Smelter Manyar PT Freeport Indonesia Beroperasi Penuh 2024
Smelter tembaga milik PT Freeport beroperasi penuh pada 2024. Produk smelter ini akan mengisi kebutuhan katoda dalam dan luar negeri.
Oleh
SIWI YUNITA /AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pabrik pemurnian atau smelter milik PT Freeport Indonesia di Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, beroperasi penuh pada 2024. Smelter yang dibangun di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate ini akan menyuplai kebutuhan industri dalam negeri dan luar negeri.
Smelter tembaga Manyar itu mulai dibangun Juli lalu. Saat beroperasi penuh, pabrik yang berada di kawasan ekonomi khusus JIIPE Gresik itu bisa mengolah hingga 2 juta konsentrat tembaga yang didatangkan dari Timika, Papua.
Smelter Manyar merupakan smelter kedua yang dimiliki PT Freeport Indonesia setelah yang pertama dibangun di Gresik pada 1996 di bawah PT Smelting dengan kapasitas olah 1 juta konsentrat. Selain tembaga, hasil sampingan yang juga dihasilkan di antaranya berupa gipsum dan asam sulfat.
President Corporate Communications PT Freeport Riza Pratama, pada Senin (27/9/2021) malam, mengatakan, smelter tersebut bisa menghasilkan 550.000 katoda. Sebanyak 50 persen akan memenuhi industri dalam negeri dan sisanya diekspor. Industri yang memakai produk ini, di antaranya industri mobil listrik.
Smelter yang menjadi salah satu investor di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik itu juga memproduksi hasil samping yakni asam sulfat dan gipsum. Produk sampingan ini bisa diserap oleh industri pupuk dan semen. Menurut Riza, salah satu pertimbangan membangun smelter di JIIPE Gresik adalah keberadaan pabrik semen dan pupuk yang di kawasan itu.
”Hasil sampingan ini bisa jadi limbah jika tak dimanfaatkan dan itu berbahaya. Di sini hasil itu bisa diserap karena pabrik-pabrik yang membutuhkan sudah ada. Ini lebih bermanfaat dan mempermudah kami,” katanya.
Serapan pekerja
Dalam proses pembangunan, smelter bisa menyerap 15.000 pekerja. Selanjutnya, saat operasional, jumlah tenaga kerja berkisar 1.000 orang dengan sebagian berkeahlian khusus.
Hasil sampingan ini bisa jadi limbah jika tak dimanfaatkan dan itu berbahaya. Di sini hasil itu bisa diserap karena pabrik-pabrik yang membutuhkan sudah ada. Ini lebih bermanfaat dan mempermudah kami. (Riza Pratama)
Pembangunan smelter ini menjadi bagian dari syarat perpanjangan operasi tambang PT Freeport indonesia hingga 2041. Seperti diketahui, pemerintah pada 2018 mensyaratkan adanya smelter untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan tambang sebagai bagian dari program hilirisasi nasional.
Dalam pembangunan Smelter Manyar, PT Freeport bekerja sama dengan PT Chiyoda International Indonesia. Investasi yang diguyurkan mencapai 2,7 miliar dollar AS.
Di kesempatan yang berbeda, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menanggapi masuknya investor ke Gresik sebagai bagian dari percepatan ekonomi di daerahnya. Kehadiran investor di JIIPE termasuk Freeport diharapkan semakin mendongkrak perekonomian di kabupaten dengan luas wilayah 1.194 kilometer persegi yang selama ini ditopang industri, pertanian, dan UMKM.
Seiring meredanya pandemi Covid-19 saat ini, Pemkab Gresik mulai melakukan sejumlah rencana yang tertunda, antara lain, menfasilitasi sejumlah UMKM untuk menangkap peluang ekonomi di sekitar kawasan industri. Salah satunya memperkenalkan produk mereka di pameran. Selain itu, juga mempertemukan UMKM dan petani dengan bank agar bisa mendapatkan kredit modal.
Menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur Adik Putranto, keberadaan smelter Freeport di JIIPE yang memiliki areal 400 hektar area pelabuhan, 1.800 hektar industri, dan 800 hektar kawasan hunian dan korporasi bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi Jawa Timur. Apalagi, selama ini hampir 30 persen dari pertumbuhan ekonomi provinsi ini disokong sektor industri.