Kota Pontianak Waspadai Potensi Gelombang Ketiga Covid-19
Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mewaspadai potensi penularan gelombang ketiga Covid-19. Kalbar berbatasan dengan Malaysia yang kasusnya sedang meningkat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mulai mewaspadai potensi gelombang ketiga Covid-19 dan varian baru. Pengawasan keluar masuk orang dari luar negeri, percepatan vaksinasi, hingga penanganan orang terinfeksi dijanjikan dilakukan lebih ketat.
Hal itu dikatakan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono seusai rapat lintas sektor penanganan Covid-19 di Pontianak, Selasa (5/10/2021). Dalam rapat itu disebutkan, status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Kota Pontianak yang sebelumnya level 3 kini menjadi level 2.
Edi mengatakan, salah satu cara mencegah potensi gelombang ketiga dengan tetap mewaspadai masuknya pekerja migran Indonesia dari Malaysia, baik lewat jalur resmi maupun tidak. Alasannya, kasus Covid-19 di Malaysia masih tinggi.
”Di negara tetangga kita Malaysia dan Singapura masih terjadi lonjakan kasus,” ungkap Edi.
Selain itu, pengamatan di lapangan juga terus ditingkatkan. Peran puskesmas, camat, hingga RT/RW terus didorong. Jika ada warga di lingkungannya yang terkonfirmasi, maka segera diisolasi. ”Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak juga sedang mengkaji penerapan scan barcode saat masuk ke tempat-tempat umum,” ujarnya.
Edi mengatakan, penetapan level 2 PPKM tidak lantas membuat pengawasan menjadi kendur. Potensi muncul kasus baru bisa terjadi bila tidak diwaspadai. Alasannya, ada beberapa kelonggaran dalam aktivitas warga. Beberapa di antaranya kapasitas tempat-tempat kegiatan sebesar 50 persen.
Vaksinasi juga terus digencarkan untuk mengejar kekebalan kelompok. Vaksinasi pertama di Kota Pontianak sekarang sudah mencapai sekitar 55,3 persen. Pemkot Pontianak menargetkan vaksinasi hingga 70 persen dari total sasaran pada Oktober dan 80 persen di akhir Desember tahun ini.
”Untuk mencapai target 70 persen di akhir Oktober vaksinasi pertama, setidaknya dilakukan 3.500-3.600 suntikan per hari,” kata Edi.
Kepala Polres Kota Pontianak Komisaris Besar Andi Herindra R menuturkan akan ikut membantu membendung antisipasi potensi penularan gelombang ketiga. Dia mengatakan, Kalbar memiliki daerah perbatasan dengan Malaysia sehingga rawan terhadap penyebaran Covid-19. Apalagi, mobilitas masyarakat Pontianak meningkat beberapa minggu terakhir.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, penularan kasus konfirmasi baru di Pontianak minggu ke-39 sudah di bawah angka 20 per 100.000 penduduk. Rata-rata angka hunian rumah sakit di bawah 5 per 100.000 penduduk. Tingkat kematian juga terbilang rendah, yakni 0,3 persen.
Selain itu, positivity rate (rasio kasus positif) Pontianak sebesar 1,32 persen dengan pelacakan sebesar 6,64. Kemudian tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) sebesar 12,14 persen.
Cakupan vaksinasi pertama mencapai 55 persen dan vaksinasi kedua 36 persen. Vaksinasi terus didekatkan dengan masyarakat. Vaksinasi selain di puskesmas juga dilakukan di pasar-pasar dan berbagai tempat umum.
Pada Selasa, Dinas Kesehatan Pontianak kembali membuka sentra vaksinasi di Siantan, Kecamatan Pontianak Utara. Kemudian kerja sama dengan organisasi sosial dan kelompok-kelompok masyarakat untuk mencari sasaran vaksinasi. Para lurah, RT/RW juga digerakkan untuk mendata sasaran vaksinasi guna mencapai target.