Pembukaan Akses ke Lokasi Terdampak Gempa di Bangli Terus Diupayakan
Jalan darat ke Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, yang terdampak bencana longsor akibat gempa bumi pada Sabtu (16/10/2021), masih terputus hingga Minggu (17/10/2021). Pembukaan jalan terus diupayakan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
BANGLI, KOMPAS — Hingga Minggu (17/10/2021), akses jalan darat ke Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, yang terdampak bencana longsor akibat gempa pada Sabtu (16/10/2021), masih terputus. Pemerintah dibantu TNI dan Polri terus berupaya membuka jalan yang tertimbun material longsor.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli I Ketut Gede Wiradana mengatakan, dari delapan titik longsor yang menutup akses jalan darat dari dan menuju Desa Trunyan, baru dua lokasi yang dapat dibersihkan. Kedua lokasi itu berada di wilayah Desa Buahan. Alternatif lain untuk menjangkau lokasi terisolasi, yakni menyeberangi Danau Batur.
”Kami dibantu pihak TNI dari Kodam IX/Udayana dan dari Dinas Pekerjaan Umum yang sudah mendatangkan peralatan berat untuk membuka jalan,” kata Wiradana di Pos Lapangan Penanganan Bencana Darurat Gempa Bumi Kabupaten Bangli di Dermaga Kedisan, Kintamani, Minggu (17/10/2021).
Wiradana menambahkan, mereka juga sudah dibantu TNI Angkatan Laut di Denpasar yang mengirimkan perahu karet untuk membantu pendistribusian logistik maupun menyeberangkan personel dan warga dari dan menuju Desa Trunyan.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito menyatakan akan membantu jajaran BPBD setempat untuk mempercepat pembukaan akses jalan darat.
Dalam kunjungannya di Pos Lapangan Dermaga Kedisan, Minggu sore, Ganip juga menyatakan BNPB berterima kasih dan mengapresiasi dukungan dan bantuan jajaran TNI dan Polri dalam menangani dampak gempa bumi tersebut.
Ganip juga menyerahkan bantuan BNPB, antara lain, berupa tenda keluarga, paket lauk pauk dan makanan siap saji, dan paket tambahan gizi, serta masker, kepada Pemkab Bangli. Bantuan diterima Sekretaris Daerah Kabupaten Bangli Ida Bagus Giri Putra di Pos Lapangan Dermaga Kedisan.
Kedatangan Ganip, yang didampingi Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, juga disambut Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra dan Kepala Staf Kodam IX/Udayana Brigadir Jenderal TNI Harfendi.
Adapun bantuan dari berbagai pihak, antara lain, dari Pemprov Bali, Polda Bali, partai politik, perbankan, dan badan usaha milik negara (BUMN) di Bali, termasuk dari Pelindo III, sudah tiba di Pos Lapangan Dermaga Kedisan. Bantuan pun didistribusikan kepada warga yang terdampak longsor dan gempa di Desa Trunyan dan sekitarnya.
Sebelum ke Bangli, Ganip bersama rombongan dari BNPB dan BPBD Provinsi Bali juga meninjau pos penanganan bencana darurat di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Dalam kunjungan ke desa yang juga terdampak gempa pada Sabtu itu, Ganip menyampaikan ucapan duka yang mendalam bagi warga yang terdampak bencana dan memastikan seluruh kebutuhan dasar para korban terpenuhi.
Gempa bumi berkekuatan M 4,8 mengguncang Bali pada Sabtu (16/10/2021) dini hari. Selain dirasakan di seluruh Bali, getaran gempa juga sampai ke wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Gempa tektonik yang dipicu aktivitas sesar lokal ini juga menimbulkan kerusakan dan mengakibatkan korban jiwa, terutama di wilayah Bangli dan Karangasem. Tiga korban meninggal dan sedikitnya 89 orang mengalami cedera.
Hasil pendataan sementara hingga Minggu (17/10/2021) pukul 16.00 Wita, lebih dari 1.000 rumah di Bangli dan di Karangasem dilaporkan mengalami kerusakan.
Dalam laporan BPBD Provinsi Bali disebutkan, gempa mengakibatkan kerusakan di tiga desa di Kecamatan Kintamani, Bangli; dan enam desa di empat kecamatan di Karangasem. Pemerintah Kabupaten Karangasem sudah menetapkan status tanggap darurat mulai Sabtu (16/10/2021) sampai Jumat (22/10/2021).
Adapun Sekretaris Daerah Kabupaten Bangli Ida Bagus Giri Putra mengatakan, jajaran Pemkab Bangli masih memverifikasi dampak gempa di wilayah Bangli. Giri Putra menyatakan, pemerintah akan menanggung biaya perawatan bagi para korban luka yang masih berada di rumah sakit.
Masyarakat harus dilatih dan disiapkan mengenal dan mengetahui potensi bencana di wilayahnya.
Sementara Ganip mengatakan, kajian risiko dari InaRisk BNPB sudah memetakan potensi dan kerawanan bencana di Indonesia, termasuk potensi ancaman gempa bumi di Bali. BNPB juga sudah menjalankan program Desa Tangguh Bencana, yang di antaranya memberikan edukasi dan menyiapkan masyarakat untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko kebencanaan.
Berdasarkan kajian risiko InaRisk BNPB terkait potensi bencana gempa bumi di wilayah Bali, seluruh daerah di Bali dinilai memiliki potensi risiko bencana gempa dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi.
Dari kajian risiko yang lebih mendalam dan dikaitkan dengan dampak gempa pada Sabtu (16/10/2021), InaRisk memetakan Kabupaten Bangli, khususnya di Desa Trunyan dan Kecamatan Kintamani, juga memiliki potensi bahaya tanah longsor. Begitu pula beberapa wilayah penyangganya, misalnya, Kecamatan Tejakula di Kabupaten Buleleng dan Kecamatan Rendang di Kabupaten Karangasem.
Terkait kajian risiko dari InaRisk tersebut, Ganip mengatakan, masyarakat harus dilatih dan disiapkan mengenal dan mengetahui potensi bencana di wilayahnya. Bali, menurut Ganip, menjadi semacam laboratorium untuk menguji ketangguhan masyarakatnya memitigasi bencana alam.
Ganip menambahkan, kemampuan Bali dalam menanggapi dan menangani bencana alam tersebut juga akan disampaikannya dalam penyelenggaraan forum kebencanaan dunia PBB atau Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang direncanakan digelar di Bali tahun 2022.