Transaksi Ditargetkan Rp 800 Miliar, “Solo Great Sale” Pacu Pemulihan Ekonomi
Solo Great Sale 2021 kembali digelar selama satu bulan penuh. Ditargetkan, transaksi dapat mencapai Rp 800 miliar. Pergelaran ajang belanja dan diskon ini diharapkan memacu pemulihan ekonomi di masa pandemi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta bersama Kamar Dagang dan Industri Kota Surakarta menggelar bulan belanja bertajuk ”Solo Great Sale 2021”. Ditargetkan, transaksi dapat mencapai Rp 800 miliar dalam ajang belanja satu bulan itu. Kegiatan ini diharapkan mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
”Solo Great Sale” merupakan ajang belanja tahunan yang diadakan Pemerintah Kota Surakarta dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surakarta. Ajang ini diikuti para pelaku usaha dari berbagai sektor, seperti pasar tradisional, hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah. Para peserta menawarkan banyak diskon dalam acara yang berlangsung mulai 1 Oktober 2021 hingga 31 Oktober 2021 tersebut.
”Pesertanya dari seluruh sektor usaha, seperti transportasi, pasar tradisional, hotel dan restoran, pusat perbelanjaan, hingga seluruh UMKM di Surakarta Raya,” kata Ketua Kadin Kota Surakarta Gareng S Haryanto, dalam pembukaan acara di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (1/10/2021). Kegiatan tersebut dihadiri pula Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki serta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Gareng mengungkapkan, tahun ini, pihaknya menargetkan acara tersebut diikuti hingga 20.000 pelaku usaha. Saat ini, sudah 12.000 pelaku usaha terdaftar. Diharapkan, target pelaku usaha yang ikut serta bisa tercapai. Pihaknya juga memasang target tinggi untuk capaian nilai transaksi Solo Great Sale.
”Target yang kami canangkan, meski dalam pandemi Covid-19, cukup signifikan. Kami menargetkan (nilai transaksi selama satu bulan) Rp 900 miliar,” kata Gareng.
Selain itu, Gareng berharap transaksi sebisa mungkin dilakukan secara nontunai. Pihaknya telah bekerja sama dengan Bank Indonesia untuk mendigitalisasi proses pembayaran menggunakan Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS). Pembayaran dengan mekanisme tersebut tidak hanya dapat dilakukan di toko-toko modern, tetapi juga pasar-pasar tradisional. Transaksi juga dapat dilakukan lewat aplikasi Solo Sale Go yang bisa diunduh di Play Store untuk pengguna Android.
”Ini untuk semakin mempermudah tenant (pelaku usaha) dan pembeli bertransaksi dalam ajang ini,” kata Gareng.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyampaikan, ajang belanja tersebut digelar pada momen yang tepat. Sebab, capaian vaksinasi Covid-19 sudah menjangkau 119 persen dari total sasaran di daerah tersebut. Sementara itu, kondisi penularan Covid-19 juga mulai melandai. Menurut dia, sudah saatnya pertumbuhan ekonomi digenjot lagi.
”Momen yang tepat untuk percepatan pertumbuhan ekonomi. Harapannya kami bisa menjawab tantangan dan melebih target yang sudah ditetapkan,” kata Gibran.
Dalam pembukaan kegiatan tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, percepatan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi dapat terjadi lewat ajang promosi. Banyaknya diskon, bonus, dan pengurangan pajak menjadi tawaran menggiurkan bagi pelaku usaha maupun calon konsumen. Kondisi itu akan mendorong banyak transaksi.
Lebih lanjut, Wimboh berharap ajang serupa bisa direplikasi di daerah-daerah lain. Diharapkan, replikasi kegiatan ajang belanja dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah lain. Sebab, konsumsi domestik atau rumah tangga cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
”Kalau Bapak-Ibu tidak belanja, ekonominya tidak akaan tumbuh. Ini mendukung pemulihan ekonomi kita dan masyarakat. Terlebih jika belanja di UMKM,” kata Wimboh.
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengapresiasi kegiatan ajang belanja tersebut. Terlebih, banyak kalangan UMKM dilibatkan. Dorongan berbelanja produk-produk UMKM akan semakin menggeliatkan perekonomian di tengah masyarakat.
”Gerakan mendorong masyarakat berbelanja produk UMKM adalah gerakan tepat. Belanja di tengah pandemi ini seperti ibadah karena menolong banyak orang. Karena itu, saya kira, ini mesti menjadi contoh bagi kota-kota lain,” kata Teten.
Teten menambahkan, digitalisasi layanan belanja juga membantu UMKM lebih cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Langkah tersebut sejalan dengan semangat ekonomi digital yang tengah digalakkan. Misalnya, saat ini, pihaknya telah mampu menghubungkan 15 juta pelaku UMKM dengan ekonomi digital. Jumlahnya meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 8 juta pelaku UMKM.