Kota Magelang Buka Layanan Vaksinasi Covid-19 di Fasilitas Publik
Pemerintah Kota Magelang akan membuka layanan vaksinasi gratis di fasilitas publik. Layanan ini terbuka bagi semua warga, termasuk warga luar Kota Magelang.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, bakal membangun unit layanan vaksinasi di sejumlah fasilitas publik. Tidak hanya melayani warga Kota Magelang, layanan tersebut terbuka bagi warga mana pun yang merasa membutuhkan vaksinasi. Hal ini demi mempercepat tercapainya kekebalan kelompok.
”Karena vaksinasi adalah hak semua orang, layanan vaksinasi harus disiapkan di fasilitas publik yang mudah diakses siapa saja,” ujar Wali Kota Magelang Nur Aziz, Jumat (8/10/2021). Layanan vaksinasi tersebut akan diberikan secara gratis.
Lokasi pertama yang akan dipilih menjadi tempat layanan vaksinasi adalah Alun-alun Magelang. Dengan memilih lokasi tersebut, warga yang sekadar melintas atau yang memang datang berkunjung bisa langsung memanfaatkan layanan tersebut.
Sekalipun pasokan vaksin yang diterima sering kali sangat terbatas, Aziz mengatakan, pihaknya optimistis masih bisa mendapatkan tambahan vaksin untuk kebutuhan layanan vaksinasi di fasilitas publik tersebut. ”Kami masih tetap berpeluang mendapatkan tambahan vaksin dari jajaran TNI-Polri,” ujarnya.
Upaya membuka layanan vaksinasi di ruang publik tanpa memperhatikan domisili didasari kesadaran bahwa Kota Magelang sering menjadi daerah persinggahan sekaligus tempat bekerja warga dari daerah sekitar, seperti Kabupaten Magelang dan Temanggung. ”Kami sadar harus melayani warga luar kota,” ujar Aziz.
Saat ini, capaian vaksinasi di Kota Magelang sudah mencapai lebih dari 50 persen. Untuk meningkatkan capaian, pemerintah setempat terus berupaya mendata warga yang belum tervaksinasi. Mereka diarahkan segera divaksinasi di fasilitas kesehatan terdekat.
Upaya membuka layanan vaksinasi di ruang publik didasari kesadaran bahwa Kota Magelang sering menjadi daerah persinggahan sekaligus tempat bekerja warga dari daerah sekitar, seperti Kabupaten Magelang dan Temanggung.
Saat ini, perkembangan kasus Covid-19 di Kota Magelang terbilang landai. Hal ini, antara lain, terlihat dari tidak adanya kasus Covid-19 baru dan kasus kematian selama tiga pekan terakhir.
Kendati demikian, Aziz mengatakan, pihaknya tetap berupaya menjalankan pembatasan dalam berbagai aktivitas. Kebijakan ini akan dimulai dengan menerapkan penapisan melalui aplikasi Peduli Lindungi di kantor-kantor pemerintah.
Namun, penerapan aplikasi ini, menurut dia, masih sulit dilakukan di tempat publik seperti pasar tradisional. ”Penerapan aplikasi Peduli Lindungi susah dilakukan di pasar karena tidak semua pedagang memiliki telepon seluler,” ujarnya.
Namun, protokol kesehatan di pasar tetap dilakukan dan diawasi secara ketat. Selain tetap mengukur suhu tubuh setiap pedagang yang berjualan, imbauan untuk memakai masker selalu diserukan berulang kali melalui pengeras suara.
Pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat juga dilakukan pada simulasi kunjungan wisatawan yang sudah beberapa kali dilakukan di Taman Kyai Langgeng (TKL) dan Kebun Raya Gunung Tidar, Kota Magelang.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kota Magelang Wulandari Wahyuningsih mengatakan, setelah melakukan simulasi internal, mulai pekan depan pihaknya akan mulai menggelar simulasi di Taman Kyai Langgeng dan Kebun Raya Gunung Tidar dengan melibatkan pengunjung. ”Sebagai bagian dari uji coba, kami akan mulai melakukan simulasi dengan melibatkan pengunjung sekitar 10 persen dari kapasitas,” ujarnya.
Di Taman Kyai Langgeng, simulasi tidak akan dilakukan di semua wahana wisata air, termasuk yang bukan kolam renang. ”Kami berupaya sebisa mungkin menjaga segala aktivitas wisata tidak berisiko menimbulkan penularan dan kluster baru Covid-19,” ujarnya.