Gempa bermagnitudo 3 yang terjadi di bagian selatan Brebes, Jawa Tengah, mengakibatkan puluhan rumah rusak ringan hingga berat. Dua keluarga diimbau mengungsi karena tembok rumahnya ambruk diguncang gempa tersebut.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Gempa bumi tektonik dengan magnitudo 3,0 terjadi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Selasa (28/9/2021) sekitar pukul 08.40. Puluhan rumah rusak ringan hingga berat, serta tanah merekah sepanjang 150 meter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bumi dipicu aktivitas sesar Baribis Kendeng segmen Brebes. Pusat gempa terletak pada koordinat 7,17 Lintang Selatan dan 109,03 Bujur Timur, tepatnya di darat pada jarak 9 kilometer arah Timur Laut Bumiayu. Adapun kedalaman gempa sekitar 11 kilomter.
Hingga pukul 10.00 tercatat terjadi satu kali gempa susulan dengan magnitudo 2,6 yang terjadi pada pukul 08.42. Episentrum gempa terletak pada koordinat 7,198 Lintang Selatan dan 109,02132 Bujur Timur, tepatnya di darat pada jarak 25 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Tegal. Adapun kedalaman gempa susulan sekitar 25 kilometer di bawah permukaan tanah.
”Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Setyoajie Prayoedhie saat dihubungi, Selasa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa bumi dipicu aktivitas sesar Baribis Kendeng segmen Brebes.
Guncangan gempa dirasakan sejumlah warga di Desa Dawuhan dan Desa Sidadi, Kecamatan Siramog, Brebes. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes, sedikitnya 23 rumah warga rusak akibat gempa tersebut. Empat rumah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, dan sisanya rusak ringan.
”Kerusakan rumah bervariasi, mulai dari ringan hingga sedang. Rata-rata kerusakannya terjadi pada tembok rumah, ada yang retak dan ada yang miring. Warga yang tinggal di dua rumah yang temboknya sudah miring kami imbau untuk mengungsi sementara ke tetangga atau saudaranya sampai rumahnya diperbaiki dan aman untuk ditinggali,” ujar Kepala BPBD Brebes Nuhsy Mansyur.
Menurut Nuhsy, pihaknya masih terus mendata kerusakan yang terjadi di rumah-rumah warga akibat gempa. Warga yang rumahnya rusak akibat gempa tersebut dan dinyatakan layak dibantu akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan berupa biaya perbaikan rumah.
Tak hanya menyebabkan puluhan rumah rusak, gempa juga mengakibatkan adanya rekahan tanah sepanjang 150 meter di Igir Gowok, Desa Dawuhan. Rekahan selebar 5 sentimeter tersebut dikhawatirkan longsor apabila diguyur hujan.
”Kami sudah berkomunikasi dengan pemerintah desa setempat supaya segera ada penutupan rekahan tanah tersebut. Meski lebar rekahannya hanya 5 sentimeter, kalau terkena guyuran air hujan berpotensi longsor. Apalagi, di bawah Igir Gowok ada permukiman warga,” imbuh Nuhsy.
Nushy menambahkan, sebelumnya, Igir Gowok banyak ditanami pohon pinus yang berakar kuat dan bisa menahan longsor. Beberapa tahun terakhir, pohon-pohon pinus di Igir Gowok ditebangi kemudian lahannya digunakan untuk menanam sayuran.
Tak hanya menyebabkan puluhan rumah rusak, gempa juga mengakibatkan adanya rekahan tanah sepanjang 150 meter di Igir Gowok, Desa Dawuhan. Rekahan selebar 5 sentimeter tersebut dikhawatirkan longsor apabila diguyur hujan.
Sebelumnya, gempa akibat aktivitas sesar Baribis Kendeng segmen Brebes pernah terjadi pada akhir 2020. Gempa tersebut berpusat di darat, pada arah 28 kilometer barat daya Brebes. Dalam kejadian tersebut, tidak ada laporan kerusakan maupun korban luka dan jiwa (Kompas.id, 11/12/2020).