Banjir di Kalbar Mulai Surut, Warga Butuh Bekal Mitigasi
Meskipun banjir di sejumlah daerah Kalimantan Barat sudah surut, kewaspadaan dan upaya peningkatan mitigasi bencana tetap diperlukan di daerah yang rawan banjir.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·2 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Banjir di sejumlah daerah di Kalimantan Barat mulai surut, Senin (4/10/2021). Mitigasi bencana bagi warga di daerah rawan banjir harus dikuatkan untuk meminimalkan dampak.
Sebelumnya, Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu dan Kabupaten Melawi dilanda banjir sejak Sabtu (2/10). Akibatnya, ratusan rumah terendam banjir.
Agus (33), warga Putussibau, Kapuas Hulu, mengatakan, banjir mulai surut. Jalan utama di dalam kota telah bisa dilintasi kendaraan. Rupinus Habriadi (31), warga Serawai, Sintang, juga mengatakan hal serupa. Warga sudah membersihkan rumahnya dari sisa lumpur.
Berbeda dengan Kapuas Hulu dan Melawi, warga Sintang masih harus bersabar. Banjir masih menggenangi permukiman. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalbar Novel Umar menuturkan, banjir masih menggenangi permukiman di Kecamatan Ambalau. Di Ambalau, banjir juga merusak jembatan dan enam rumah warga.
Sebelumnya, banjir di Ambalau berdampak pada 815 rumah tangga, sedangkan di Dedai ada 35 rumah tangga.
Prakirawan di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bandara Bandara Supadio Pontianak, Supriyadi, mengatakan, tiga hari ke depan masih ada potensi hujan di wilayah Kalbar. Intensitas hujannya ringan hingga sedang.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalbar Nikodemus Ale mengingatkan, daerah rawan banjir butuh pemantauan intensif. Tujuannya agar pemerintah bisa memberikan peringatan dini dengan cepat kepada masyarakat.
”Mitigasi di kota hingga desa mendesak dilakukan. Tujuannya, menyiapkan warga menghadapi potensi bencana. Dukungan anggaran dari pemerintah juga perlu dipastikan. Jangan sampai penanganan bencana terkendala kendala anggaran atau tim yang tidak memadai,” ujarnya.