Kasus Covid-19 Menurun, Keyakinan Konsumen di Cirebon Membaik
Perekonomian di Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai membaik seiring penurunan jumlah kasus Covid-19. Hal itu tampak dari Indeks Keyakinan Konsumen yang meningkat pada bulan September 2021 dibandingkan Agustus.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen di wilayah Cirebon menunjukkan peningkatan pada September 2021 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Indikator perbaikan ekonomi daerah ini sejalan dengan penurunan kasus Covid-19 yang diiringi pelonggaran kegiatan masyarakat.
Berdasarkan hasil survei Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Bank Indonesia Kantor Perwakilan Cirebon, nilai keyakinan konsumen pada September 2021 berada di level 96,28. Angka ini naik 15,96 poin dibandingkan dengan Agustus yang berada di level 80,32. Nilai keyakinan konsumen di Cirebon bahkan lebih tinggi secara nasional, yakni level 95,5 pada periode serupa.
Keyakinan konsumen menggambarkan perkembangan konsumsi rumah tangga, persepsi konsumen terhadap perkembangan harga, dan kondisi keuangan rumah tangga. ”Keyakinan konsumen mulai menunjukkan perbaikan meski masih di bawah indeks optimistis,” ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Cirebon Bakti Artanta dalam keterangannya, Jumat (15/10/2021).
Nilai IKK di atas level 100 berarti konsumen optimistis dengan kondisi perekonomian. Sebaliknya, konsumen pesimistis jika nilainya di bawah 100. Meski demikian, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terpantau menguat, yakni dari level 99,1 pada Agustus menjadi 119,04 bulan lalu.
Perbaikan kondisi ekonomi juga tampak dari survei penjualan eceran oleh BI Kantor Perwakilan Cirebon. Penjualan perlengkapan rumah tangga, misalnya, melonjak 63,66 persen pada September dibandingkan dengan bulan Agustus. Begitu pula dengan perdagangan kendaraan yang naik hingga 59,77 persen.
”Omzet penjualan eceran diperkirakan tumbuh 28,71 persen pada September,” lanjut Bakti. Akan tetapi, pertumbuhan beberapa sektor perdagangan masih negatif. Makanan, minuman, dan tembakau, misalnya, tumbuh minus 7,5 persen pada September dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penjualan barang budaya dan rekreasi juga minus 54,2 persen pada periode yang sama.
Bakti menilai, pemulihan ekonomi di wilayah Cirebon terjadi seiring pengendalian Covid-19 yang membaik. Saat ini, Kota Cirebon menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2, turun dari level 3 sebelumnya. Cirebon kini memberlakukan pembelajaran tatap muka, membuka tempat bermain, serta sektor lain dengan ketentuan.
Adapun kasus Covid-19 aktif di Kota Cirebon kini tersisa dua orang. Jumlah warga yang sembuh kini mencapai 12.263 orang, sedangkan kasus positif Covid-19 yang meninggal sebanyak 526 orang. Agustus lalu, Kota Cirebon masuk PPKM level 4 dengan kasus aktif lebih dari 1.300 pasien.
Pajak daerah
Laju penyebaran Covid-19 yang mulai terkendali juga berdampak pada pendapatan daerah. ”Secara kasatmata, bus pariwisata sudah datang ke Cirebon. Hotel dan rumah makan mulai ramai. Pajak daerah juga meningkat,” kata Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Cirebon Arif Kurniawan.
Laman BKD Kota Cirebon pada Jumat siang mencatat, pendapatan pajak daerah mencapai Rp 130 miliar atau 67,95 persen dari target Rp 192 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan dengan awal September yang capaiannya baru 54,57 persen.
Meski demikian, Arif pesimistis target Rp 192 miliar dapat terwujud. Apalagi, hanya tersisa dua bulan lagi untuk mengejar sekitar 33 persen. ”Terus terang tidak akan terkejar (target pajak). Kondisi ini berat,” ujarnya.
Itu sebabnya, pihaknya telah membuat surat edaran kepada satuan kerja perangkat daerah agar belanja dinas terkait tidak lebih dari 70 persen. ”Kami sudah berupaya menambah pajak daerah. Semoga tidak ada gelombang Covid-19 ketiga agar perekonomian pulih,” ujarnya.