Menjaga situasi pandemi Covid-19 tetap landai, aparatur terpadu di Surabaya, Jawa Timur, menggencarkan ”perburuan” warga pelanggar protokol kesehatan atau yang belum divaksinasi dengan tes antigen dan vaksinasi.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Cakupan vaksinasi Covid-19 komplet atau dosis pertama dan dosis kedua bagi warga Surabaya, Jawa Timur, sampai dengan Senin (4/10/2021) cukup tinggi, yaitu mencapai 1,65 juta jiwa atau setara 74,4 persen dari jumlah target sasaran.
Namun, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Surabaya belum puas. Di sisi lain, situasi pandemi masih terbilang landai. Tidak ingin terlena dan mengantisipasi agar situasi tak kembali memburuk, Surabaya menggencarkan tes swab atau tes antigen dan vaksinasi bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.
Menurut Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi selaku ketua satgas, tim buru swab dan vaksin disebar di seluruh 31 kecamatan. Sasaran tim adalah lokasi-lokasi potensial keramaian orang yang berisiko meningkatkan kembali penularan Covid-19. Yang terutama adalah kedai atau warung makan minum dan ruang publik yang masih didatangi warga sampai larut malam.
Kegiatan swab dan vaksin ini akan rutin diadakan.
Tim buru berasal dari aparatur unsur kesehatan atau puskesmas dibantu TNI dan Polri. Dalam operasi dua hari terakhir, lanjut Eri, tim buru berhasil ”memaksa” 846 warga Surabaya dan warga ber-KTP non-ibu kota Jatim tersebut untuk tes antigen dan hasilnya semua negatif. Selain itu, tim juga memvaksin 712 warga Surabaya dan non-”Bumi Pahlawan” yang sebelumnya belum divaksin.
”Dalam situasi yang landai, ada pelonggaran untuk aktivitas sosial bergerak kembali. Di sisi lain, swab dan vaccine hunter ini untuk mengingatkan warga untuk disiplin pada protokol kesehatan guna menekan risiko penularan,” ujar Eri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Surabaya Irvan Widyanto selaku Wakil Sekretaris Satgas Covid-19 Surabaya menambahkan, tes usap ditempuh bagi warga yang kedapatan melanggar protokol. Mereka ini yang tidak memakai atau kurang benar dalam memakai masker dan tidak menjaga jarak dengan orang lain.
Hasil tes antigen, lanjut Irvan, dapat diketahui beberapa menit setelah pelaksanaan. Sementara ini, dari semua warga yang harus dites usap antigen, hasilnya negatif. Jika ada yang positif, mereka akan segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk menjalani tes usap PCR dan karantina.
Ia menyebutkan, kegiatan tes antigen dan vaksinasi ini akan rutin diadakan, seperti ketika situasi pandemi belum melandai pada kurun Januari-Juli 2021. Pandemi menyerang sejak Maret 2020. Selama situasi pandemi belum melandai, satgas di Surabaya menggencarkan patroli penegakan protokol kesehatan sekaligus tes usap bagi pelanggar.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita telah meminta tim swab dan vaksin untuk juga menyasar kelompok yang belum terjangkau. Tim juga akan mendatangi aparatur kelurahan, bahkan pengurus RT dan RW, untuk mengecek warga yang belum divaksin.
Dilihat dari cakupan dosis pertama, menurut laman resmi https://vaksin.kemkes.go.id/, Surabaya telah memberikannya kepada hampir 2,426 juta jiwa atau 109,4 persen dari jumlah sasaran. Jumlah ini yang terbanyak di antara 38 kabupaten/kota di Jatim. Cakupan vaksinasi dosis pertama di Jatim mencapai hampir 15,58 juta jiwa atau 49 persen dari jumlah sasaran. Capaian vaksinasi di Surabaya berkontribusi 15,6 persen terhadap capaian se-Jatim sehingga signifikan.
Cakupan vaksinasi komplet di Surabaya mencapai 1,65 juta jiwa atau 74,4 persen. Kontribusinya terhadap Jatim mencapai 21 persen dari 7,849 juta jiwa warga se-Jatim yang telah mendapatkan vaksinasi komplet. Untuk menuntaskan vaksinasi hingga melebihi target seperti dosis pertama, tim buru swab dan vaksin akan diminta datang ke rumah warga di suatu RT yang menurut laporan belum terjangkau vaksinasi.
”Yang beraktivitas di luar rumah, misalnya sedang di kedai kopi dan ternyata belum vaksin, akan kami vaksin segera,” kata Febria.
Tentang peluang memperbesar cakupan vaksinasi hingga menjangkau seluruh populasi yang mencapai 2,919 juta jiwa, menurut Febria, hal itu masih menunggu instruksi Kementerian Kesehatan. Jika anak-anak di bawah 12 tahun dibolehkan untuk vaksinasi Covid-19, Surabaya akan lebih gencar lagi mengadakan vaksinasi.
Sementara Kompas Gramedia-Kalbe pada Selasa (5/10/2021) akan kembali menggelar vaksinasi massal, terutama untuk menyasar kalangan pelajar dengan usia 18 tahun ke atas. Penyelenggaraan vaksinasi pertama di Auditorium Petrokimia Gresik, Selasa (7/9/2021), telah menyasar 1.000 orang.
Di sela-sela penyelenggaraan vaksinasi juga digelar bincang-bincang yang disiarkan langsung melalui Sonora & Smart FM dengan tema ”Peran BUMN dalam Pemulihan Ekonomi Lokal Pasca-Covid-19”. Pada kegiatan itu, hadir sebagai pembicara, antara lain, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo, pelaku UMKM binaan Petrokimia Gresik, serta Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Gresik.