Kasus Aktif di Kota Kupang Tersisa 0,8 Persen, Pelanggaran Prokes Semakin Tinggi
Kasus aktif Covid-19 di Kota Kupang turun hingga 0,8 persen. Di sisi lain, pelanggaran protokol kesehatan tetap tinggi dan malah cenderung meningkat.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Penanganan laju penularan Covid-19 di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan hasil positif. Kasus aktif, yang pada dua bulan sebelumnya menembus 20 persen, kini berkurang hingga 0,8 persen. Pemerintah mengapresiasi masyarakat yang patuh menerapkan protokol kesehatan.
Menurut data Satuan Tugas Covid-19, hingga Kamis (30/9/2021) malam, jumlah kasus aktif di Kota Kupang tersisa 128 atau 0,8 persen dari total kasus 15.201. Dari 128 orang dimaksud, 95 menjalani isolasi mandiri dan 33 dirawat di rumah sakit. Adapun karantina terpusat milik pemerintah ditutup setelah semua pasien sembuh.
Kondisi ini menggembirakan semua pihak yang selama ini berjibaku mengendalikan laju penularan, termasuk masyarakat yang patuh menerapkan protokol kesehatan secara baik. Sebagai perbandingan, pada dua bulan sebelumnya, kasus aktif di Kota Kupang melampaui 3.000 atau lebih dari 20 persen dari total keseluruhan kasus.
”Pemerintah menyampaikan apresiasi yang tinggi bagi masyarakat, komunitas yang setia menerapkan prokes secara disiplin. Kontribusi masyarakat ini sangat luar biasa berdampak terhadap penurunan persentase masyarakat yang terpapar atau positif,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Kupang Ernest Ludhi, Jumat (1/10/2021).
Menurut dia, kendati kasus menurun, satgas tetap melakukan penelusuran kontak dan pemeriksaan tes usap terhadap warga yang diduga terpapar. Hingga Kamis, sebanyak 280 dari 3.876 spesimen belum diperiksa. Selebihnya menunggu pengumuman hasil. Pemeriksaan berlangsung di beberapa laboratorium.
Ia kembali mengimbau masyarakat agar tidak mengabaikan atau euforia atas menurunnya jumlah kasus ini. ”Kami terus mengimbau semua kalangan, baik masyarakat perorangan maupun komunitas, yang belum disiplin menerapkan prokes untuk ayo berkontribusi dalam upaya menekan kasus ini hingga angka terendah,” ucapnya.
Kontradiktif
Menurut pantauan Kompas di sejumlah lokasi, semakin banyak warga yang tidak lagi menerapkan protokol kesehatan. Di jalanan, banyak pengendara tidak mengenakan masker. Di pasar, hampir semua pedagang melepas masker dan tidak menjaga jarak. Begitu pula pembeli.
Di sejumlah kafe, banyak pengunjung tidak lagi menjaga jarak. Mereka membuka masker, mengobrol sambil tertawa lepas. Banyak kafe sudah dibuka dan beroperasi hingga larut malam setelah pemerintah menurunkan level pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat dari level IV ke III.
Kondisi tersebut menimbulkan tanda tanya di masyarakat. Masyarakat menilai ada kontradiksi antara perilaku masyarakat dan jumlah kasus. ”Kok aneh ya. Semakin banyak masyarakat tidak peduli protokol kesehatan, tetapi kasus malah turun. Apakah korona sudah hilang atau ini bagaimana? Jangan-jangan satgas tidak periksa lagi,” ujar Wempi Lajar (45), warga Kota Kupang.
Ernest mengatakan, rendahnya penularan itu juga disebabkan semakin banyak warga yang menerima vaksinasi Covid-19. Perlahan, kekebalan mereka terbentuk dan akan menuju pada kekebalan kelompok. Hingga Kamis, 30 September, jumlah warga Kota Kupang yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 259.800 atau 77,87 persen, sedangkan dosis kedua sebanyak 149.156 atau 44,70 persen.
Secara terpisah, Elcid Li, Wakil Ketua Tim Pool Test Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat NTT, mengatakan, pihaknya juga terus melakukan penelusuran kontak untuk membantu mengendalikan laju penularan kasus. Salah satunya, di satuan pendidikan yang menggelar pembelajaran tatap muka.
Ia berharap, pemerintah memastikan setiap sekolah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jika tidak, akan tercipta rantai penularan di sekolah. Sejauh ini, semua anak sekolah di jenjang SD dan SMP belum divaksinasi sehingga mereka sangat rentan tertular.