Pandemi Kian Menguatkan Kolaborasi di Surabaya Raya
Pandemi Covid-19 mewajibkan warga di aglomerasi Surabaya Raya menjaga sekat fisik. Namun, jarak itu bukan penghalang untuk memupuk semangat kolaborasi demi percepatan pemulihan di lini kesehatan dan ekonomi.
Pandemi Covid-19 mengharuskan warga Surabaya Raya menjaga sekat fisik. Pada saat yang sama, semangat untuk berkolaborasi di wilayah yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik ini semakin menguat. Kerja sama digalang demi percepatan pemulihan kesehatan dan ekonomi.
Ribuan orang mengikuti vaksinasi Covid-19 di Balai Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (24/9/2021). Mereka datang silih berganti sejak pagi dan tertib mengikuti alur tahapan vaksinasi, mulai dari registrasi peserta, pemeriksaan kesehatan, penyuntikan vaksin Sinovac, hingga observasi pascaimunisasi.
Di bagian pemeriksaan kesehatan, misalnya, tampak dokter Hari Astuti dari Puskesmas Sidodadi, Kecamatan Candi, mengukur tekanan darah peserta vaksin satu per satu. Di bagian lain, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) dari Dinas Kesehatan Surabaya menyuntikkan vaksin kepada peserta yang lulus pemeriksaan kesehatan.
Nakes dari Surabaya yang bertugas delapan orang. Mereka tiba dengan kendaraan mobil gerai vaksin Pemerintah Kota Surabaya. Sebelum berangkat bersama-sama ke Sidoarjo, para nakes biasanya berkumpul di kantor Dinas Kesehatan Surabaya.
Sulit rasanya membedakan antara nakes Sidoarjo dan Surabaya saat mereka membaur melayani masyarakat. Sejauh ini, yang terlihat hanya kekompakan dan semangat saling mengisi demi memenuhi target penyuntikan dosis vaksin 1.000 orang setiap hari.
Baca juga : Capaian Masih Rendah, Sidoarjo Kejar Vaksinasi Lansia
Selain di Sepande, Kecamatan Candi juga menggelar vaksinasi Covid-19 di Desa Jambangan dengan sasaran 1.000 peserta pada saat bersamaan. Dengan demikian, total target vaksinasi Covid-19 yang berhasil dikejar mencapai 2.000 dosis penyuntikan dalam sehari.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan, target vaksinasi Covid-19 sebanyak 2.000 dosis sehari di satu kecamatan tersebut tidak main-main. Sebelumnya setiap puskesmas hanya mampu melayani vaksinasi 100 dosis sampai 200 dosis per hari. Itu pun sehari hanya menjangkau satu desa.
”Selain jumlah vaksinator yang terbatas, nakes di puskesmas harus berbagi dengan pekerjaan lain, seperti menangani pemeriksaan ibu hamil dan persalinan, imunisasi rutin untuk balita, dan pengobatan penyakit bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujar Syaf.
Dengan asumsi terdapat 26 puskesmas di Sidoarjo, capaian vaksinasi Covid-19 yang mampu dikejar maksimal hanya 2.600 dosis hingga 5.200 dosis setiap hari. Kemampuan mengerjakan vaksinasi tersebut bisa berkurang apabila banyak nakes di puskesmas yang terpapar Covid-19 sehingga mereka harus menjalani perawatan selama dua pekan baik di rumah sakit rujukan maupun isolasi mandiri.
Meski demikian, Pemkab Sidoarjo terus berupaya menggenjot capaian vaksinasi Covid-19 di wilayahnya dengan merangkul sukarelawan dari berbagai kalangan, seperti sekolah kesehatan, kampus-kampus yang ada di Sidoarjo, dan organisasi profesi di bidang kesehatan. Selain itu bekerja sama dengan TNI dan Polresta Sidoarjo.
Baca juga : Percepatan Vaksinasi Aglomerasi Surabaya Kirim Nakes Ke Sidoarjo
Dengan banyaknya dukungan tersebut, vaksinasi Covid-19 mampu menyasar 15.000 orang setiap hari. Namun, capaian tersebut tetap masih kurang sehingga diperlukan dukungan yang lebih besar dari lebih banyak pihak. Sebab, percepatan vaksinasi menjadi ikhtiar penting mengatasi pandemi.
Melalui vaksinasi, kekebalan secara komunal bisa terbentuk. Kekebalan inilah yang menjadi senjata untuk melawan persebaran virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19. Kekebalan komunal terbentuk apabila minimal 70 persen penduduk sudah tervaksin.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, vaksinasi dosis pertama di Sidoarjo sampai dengan Rabu (22/9/2021) baru diberikan kepada 827.973 orang atau sekitar 51,28 persen dari target 1,2 juta sasaran penerima vaksin. Capaian vaksinasi dosis kedua lebih rendah lagi, yakni baru 454.139 atau sekitar 28,13 persen. Selain itu, baru 46.534 warga lansia yang menerima dosis pertama atau cakupannya 31 persen.
Capaian vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo dan Gresik ini tertinggal dibandingkan dengan Surabaya yang telah memberikan dosis pertama kepada 2.340.652 orang atau cakupannya 105,52 persen dan dosis kedua kepada 1.492.246 orang atau cakupan sekitar 67,28 persen. Adapun warga lansia yang telah divaksin dosis pertama sebanyak 228.953 orang atau cakupannya 90,8 persen.
Kondisi di Gresik juga hampir sama. Vaksinasi Covid-19 dosis pertama baru diberikan kepada 558.984 orang atau cakupannya sekitar 55,2 persen. Vaksinasi dosis kedua baru diterima 223.532 orang atau cakupannya sekitar 22 persen. Di kelompok lansia, dosis satu sudah diberikan kepada 25.731 orang atau cakupannya 23 persen.
