Dukung Kesehatan Mental, Jabar Buka Layanan Konsultasi Jiwa Daring
Tekanan psikologis masyarakat Jawa Barat meningkat akibat pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi Jabar kini menambahkan fitur konsultasi jiwa daring pada aplikasi Pikobar.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini menyediakan layanan kesehatan jiwa secara daring. Dapat diakses gratis di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar, layanan ini dinamakan Konsultasi Jiwa Online.
Di Jabar, pandemi Covid-19 ikut mendatangkan kecemasan di berbagai sektor sehingga meningkatkan tekanan psikologis masyarakat. Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jabar, pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) meningkat 20 persen sepanjang 2020.
Pasien berasal dari sejumlah daerah, beberapa di antaranya dari sentra industri besar, seperti kawasan Bandung Raya. Hilangnya penghasilan warga akibat pandemi dinilai menjadi salah satu faktor bertambahnya pasien ODGJ.
”Banyak masyarakat cemas dan khawatir. Sementara stigma terhadap fasilitas kesehatan jiwa masih kerap ditemui. Hal ini berdampak pada masyarakat yang kesulitan mengenali masalah kesehatan jiwanya,” ujar Direktur RSJ Provinsi Jabar Elly Marliyani di Bandung, Senin (11/10/2021).
Untuk meringankan beban itu, Elly mengatakan, Pemprov Jabar kini menyediakan Konsultasi Jiwa Online (KJOL) lewat Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar). Sebelumnya, Pikobar diluncurkan awal Maret 2020 untuk mendukung keterbukaan informasi terkait pandemi Covid-19.
Layanan KJOL dapat diakses secara gratis. Setelah mengakses Pikobar Menu Hotline, warga bisa memilih Informasi Layanan Isoman. Warga kemudian bisa melanjutkannya dengan membuka layanan Telekonsultasi Jiwa Online.
Elly menuturkan, melalui fitur KJOL, warga dapat berkonsultasi dengan tim psikolog dan psikiater RSJ Provinsi Jabar. Tim tersebut akan membantu mengidentifikasi kepribadian dan gejala gangguan kesehatan jiwa yang dirasakan warga selama isolasi mandiri.
”Kami berharap masyarakat lebih menyadari dan memahami pentingnya pemeliharaan kesehatan jiwa lewat layanan ini,” katanya.
Dokter spesialis kejiwaan Rumah Sakit Melinda 2 Bandung, Teddy Hidayat, menyebutkan, pandemi mendatangkan kecemasan bagi sejumlah orang, termasuk anak muda. Kecemasan muncul saat mereka mulai membandingkan kondisi dan pencapaian saat pandemi dan sebelumnya. Hal ini melahirkan kekecewaan dan kecemasan karena hal-hal yang tidak memuaskan.
”Gangguan jiwa yang paling berpotensi itu depresi. Bosan menjalani kegiatan saat pandemi karena adanya pembatasan. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan pengelolaan kejiwaan menyeluruh. Salah satunya berkonsultasi dengan dokter kejiwaan,” katanya.