Vaksinasi di DIY Belum Merata, Capaian Sejumlah Desa Kurang dari 50 Persen
Capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama di DIY secara umum mencapai 82 persen lebih. Namun, sebarannya belum merata karena ada sejumlah desa dengan capaian vaksinasi dosis pertama kurang dari 50 persen.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta telah mencapai lebih dari 82 persen. Namun, jangkauannya belum benar-benar merata karena ada sejumlah desa yang belum mencapai 50 persen. Pemda setempat berkomitmen melakukan vaksinasi jemput bola di lokasi-lokasi dengan capaian minim.
Berdasarkan data di situs vaksin.kemkes.go.id milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga Jumat (1/10/2021) pukul 12.00, capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama di DIY 82,69 persen. Dari lima kabupaten/kota di DIY, Kota Yogyakarta memiliki capaian vaksinasi dosis pertama tertinggi, yakni 187,43 persen.
Kabupaten Sleman memiliki capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama sebesar 77,60 persen, Kabupaten Kulon Progo 73,86 persen, Kabupaten Bantul 65,59 persen, dan Kabupaten Gunung Kidul 65,15 persen. Mengacu data tersebut, capaian vaksinasi dosis pertama di seluruh kabupaten/kota di DIY telah melebihi 50 persen.
Namun, berdasarkan data di situs corona.jogjaprov.go.id milik Pemda DIY, ada sejumlah desa di DIY yang capaian vaksinasi dosis pertamanya masih kurang dari 50 persen. Sejak beberapa waktu lalu, situs corona.jogjaprov.go.id memang menampilkan peta capaian vaksinasi Covid-19 masing-masing desa di DIY. Data capaian vaksinasi itu dihitung berdasarkan jumlah warga berusia lebih dari 12 tahun di setiap desa yang telah menjalani vaksinasi Covid-19.
Berdasarkan pengecekan Kompas di peta capaian vaksinasi di situs corona.jogjaprov.go.id, hingga Kamis (30/9/2021), sedikitnya ada 16 desa di DIY yang capaian vaksinasi dosis pertamanya masih kurang dari 50 persen. Dari 16 desa tersebut, 9 desa berada di Gunung Kidul, 5 desa di Bantul, dan 2 desa di Sleman.
Ketua Tim Percepatan Vaksinasi DIY Sumadi mengatakan, Pemda DIY terus memantau capaian vaksinasi Covid-19 di masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan. Jika ada wilayah dengan capaian vaksinasi rendah, Pemda DIY akan melakukan jemput bola dengan menggelar vaksinasi di wilayah tersebut. ”Kami melakukan upaya-upaya percepatan, kami jemput bola,” ujarnya.
Untuk melakukan percepatan vaksinasi, Sumadi meminta aparat di tingkat RT/RW menyusun laporan terkait jumlah warga yang belum menjalani vaksinasi Covid-19. Laporan itu kemudian disampaikan kepada pemerintah kabupaten/kota agar bisa ditindaklanjuti dengan menggelar vaksinasi di wilayah dengan capaian vaksinasi rendah.
Sumadi menyebut, Pemda DIY juga bekerja sama dengan TNI dan Polri melakukan vaksinasi keliling dengan mobil yang telah diberi perlengkapan khusus. Vaksinasi keliling diharapkan menjadi salah satu solusi mempercepat capaian vaksinasi di desa-desa yang jauh dari pusat kota.
Vaksinasi keliling diharapkan menjadi salah satu solusi mempercepat capaian vaksinasi di desa-desa yang jauh dari pusat kota.
Keengganan warga
Mengacu data di situs corona.jogjaprov.go.id, hingga 30 September 2021, desa di DIY dengan capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama yang paling rendah adalah Desa Wunung, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. Di desa tersebut, baru sekitar 38,43 persen penduduk usia 12 tahun ke atas yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama.
Kepala Desa Wunung Sugiman mengatakan, sebagian warga desa enggan mengikuti vaksinasi karena merasa aman dari penyakit Covid-19. Alasannya, selama ini, jumlah kasus Covid-19 di Desa Wunung tergolong rendah. ”Warga masyarakat beralasan, mereka cuma petani, jadi batuk dan pilek itu sudah biasa,” katanya saat dihubungi Kompas, Jumat sore.
Sugiman menjelaskan, selama ini, dirinya selaku kepala desa telah memerintahkan para kepala dusun di Desa Wunung mengimbau warganya mengikuti vaksinasi Covid-19. Namun, banyak warga yang tidak mau mengikuti vaksinasi Covid-19. ”Yang enggan itu petani-petani dan sudah sepuh,” ujarnya.
Berbeda dengan para orang tua yang enggan divaksin, Sugiman menyebut, para anak muda di Desa Wunung yang merantau ke luar kota justru antusias mengikuti vaksinasi Covid-19. Hal ini karena mereka sudah memahami vaskinasi Covid-19 menjadi syarat untuk bepergian ke luar kota.
”Kalau anak-anak muda yang sering merantau itu tanpa diperintah ya langsung vaksin sendiri. Mereka ini bekerja di luar Gunung Kidul, misalnya di Jakarta, Surabaya, Makassar, dan sebagainya,” tutur Sugiman.
Sugiman mengatakan, dirinya akan berkoordinasi dengan para aparatur desa dan sejumlah pihak lain untuk mengatasi masalah rendahnya capaian vaksinasi tersebut. ”Kami akan rapat koordinasi lagi untuk merumuskan bagaimana langkah selanjutnya,” katanya.
Sementara itu, di Kabupaten Sleman, salah satu desa yang capaian vaksinasinya disebut masih di bawah 50 persen adalah Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan. Berdasarkan data di situs corona.jogjaprov.go.id, jumlah warga Desa Glagaharjo berusia 12 tahun ke atas yang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama baru mencapai 45,16 persen.
Namun, Kepala Desa Glagaharjo Suroto mengklaim, capaian vaksinasi Covid-19 di desa tersebut sudah lebih dari 50 persen. Dia menyebut, perbedaan data dengan Pemda DIY itu kemungkinan terjadi karena ada warga yang sudah divaksin tapi laporannya belum masuk.
Salah satu kendala pelaksanaan vaksinasi di Desa Glagaharjo adalah banyak warga lanjut usia (lansia) yang belum bisa menjalani vaksinasi karena tidak memenuhi syarat dari segi kesehatan.
Menurut Suroto, salah satu kendala pelaksanaan vaksinasi di Desa Glagaharjo adalah banyak warga lanjut usia (lansia) yang belum bisa menjalani vaksinasi karena tidak memenuhi syarat dari segi kesehatan. ”Dulu kan ada program vaksinasi untuk lansia. Para lansia itu datang, tapi setelah diskrining banyak yang tidak lolos. Jadi, bukan karena enggak mau,” ujarnya.
Suroto menambahkan, Pemerintah Desa Glagaharjo terus berupaya agar makin banyak warga menjalani vaksinasi Covid-19. Dalam melaksanakan vaksinasi, Pemerintah Desa Glagaharjo bekerja sama dengan puskesmas, pemerintah kecamatan, dan pemerintah desa lain di Kecamatan Cangkringan.
”Rencananya tanggal 15-16 Oktober, Glagaharjo juga dapat jatah vaksinasi untuk 500 orang. Pelaksanaannya di kantor kecamatan,” kata Suroto.