Capaian vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo dan Gresik ini tertinggal dibandingkan dengan Surabaya yang telah memberikan dosis pertama kepada 2.340.652 orang atau cakupannya 105,52 persen dan dosis kedua kepada 1.492.246 orang atau cakupan sekitar 67,28 persen. Adapun warga lansia yang telah divaksin dosis pertama sebanyak 228.953 orang atau cakupannya 90,8 persen.
Berdasarkan hasil capaian vaksinasi Covid-19 terhadap kelompok lansia, Sidoarjo dan Gresik belum memenuhi ambang minimal 40 persen sehingga belum memenuhi syarat masuk ke level 2 dalam kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kementerian Dalam Negeri menetapkan aglomerasi Surabaya Raya masuk kategori level 3 untuk kebijakan PPKM.
Untuk mengejar capaian vaksinasi Covid-19, Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik sepakat bersinergi dan berkolaborasi. Pemerintah Kota Surabaya, misalnya, mengirimkan nakes untuk membantu vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo sejak Selasa (21/9/2021).
Total nakes yang disiapkan 700 orang. Selain itu, 22 unit mobil gerai vaksin milik Pemkot Surabaya dan Polrestabes Surabaya juga dikerahkan untuk menjangkau warga hingga pelosok desa. Hal itu diperlukan untuk percepatan vaksinasi kelompok lansia yang memang membutuhkan metode jemput bola.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Yusep Gunawan memimpin rombongan tim nakes berangkat ke Sidoarjo. Mereka pula yang menyerahkan tim ini secara langsung kepada Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor yang juga Ketua Satgas Covid-19 Sidoarjo dan Kepala Polresta Sidoarjo Kombes Kusumo Wahyu Bintoro di Gelora Delta Sidoarjo.
Tim nakes dari Surabaya akan membantu vaksinasi di Sidoarjo hingga cakupannya mencapai 70 persen. Setelah itu, tim nakes akan bergeser membantu vaksinasi Covid-19 di Gresik. Tujuannya tidak lain agar seluruh daerah di wilayah aglomerasi Surabaya Raya segera masuk level 1 PPKM sehingga ekonomi masyarakat yang tertekan akibat pandemi kembali bergerak.
”Aglomerasi Surabaya Raya itu seperti badan yang tidak bisa dipisahkan. Kalau satu sakit, semuanya jadi sakit. Kita juga seperti saudara, (oleh karena itulah) kolaborasi menyelesaikan secara bersama,” ujar Eri Cahyadi.
Eri menambahkan, Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Surabaya tidak bisa berkembang tanpa dukungan dari Sidoarjo dan Gresik. Oleh karena itulah, sejak awal dilantik sebagai kepala daerah, Eri Cahyadi, Ahmad Muhdlor Ali, dan Bupati Gresik Fandi Ahmad Yani telah berkomitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, untuk mengejar capaian vaksinasi Covid-19 sebesar 70 persen, pihaknya menargetkan 27.000 penyuntikan vaksin dosis pertama dalam sehari. Dengan asumsi Sidoarjo memiliki 18 kecamatan, setiap kecamatan harus merealisasikan vaksinasi sebanyak 1.500 orang hingga 2.000 orang dalam sehari.
Pola vaksinasi yang sebelumnya secara massal kini diubah menjadi jemput bola ke desa-desa. Hal itu karena sasaran vaksinasi mayoritas warga lansia. Satu unit mobil gerai vaksin ditargetkan melayani 500 hingga 1.000 orang peserta vaksinasi sehingga setiap hari tercapai 22.000 dosis penyuntikan.
Sidoarjo menyiapkan stok vaksin 229.000 dosis. Sebanyak 117.000 dosis di antaranya vaksin merek Pfizer. Adapun sisanya, 112.000 dosis, vaksin merek Sinovac. Meski memprioritaskan kelompok lansia, semua penduduk yang memenuhi syarat sebagai penerima vaksin tetap dilayani.
Penguatan ekonomi
Sinergi dan kolaborasi yang dibangun di wilayah aglomerasi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik sebenarnya bukan hal baru dan tak hanya di bidang kesehatan. Kegiatan serupa pernah dilakukan dalam upaya memulihkan ekonomi yang terimplikasi pandemi Covid-19 melalui kegiatan pasar bandeng, kontes, dan lelang bandeng kawak di Gresik yang berlangsung Mei 2021.
Saat itu, Surabaya, Sidoarjo, serta pemda-pemda lain di Jatim memberikan dukungan moral dan material kepada Gresik yang menggelar acara di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Dukungan itulah yang menguatkan Gresik sehingga mampu mengatasi beragam tantangan yang tidak ringan.
Eri Cahyadi, Ahmad Muhdlor, dan sejumlah kepala daerah di Jatim juga memberikan dukungan material dengan berpartisipasi sebagai peserta lelang bandeng kawak. Acara ini bertujuan menyemangati petambak bandeng agar usaha budidayanya semakin berkembang meski dihadang pandemi.
Di saat bersamaan, lelang bandeng kawak merupakan jalan mengumpulkan donasi bagi anak-anak penyandang disabilitas di Gresik. Saat itu, Eri memenangi lelang dengan penawaran tertinggi, yakni Rp 25,5 juta. Dia memenangi seekor bandeng seberat 6 kilogram yang merupakan pemenang kontes bandeng kawak 2021.
Pandemi boleh saja melebarkan jarak fisik antarwarga di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Namun, semangat bersinergi dan berkolaborasi harus terus bersemi di berbagai lini agar pemulihan sendi-sendi kehidupan yang terimplikasi pandemi bisa diakselerasi.
Baca juga : Mobilitas di Jawa Timur Masih Tinggi