OJK Fokuskan Penyaluran KUR ke Sektor Pertanian di Sisa 2021
OJK memfokuskan penyaluran KUR selama sisa 2021 ke sektor pertanian. Pembentukan kluster-kluster usaha pertanian akan dilanjutkan di berbagai daerah demi menjamin pemasaran hasil bumi yang dipanen petani.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Otoritas Jasa Keuangan memfokuskan penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR selama sisa 2021 ke sektor pertanian. Pembentukan kluster-kluster usaha pertanian akan dilanjutkan di berbagai daerah demi menjamin pemasaran hasil bumi yang dipanen petani.
Dalam kunjungan ke Manado, Sulawesi Utara, Jumat (15/10/2021), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, kebijakan ini adalah upaya untuk mengompensasi penurunan aktivitas ekonomi akibat pandemi Covid-19. Salah satu sektor yang masih bisa dikembangkan adalah pertanian.
”Potensi besarnya terletak di daerah. Ada ratusan, bahkan mungkin ribuan hektar lahan tidur yang subur, tetapi belum tergarap. Kalau kita bisa kerjasamakan dengan perusahaan yang punya teknologi dan pengetahuan untuk menjadikan produk-produk hilir yang siap ekspor, hasilnya akan luar biasa,” kata Wimboh.
OJK punya target Rp 253 triliun untuk penyaluran KUR tahun ini. Mau diberikan ke siapa?
Di Minahasa, OJK baru saja meresmikan kluster pengolahan serai wangi yang terdiri dari 192 petani, peternak sapi, serta koperasi pusat pengolahan minyak wangi. Semuanya menjadi debitor yang menerima Rp 12 juta dari program KUR Bank Sulut Gorontalo (BSG) untuk menggarap setiap hektar kebun serai wangi yang dimiliki.
Per September 2021, realisasi KUR di Sulut telah mencapai 70,76 persen dari target tahun ini, tepatnya Rp 1,55 triliun. Dari seluruh jumlah itu, Rp 282 miliar atau 18,21 persen disuntikkan ke sektor pertanian dengan sekitar 10.000 debitor.
Sementara itu, di Gorontalo, realisasi KUR telah mencapai Rp 963,18 miliar, termasuk Rp 261,92 miliar untuk sektor pertanian dengan total 10.498 penerima kredit. Jumlah itu terus meningkat seiring peresmian kluster pertanian jagung, padi, dan peternakan sapi di Kabupaten Gorontalo, awal pekan ini.
Ekosistem usaha pertanian serupa telah dibentuk di beberapa daerah lain, seperti kluster perkebunan avokad di Malang dan porang di Mojokerto. OJK memperkirakan masih ada hampir 190 kluster yang dapat dikembangkan dengan jumlah penerima KUR sebanyak 35.082 orang.
”OJK punya target Rp 253 triliun untuk penyaluran KUR tahun ini. Mau diberikan ke siapa? Kalau kepada toko kelontong yang sudah pernah diberi KUR, tidak akan memberikan nilai lebih kepada ekonomi kita. Sebaliknya, kalau kita salurkan ke pertanian, lapangan kerja akan makin luas dan kesejahteraan rakyat meningkat,” kata Wimboh.
Kluster-kluster itu berbasis pada konsep hilirisasi dengan menyediakan pembeli (offtaker) hasil bumi agar para petani tidak takut untuk mengambil kredit. Di samping itu, petani juga akan dibina dalam hal metode penanaman serta pembibitan.
Per Agustus 2021, kredit perbankan tumbuh 1,16 persen dari Agustus 2020 berkat, salah satunya, perbaikan permintaan kredit dunia usaha. Wimboh berharap pertumbuhan kredit tahun pada akhir tahun 2021 bisa mencapai 5 persen, sementara produk domestik bruto menyentuh 4 persen. ”Kalau sudah, 2022 ekonomi kita bisa takeoff, kembali normal,” ujarnya.
Herli Walandouw, pemimpin koperasi Maesa Maju Jaya yang menaungi ratusan petani serai wangi di Minahasa, menilai fasilitas KUR yang diberikan kepada kluster usaha tani sangat mudah dan cepat karena lebih terfokus daripada petani yang mengambil kredit secara individual. Plafonnya pun sangat tinggi, hingga Rp 100 juta tanpa agunan.
”Angsuran pertama pun bisa dibayarkan sebulan setelah panen, sedangkan kami bisa panen tiga kali setahun, kemudian empat-lima kali tahun berikutnya. Bibit pun cuma sekali ditanam dan bisa bertahan hingga tujuh tahun. Petani bisa sangat diuntungkan, apalagi buyer-nya jelas,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan, percepatan pertumbuhan ekonomi lewat pengembangan sektor pertanian tepat dilaksanakan di Sulut. Hal ini sesuai dengan struktur produk domestik regional bruto (PDRB) Sulut yang ditopang sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan sebesar 20,87 persen selama triwulan kedua 2021.
Dalam periode itu, pertumbuhan sektor tersebut sebesar 2,76 persen. Pemprov Sulut pun menggencarkan pertanian dengan gerakan Marijo Bakobong (Mari Berkebun) yang ditopang bantuan premi asuransi usaha tani padi dan ternak sapi serta pemberian KUR dan kredit usaha tani.
Nilai ekspor pertanian Sulut selama Januari-Juli 2021 mencatatkan pertumbuhan 122,99 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 3,22 triliun. Olly mengatakan, capaian ini ditopang salah satunya oleh adanya penerbangan kargo sepekan sekali antara Manado dan Tokyo untuk membawa produk-produk perikanan dan pertanian Sulut.
Olly pun menyatakan tetap fokus pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang saat ini berjumlah 586.589 unit di Sulut. Pada 2020, sebanyak 146.052 unit usaha menerima bantuan produktif usaha mikro (BPUM) sebesar Rp 2,4 juta. Pada 2021, jangkauannya meningkat menjadi 165.788 unit usaha, tetapi besaran yang dibagikan hanya Rp 1,2 juta.
Bupati Minahasa Royke Roring pun mendukung program pembentukan kluster usaha pertanian, terutama yang ada di wilayahnya. Namun, masih terdapat beberapa masalah yang dapat menghambat, seperti kuota pupuk yang terbatas. Di samping itu, para petani di daerahnya masih kesulitan mengakses pupuk bersubsidi.
”Padahal, harga pupuk (urea) kalau beli sendiri bisa Rp 64.000 per 50 kilogram, sedangkan kalau subsidi bisa Rp 18.000. Ini menjadi beban berat bagi petani, dan saya harap pemerintah pusat bisa mengawasi distribusinya secara ketat,” kata Royke.