Sebulan, ”Rafflesia Arnoldii” Empat Kali Mekar di Kepahiang
Satu bunga Rafflesia arnoldii sedang mekar di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Bila kawasan ini tidak dilindungi, bunga yang bakal mekar bakal semakin sedikit.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
KEPAHIANG, KOMPAS — Satu bunga Rafflesia arnoldii mekar di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Dalam sebulan ini, setidaknya sudah empat kali bunga dilindungi itu mekar di lokasi yang dijaga oleh Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan.
Bunga yang mekar itu berada di Desa Tebat Monok, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, sekitar 50 kilometer dari Kota Bengkulu. Lokasinya di Jalan Raya Bengkulu-Kepahiang, Kilometer 51. Untuk bisa melihat bunga itu, pengunjung harus menyusuri lembah sekitar 300 meter.
Pada Senin (27/9/2021), bunga hampir mekar sempurna. Satu kelopak bagian atas belum terkembang maksimal. Bau yang berasal dari bunga sudah mengundang puluhan lalat. Puluhan pengunjung juga datang silih berganti ke lokasi tersebut.
Ketua Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan Holidin (54), di Kepahiang, Senin (27/9/2021), mengatakan, bunga itu mekar sejak Minggu (26/9/2021) sekitar pukul 06.00. Pada Senin jelang tengah hari, bunga hampir mekar sempurna.
”Sebetulnya dalam waktu 24 jam sejak mulai mekar sudah bisa sempurna. Namun, karena tumbuh di lokasi miring, satu kelopak bagian atas susah terangkat,” kata Holidin.
Menurut Holidin, bunga yang saat ini sedang mekar termasuk besar, dengan diameter sekitar 97 sentimeter. Selama ini, diameter paling besar dari catatan peneliti di kawasan ini 108 cm. Adapun yang dicatat Lembaga Peduli Puspa Langka dan Lingkungan 102 cm. Sementara diameter sedang tercatat 60-70 cm dan diameter kecil 45-50 cm.
Holidin menjelaskan, dalam kondisi tumbuh di lokasi datar, bunga akan bertahan selama delapan hari sejak mekar sempurna. Adapun jika lokasinya miring, kemungkinan hanya bertahan enam hari. Setalah itu, bunga akan menghitam dan perlahan hancur.
Dilanjutkan Holidin, selama sebulan ini, sudah empat kali bunga rafflesia mekar di kawasan tersebut. Sementara itu, selama setahun, setidaknya ada 14 bunga. ”Di titik ini ada 12 bunga, di titik lain ada 2 bunga,” ujarnya.
Holidin melanjutkan, hingga awal tahun 2022 diperkirakan akan ada belasan bunga Rafflesia arnoldii yang bakal mekar. Paling dekat akan ada satu bunga lagi yang mekar dalam 5-6 hari ke depan, yang lokasinya sekitar 50-60 meter dari lokasi yang sedang mekar.
Menurut Holidin, siapa pun boleh berkunjung untuk melihat bunga rafflesia mekar. Syaratnya, pengunjung tidak boleh mengganggu habitat bunga, termasuk tidak boleh menyentuh atau memegang bunga. ”Kalau bunga terpegang, perubahan warnanya cepat sekali,” ujarnya.
Anggota lembaga akan memandu pengunjung melihat bunga rafflesia yang mekar. Tidak ada penerapan tiket masuk. Walakin, pengunjung boleh mengisi kotak sumbangan yang bersifat sukarela.
Ditambahkan Holidin, dari tahun ke tahun ada kecenderungan penurunan jumlah tumbuhan Rafflesia arnoldii. Hal ini tidak terlepas dari ulah manusia, seperti perambahan hutan untuk ladang dan perkebunan.
”Perhitungan saya, mungkin lima tahun ke depan sudah sangat sulit dijumpai raflesia kalau titik-titik seperti ini tidak diupayakan dibuat menjadi semacam kawasan yang dilindungi dari kegiatan, pembukaan atau perambahan,” kata Holidin.
Kingkin Dia Pitaloka (24), pengunjung asal Kota Bengkulu, mengatakan, baru pertama kali melihat langsung bunga Rafflesia arnoldii. Ia datang bersama kerabat perempuannya dengan sepeda motor dengan menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Kota Bengkulu.
”Butuh perjuangan melihat bunga rafflesia. Setelah dilihat, luar biasa sekali. Warnanya cantik. Semua orang harus coba lihat. Ini bunga sangat terkenal dan termasuk flora dilindungi. Harus dilestarikan,” ujar alumnus Jurusan Biologi Universitas Indonesia ini.