Pengamanan Diperketat Setelah Kontak Tembak di Polsek Kiwirok
KKB pimpinan Lamek Taplo terus menebar teror di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, selama dua pekan terakhir. Polda Papua menambah pasukan ke Kiwirok untuk menghentikan kelompok itu.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Polda Papua menambah pasukan Brigade Mobil sebanyak 100 personel ke Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Hal ini untuk memperkuat pasukan setelah kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Polsek Kiwirok yang menyebabkan satu anggota Brimob gugur pada Minggu (26/9/2021).
Hal ini disampaikan Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri seusai melayat jenazah Bharada Muhammad Kurniadi di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura, Minggu (26/9/2021). Kurniadi gugur dalam kontak tembak antara anggota Satgas Nemangkawi TNI-Polri dan KKB pimpinan Lamek Taplo di Distrik Kiwirok, Minggu pukul 05.40 WIT.
Mathius mengatakan, KKB pimpinan Lamek Taplo berada di balik aksi kontak tembak sehingga Kurniadi gugur. Pihaknya akan memperketat ruang gerak kelompok tersebut dengan penambahan pasukan ke Kiwirok. ”Saat ini dua peleton pasukan kami telah berada di Kiwirok. Seratus personel Brimob Polda Papua berada di Kiwirok untuk menghadapi KKB hingga tuntas,” ujarnya.
Ia menuturkan, Polda Papua juga tengah meninjau seluruh area Kiwirok. Hal ini untuk menyiapkan upaya penegakan hukum yang efektif dalam menghadapi KKB Lamek.
Sementara itu, jenazah Kurniadi dievakuasi dari Pegunungan Bintang dengan pesawat ke Jayapura sekitar pukul 11.00. Menurut rencana, jenazah Kurniadi akan diterbangkan ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.
KKB pimpinan Lamek Taplo kembali meneror Pegunungan Bintang sejak 13 September lalu. Mereka membakar kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua di Distrik Kiwirok. Seorang anggota TNI AD, yakni Prajurit Dua Ansar, terluka saat terlibat kontak tembak dengan kelompok tersebut.
Anggota KKB juga menyerang tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kiwirok. Seorang perawat bernama Gabriella Meilani (22) gugur dalam insiden ini dan empat rekannya mengalami luka berat.
Dari hasil pendataan, lima rumah warga dan 11 fasilitas umum dibakar kelompok ini. Total 83 warga mengungsi ke hutan dan Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang.
Dari data Polri dan TNI, kelompok Lamek terlibat dalam sembilan serangan terhadap aparat dan warga sipil dalam 18 bulan terakhir. Serangan kelompok Lamek mengakibatkan seorang warga dan tiga aparat keamanan meninggal, sedangkan sembilan warga dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga menembak pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Mereka kemudian membakar satu truk dan dua ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, 8 September 2021.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal TNI Izak Pangemanan menuturkan, status keamanan di Kiwirok masih siaga satu atau status kesiagaan tertinggi. Total terdapat 73 personel TNI yang berada di Kiwirok untuk menghadapi kelompok Lamek Taplo.
”Warga mengungsi karena ketakutan menjadi korban serangan KKB. Mereka meneror warga dengan menggunakan senjata api,” ujar Izak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum mengatakan, penyerangan tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok tidak dapat dibenarkan dan menyebabkan komunitas tenaga kesehatan di Papua terpukul. Tenaga kesehatan menjadi target kekerasan kelompok tersebut.
Ia menambahkan, sekitar 300 tenaga kesehatan dari 34 puskesmas telah dievakuasi untuk mencegah penyerangan tenaga kesehatan terulang kembali. Para tenaga kesehatan ini dievakuasi ke sejumlah daerah yang aman, seperti Jayapura dan Oksibil.
”Pelayanan kesehatan di Pegunungan Bintang akan terganggu setelah ratusan tenaga kesehatan dievakuasi. Mereka sangat ketakutan dan trauma karena rekannya di Puskesmas Kiwirok menjadi korban kekerasan kelompok tersebut,” tutur Aaron.