Antisipasi ”Refocusing”, Kota Cirebon Tambah Dana Tak Terduga Covid-19
Pemkot Cirebon, Jawa Barat, menyiapkan anggaran belanja tak terduga Rp 83 miliar untuk penanganan Covid-19 pada 2022. Selain kesehatan, dana itu juga digunakan untuk pemulihan ekonomi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Belanja tak terduga untuk penanganan Covid-19 di Kota Cirebon, Jawa Barat, melonjak menjadi Rp 83 miliar pada 2022. Selain mengikuti anjuran pemerintah pusat, kebijakan tersebut juga mengantisipasi penataan ulang atau refocusing anggaran di tengah jalan seperti tahun sebelumnya yang berpotensi mengganggu program lain.
Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Cirebon Arif Kurniawan mengatakan, anggaran belanja tak terduga (BTT) meningkat dari sekitar Rp 4,2 miliar pada 2021 menjadi Rp 83 miliar pada tahun depan. ”Permendagri meminta pemda mengalokasikan minimal 5 persen dari total APBD sebelumnya,” ujarnya, Senin (11/10/2021), di Cirebon.
Hal ini sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022. Di Kota Cirebon, 5 persen dari APBD sekitar Rp 75 miliar. Namun, pihaknya menambahkan anggaran hingga Rp 83 miliar.
”BTT ini untuk penanganan Covid-19 supaya enggak ada lagi refocusing (penataan fokus) anggaran. Nanti kalau enggak ada BTT, anggaran dinas dipotong lagi,” ujarnya.
Selama pandemi, Pemkot Cirebon telah melakukan empat kali refocusing ditambah satu kali perubahan anggaran. Selain memakan waktu, proses ini juga mengganggu program dinas terkait.
Dengan BTT, lanjutnya, pemerintah mempunyai pendanaan pasti terkait penanganan pandemi. Selain kesehatan, BTT juga bakal digunakan untuk pemulihan ekonomi. Adapun pengajuan BTT dilakukan satuan perangkat kerja daerah dan pencairannya melalui rekening khusus.
Arif berharap tidak ada lagi lonjakan penyebaran Covid-19 tahun depan. Sebelumnya, refocusing digunakan untuk membiayai tes Covid-19 hingga hotel isolasi pasien. ”Kami berharap tidak ada refocusing lagi. Namun, kalau BTT habis, ya refocusing lagi,” ucapnya.
Saat ini, penyebaran Covid-19 di Kota Cirebon cukup terkendali. Pada 5-18 Oktober 2021, pemkot menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 atau turun dibandingkan level 3 dua pekan sebelumnya. Semakin rendah level PPKM menggambarkan penanganan Covid-19 membaik.
Sekali lagi, ini adalah keberhasilan semua elemen. Kita jangan sampai kalah oleh Covid-19.
Dalam PPKM level 2, supermarket dan pasar dibuka dengan kapasitas 75 persen hingga pukul 21.00. Begitu pun dengan restoran serta pedagang kaki lima yang mengharuskan maksimal 50 persen pengunjung. Tempat wisata dan pembelajaran tatap muka juga telah dibuka dengan ketentuan.
Meski demikian, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis meminta masyarakat tidak lengah dan tetap menjaga protokol kesehatan. ”Sekali lagi, ini adalah keberhasilan semua elemen. Kita jangan sampai kalah oleh Covid-19. Prokes (protokol kesehatan) terus dijaga supaya sehat dan ekonomi kembali pulih,” ujarnya.
Hingga kini, masih terdapat tiga pasien Covid-19 di Kota Cirebon yang menjalani isolasi. Adapun total kasus terkonfirmasi sejak 2020 hinggi kini mencapai 12.791 orang dengan korban meninggal dunia 526 orang serta 12.262 orang sembuh.