Kasus Aktif Covid-19 Turun, Banyak Warga Kupang Mulai Abaikan Protokol Kesehatan
Kasus aktif Covid-19 di Kota Kupang turun hingga 1,1 persen dari sebelumnya sempat melampaui 20 persen. Sayangnya, di pasar banyak pedagang dan pembeli tidak menerapkan prokes. Warga juga mulai menggelar pesta beruntun.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Kasus aktif Covid-19 di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, telah turun hingga tersisa 1,1 persen. Sayangnya, perilaku sejumlah masyarakat mulai lepas kontrol. Mereka kembali menggelar pesta di permukiman yang menimbulkan kerumunan. Di ruang publik, banyak warga juga tidak menerapkan protokol kesehatan.
Menurut pantauan Kompas di Pasar Oesapa, Kota Kupang, Minggu (26/9/2021), ratusan warga berdesakan di tempat penjualan ikan. Jalan selebar kurang dari 2 meter sepanjang lebih kurang 25 meter itu sesak oleh para pembeli. Pembeli kebanyakan orang dewasa yang sebagian membawa anak berusia di bawah lima tahun.
Banyak pembeli tidak mengenakan masker atau mengenakan masker yang sekadar hanya menutupi dagu. Begitu pula para pedagang. ”Kondisi ini seolah-olah tidak ada korona lagi. Selama ini, baru kali ini banyak sekali orang datang ke pasar. Penuh sesak,” kata Tina (40), pedagang sayur di pasar tersebut.
Melihat kondisi seperti itu, banyak pembeli enggan masuk ke lokasi penjualan ikan. Mereka menunggu sampai situasi benar-benar lengang. Sebagian pembeli malah memilih pulang demi menghindari potensi penularan Covid-19. Pasar menjadi tempat penularan virus paling tinggi.
Di pasar itu tidak ada petugas dari satuan tugas Covid-19 yang berjaga. Baliho berisi imbauan menjaga protokol kesehatan juga tidak tampak lagi. ”Dulu ada baliho, tetapi sudah dicopot. Katanya, kasus korona di Kupang sudah turun, terus sudah vaksin banyak orang, jadi sekarang bisa bebas,” ucap Tina lagi.
Selain di pasar, pelanggaran protokol kesehatan juga mulai terjadi di beberapa titik lainnya. Dalam satu pekan terakhir, secara beruntun warga menggelar pesta di beberapa tempat yang dihadiri ratusan, bahkan hingga ribuan orang. Pesta berlangsung mulai siang hingga dini hari berikutnya.
Di Jalan Frans de Romes, misalnya, dalam satu pekan berlangsung dua kali pesta pernikahan. Warga bahkan membangun tenda menutupi salah satu gang. Pesta serupa juga terjadi di Naimata. ”Orang joget dan dansa sampai pagi. Tidak ada petugas yang datang menegur,” kata Umbu Rima (50), warga di Jalan Frans de Romes.
Menurut dia, warga saat ini semakin berani menggelar pesta dan siap melawan jika ada petugas yang datang. Warga beralasan, para pejabat Pemerintah Provinsi NTT sudah memberi contoh buruk. Pada 27 Agustus lalu, para pejabat berkerumun di Pulau Semau, Kabupaten Kupang.
Pejabat berkerumun dan mengikuti acara hiburan yang mengadirkan artis lokal sampai lewat tengah malam. Kegiatan yang melanggar protokol kesehatan itu hingga kini tidak ditindak oleh aparat penegak hukum. ”Kalau pejabat tidak ditindak, jangan harap masyarakat mau patuh,” kata Umbu.
Namun, di sisi lain, masih banyak warga yang patuh pada protokol Covid-19. Berdasarkan pantauan Kompas di Kapela Santo Agustinus Bello, umat Katolik yang mengikuti perayaan ekaristi duduk berjarak dan tetap mengenakan masker selama perayaan berlangsung. Durasi perayaan yang biasa hingga dua jam, dipercepat menjadi satu jam.
Berdasarkan data Satuan Tugas Covid-19 Kota Kupang, hingga Sabtu (25/9/2021), jumlah kasus aktif Covid-19 di daerah itu turun hingga 174 atau 1,1 persen dari total 15.162 kasus. Angka kesembuhan pun terus meningkat menjadi 14.662. Adapun korban meninggal berjumlah 368 orang.
Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Kupang, Ernest Ludhi, mengimbau warga agar tetap menerapkan protokol Covid-19. Momentum penurunan kasus ini harus dijaga agar tidak menimbulkan ledakan kasus kembali seperti pada beberapa waktu lalu. Penerapan protokol Covid-19 dilakukan demi kebaikan bersama.
Di tengah meredanya kasus ini, Pemerintah Kota Kupang terus menggenjot perluasan vaksinasi Covid-19 menuju kekebalan kelompok. Hingga Sabtu (25/9/2021), jumlah warga yang sudah menerima vaksinasi dosis pertama sebanyak 250.323 atau 75,03 persen, sedangkan dosis kedua baru 144.489 orang atau 43,30 persen.