Banjir dan Longsor Landa Sejumlah Daerah di Kalbar
Sejumlah daerah di Kabupaten Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, dilanda banjir, Minggu (3/10/2021). Ratusan permukiman warga terendam. Di Melawi, ada desa yang dilanda longsor.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
YANUARIUS UNTUK KOMPAS
Banjir melanda Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Minggu (3/10/2021).
PONTIANAK, KOMPAS — Sejumlah daerah di Kabupaten Sintang, Melawi, dan Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, dilanda banjir, Minggu (3/10/2021). Ratusan permukiman warga terendam. Tidak hanya itu, di Melawi, ada desa yang dilanda longsor.
Salah satu daerah yang dilanda banjir adalah Kecamatan Nanga Serawai di Kabupaten Sintang. Rupinus Habriadi (31), warga Nanga Serawai, Minggu, mengungkapkan, ketinggian banjir ada yang mencapai 6 meter. Rumah penduduk yang terendam sebagian besar berada di pingiran Sungai Melawi. Sungai Melawi selain melintasi Kabupaten Melawi juga melintasi Kabupaten Sintang.
”Banjir di Serawai sejak Sabtu (2/10/2021) malam. Malam harinya ketinggian air perlahan naik. Hujan terjadi dua hari berturut-turut hingga subuh sehingga Sungai Melawi meluap ke permukiman warga,” ujarnya.
Sejauh ini belum ada data yang pasti apakah ada warga yang mengungsi atau tidak. Namun, diperkirakan lebih dari 100 keluarga terdampak. Tahun ini ada tiga kali banjir. Banjir kali ini terbesar. ”Serawai daerah yang rawan banjir sejak beberapa tahun lalu. Air sudah ada di sekeliling rumah saya hari ini (Minggu). Kami mulai memindahkan barang ke lantai dua,” kata Rupinus.
AGUSTINUS BRURY MARANTIKA UNTUK KOMPAS
Banjir melanda Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Minggu (3/10/2021).
Agustinus Brury Marantika, Sekretaris Kecamatan Serawai, mengatakan, banjir juga kiriman dari perhuluan karena luapan sungai di Kecamatan Ambalau. Beberapa hari lalu hujan melanda daerah Ambalau selama dua hari berturut-turut.
”Ada 19 desa di Kecamatan Serawai yang terdampak banjir. Belum ada data kerugian sejauh ini. Warga membangun panggung di dalam rumah untuk berlindung dari banjir. Ada juga yang pindah ke lantai dua,” ujar Brury.
Sebagian besar warga bertahan di rumah masing-masing. Kalaupun ada yang mengungsi, biasanya ke rumah kerabat. Rumah penduduk yang terendam diperkirakan berjumlah ratusan. Selama 30 tahun terakhir, banjir kali ini merupakan banjir besar kedua. Banjir seperti itu terakhir terjadi tahun 1991. “Warga yang terdampak banjir memerlukan makanan dan air,” kata Brury.
Banjir juga melanda Kabupaten Melawi. Debi (26), warga Nanga Pinoh, ibu kota Melawi, mengatakan, banjir menggenangi daerah pinggiran Nanga Pinoh. Ketinggian banjir sekitar 10 sentimeter. Banjir terjadi sejak Sabtu (2/10/2021) setelah wilayah itu diguyur hujan.
”Rekan-rekan saya yang berada di pinggir Sungai Melawi rata-rata rumahnya terendam. Ada yang mengungsi ke rumah kerabat, ada juga yang bertahan di rumah,” ujar Debi.
Banjir tersebut merupakan banjir kedua kalinya dalam dua bulan terakhir. Banjir sempat melanda Melawi pada September. Kondisi banjir kali ini hampir sama seperti banjir bulan lalu.
Warga diminta pindah ke tempat yang telah disediakan pihak desa. Kerugian akibat longsor sekitar Rp 300 juta.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Melawi Syafarudin mengatakan hampir semua kecamatan dilanda banjir. Ketinggian banjir bervariasi antara 50 cm dan 2 meter.
Namun, menurut Syafarudin, saat ini yang menjadi prioritas penanganan adalah longsor. Selain banjir, ada daerah yang dilanda longsor. Longsor melanda Desa Lihai, Kecamatan Menukung, pada Sabtu (2/10/2021).
Terdapat empat rumah warga dan satu bangunan gereja rusak berat akibat longsor tersebut. Longsor terjadi akibat intensitas hujan lebat. Rumah-rumah warga berdiri di bawah kaki bukit yang longsor. Saat longsor, hujan lebat terjadi sejak malam hingga pagi. ”Warga diminta pindah ke tempat yang telah disediakan pihak desa. Kerugian akibat longsor sekitar Rp 300 juta,” ungkapnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Kalbar Novel Umar mengatakan, banjir juga melanda delapan kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu. Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi sejak Sabtu (2/10/2021). Terkait jumlah warga terdampak dan kerugian, termasuk ketinggian banjir, masih dalam proses pendataan.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandara Supadio Pontianak Dina Ike mengatakan, tiga hari ke depan potensi hujan berintensitas ringan hingga lebat yang disertai guntur atau petir serta angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Kalbar. Perlu diwaspadai potensi hujan berintensitas sedang hingga lebat, terutama wilayah Kabupaten Ketapang, Melawi, Sintang, Kapuas Hulu, dan Kayong Utara.
Catatan Kompas, pada Senin (6/9/2021), beberapa kecamatan di Ketapang dan Melawi juga dilanda banjir. Kecamatan Nanga Tayap di Ketapang, misalnya, dilanda banjir 80 cm. Jalan lintas Kalimantan sempat tidak bisa dilintasi. Ada 2.423 keluarga terdampak banjir di sembilan desa. Jumlah rumah terendam 492 rumah dan sebanyak 21 keluarga mengungsi.