Pulihkan Ekonomi Rakyat, ASN di Kota Malang Didorong ”Sobo Pasar”
Aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, diajak untuk berbelanja di pasar tradisional melalui kegiatan Sobo Pasar. Hal itu diharapkan bisa mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, kembali diajak untuk Sobo Pasar tradisional. Aksi bersama berbelanja di pasar tradisional itu diharapkan bisa menjadi jalan mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Berkunjung dan kembali berbelanja di Pasar Tawangmangu, Kota Malang dilakukan para pejabat Pemkot Malang pada Jumat (15/10/2021) pagi. Wali Kota Malang Sutiaji, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, para kepala dinas, dan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) Pemkot Malang berbelanja di pasar tradisional di Kecamatan Lowokwaru tersebut.
Selain berbelanja sayur dan makanan, mereka juga terlihat memantau penerapan protokol kesehatan di pasar tersebut. Sutiaji tampak membeli sayuran, daging, dan ketela pohon. Adapun Sofyan Edi membeli jajan pasar, bawang merah, dan bawang putih.
”Sekarang ini kami tekankan kepada ASN untuk belanja kembali ke pasar, sambil melihat prokes di sana. Saya ingin ingatkan kembali, sekaligus menekankan apa yang pernah Pemkot Malang programkan. ASN harus memberikan contoh melalui gerakan belanja ke pasar rakyat,” kata Sutiaji.
Selain berbelanja di pasar, Sutiaji berharap ASN turut mengawasi penerapan protokol kesehatan di pasar-pasar tradisional. Hal itu diharapkan menjadi jalan pengendalian pandemi sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi.
Menurut Sutiaji, jumlah ASN di Kota Malang 6.000-7.000 orang. Jika setiap hari atau sepekan sekali setiap ASN membelanjakan Rp 20.000-Rp 50.000, perputaran uang di pasar tradisional akan luar biasa. ”Ketika perputaran uang tersebut untuk saudara kita di pasar rakyat, nanti yang merasakan juga masyarakat sendiri. Karena PAD kita juga dari rakyat, sebaiknya dibelanjakan ke rakyat juga,” katanya.
Sutiaji berharap gerakan tersebut dapat berkembang luas di masyarakat dan tidak terbatas hanya pada ASN. ”Selain ekonomi bergulir, dengan berbelanja ke pasar rakyat, kita juga akan menyerap nilai-nilai budaya di sana. Ini salah satu media penguat nilai-nilai kebangsaan,” katanya.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Yunan Saifullah mengatakan, pemulihan ekonomi dengan aksi Sobo Pasar sebaiknya tidak sekadar terjebak pada kebijakan aksiomatik atau semu. ”Berkunjung ke pasar dan berbelanja di sana baik. Setidaknya ekonomi di sana berputar. Namun, harus diperkuat dengan pendataan. Bagaimana kondisi pedagang di sana, suplai dan demand, dan seterusnya. Dengan demikian, kebijakan itu tidak hanya sekadar pencitraan, tetapi bisa berkesinambungan dan tepat sasaran,” kata Yunan.
Adapun kondisi perekonomian di Malang, berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia Malang triwulan III-2021, mengindikasikan kegiatan usaha masih menunjukkan optimisme kendati mengalami sedikit pelambatan. BI Malang mencatat pelambatan kinerja terdalam pada triwulan III-2021, dialami sektor konstruksi (-6,79 persen), sektor industri pengolahan (-3,78 persen), serta transportasi pergudangan dan komunikasi (-1 persen).
”Hal ini disebabkan penularan Covid-19 yang kembali meningkat pascalibur Lebaran, yang mendorong pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Malang Raya pada Juli 2021 dan dilanjutkan PPKM berlevel. Dampak PPKM dirasakan sektor konstruksi yang terpantau menggunakan utilitas secara terbatas,” kata Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan BI Malang Cecilia Melly AH dalam keterangan tertulis, beberapa waktu lalu.
Meski begitu, tetap ada sejumlah sektor usaha yang tumbuh, yaitu pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan (2,88 persen); perdagangan, penyediaan akomodasi dan makan minum (1,51 persen); serta jasa keuangan dan jasa perusahaan (0,38 persen).
Selain itu, hasil survei BI Malang juga mengindikasikan kondisi keuangan dunia usaha secara umum masih terjaga. Hal ini terlihat dari kondisi likuiditas perusahaan yang menunjukkan peningkatan saldo bersih (SB) sebesar 9,38 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumya yang tercatat 7,04 persen.
Kredit perbankan di wilayah kerja Bank Indonesia Malang per Agustus 2021 pun tumbuh sebesar 1,62 persen (year on year/yoy). Kontribusi terbesar dari pertumbuhan tersebut berasal dari kredit investasi yang tumbuh sebesar 2,41 persen (yoy), disusul kredit konsumsi yang tumbuh 1,91 persen (yoy), dan kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 1,12 persen (yoy).