik. Masyarakat panik dan berhamburan keluar rumah saat gempa terjadi. Guncangan juga dirasakan sedang hingga kuat selama 3 hingga 5 detik di Kabupaten Karangasem, sedangkan guncangan kuat selama 5 detik dirasakan di Kota Denpasar.
Berdasarkan analisis dari Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MKG) Wilayah III Denpasar, fenomena gempa bumi Bali dengan magnitudo 4,8 itu terjadi akibat aktivitas sesar lokal dan termasuk dalam kategori gempa bumi dangkal. ”Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal,” kata Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Agus Wahyu Raharjo, melalui keterangan tertulis.
Lebih lanjut disampaikan Abdul Muhari, Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar juga mencatat hingga Sabtu (16/10/2021) pukul 16.42 Wita, terjadi gempa bumi susulan (aftershock) sebanyak dua kali dengan magnitudo 3,8 dan 2,7 yang dirasakan di Karangasem. ”Masyarakat diimbau untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. Di samping itu, warga diharapkan tidak terpancing oleh informasi hoaks, khususnya yang beredar di media sosial,” ujarnya.
Berdasarkan kajian risiko dari InaRisk BNPB, wilayah Provinsi Bali memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi terhadap potensi ancaman gempa bumi. InaRisk menyebutkan, ada sembilan kabupaten yang memiliki potensi risiko tersebut.
Apabila melihat kajian lebih mendalam, Kabupaten Bangli, khususnya di Desa Trunyan, sebagai salah satu wilayah terdampak gempa bumi dengan magnitudo 4,8, tercatat memiliki potensi gempa bumi dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi. Potensi itu juga dimiliki oleh wilayah lain, seperti Kecamatan Kintamani, Tejakula, dan Rendang.
Untuk potensi bahaya tanah longsor, Desa Trunyan, khususnya yang berada di timur laut Danau Batur, masuk dalam kategori tinggi. Demikian pula wilayah penyangga lainnya, seperti Kecamatan Rendang dan Tejakula.
Merujuk pada informasi dan hasil asesmen serta analisis dari BMKG dan InaRisk, BNPB meminta agar masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dan selalu waspada adanya potensi gempa bumi susulan. Hal yang sama untuk potensi longsor, mengingat kawasan terdampak saat ini mungkin masih labil.