Atas Perintah Presiden, Jembatan Sei Alalak di Banjarmasin Akhirnya Dioperasikan
Presiden Joko Widodo meminta agar Jembatan Sei Alalak segera dioperasikan meski jembatan itu belum diresmikan. Pengoperasian segera jembatan diminta warga karena jalan lingkar utara macet dan rusak parah akibat banjir.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·5 menit baca
JAKARTA.KOMPAS — Jembatan Sei Alalak di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mulai dibuka untuk uji coba operasional pada Minggu (26/9/2021) pukul 13.30 Wita. Meski belum diresmikan, jembatan dioperasikan setelah ada permintaan dari Presiden Joko Widodo.
Proses pembangunan Jembatan Sei Alalak telah rampung sejak Jumat (24/9/2021). Jembatan ini menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun dan diyakini akan memberikan manfaat besar bagi perekonomian masyarakat. ”Benar, Bapak Presiden meminta agar Jembatan Alalak ini segera dibuka. Kami saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,” ucap Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Minggu (26/9/2021).
Sebelumnya, warga Kalimantan Selatan meminta agar Jembatan Sei Alalak segera dibuka. Jembatan ini menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala menuju Kalimantan Tengah. Kawasan ini terkenal macet, terutama setelah Jalan Lingkar Utara rusak parah diterjang banjir.
Desakan warga Kalimantan Selatan ini mendapat perhatian Presiden Jokowi. Mengetahui pentingnya pembukaan jembatan ini untuk masyarakat, Presiden Jokowi lantas meminta agar jembatan segera dibuka. Heru mengatakan bahwa pembukaan jembatan tersebut dapat dilakukan dengan uji coba operasional secara terbatas hingga pelaksanaan peresmian. ”Jenis kendaraan yang diizinkan hanya roda dua dan mobil penumpang,” ucap Heru.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan siap melaksanakan arahan Presiden Jokowi untuk uji coba operasional Jembatan Sei Alalak. ”Kami telah melakukan pengecekan akhir kondisi jembatan tersebut dan siap dibuka sesuai arahan Presiden,” ucap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta.
Basuki mengatakan akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan. ”Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Polda Kalimantan Selatan terkait koordinasi untuk uji coba operasional terbatas ini. Dan juga untuk melakukan pengawalan dan pengamanan,” ucapnya.
Basuki meminta masyarakat mentaati aturan lalu lintas serta menjaga kebersihan dan ketertiban di area jembatan. Selain itu, ia pun meminta agar kendaraan roda dua dan mobil penumpang tidak parkir atau berhenti di atas jembatan. ”Kami khawatir, karena jembatan baru, masyarakat ingin berhenti untuk melihat jembatan atau berfoto. Mohon untuk kepentingan bersama, kita tertib dan menaati aturan lalu lintas,” ujarnya.
Dalam keterangan pers tertulis pada Minggu, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, mengatakan, selama uji coba operasional secara terbatas terdapat beberapa ketentuan yang harus ditaati. Ketentuan itu di antaranya jenis kendaraan yang diizinkan melintas hanya kendaraan roda dua dan mobil penumpang.
Lolos uji laik
Menurut Endra, uji coba operasional secara terbatas dapat dilakukan karena Jembatan Sei Alalak sudah lolos uji laik fungsi struktur jembatan dari Menteri PUPR dengan nomor BM.05.03-Mn/1527 pada 15 September 2021. Perbaikan jembatan juga sudah selesai pada Jumat, 24 September 2021.
Kementerian PUPR melalui Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) telah melakukan proses uji beban sebagai bagian dari rangkaian sertifikasi laik operasi pada Jembatan Sei Alalak selama dua hari pada Senin (30/8/2021) dan Selasa (31/8/2021). Pelaksanaan uji beban berlangsung secara ketat dan diawasi KKJTJ dengan melibatkan 32 truk masing-masing dengan beban seberat 24 ton.
Direktur Pembangunan Jembatan Yudha Handita Panjiriawan saat menyaksikan secara langsung uji beban mengatakan, secara keseluruhan uji beban menunjukkan hasil yang baik. ”Secara umum hasil ujinya baik, ketika diberikan beban, lalu bebannya di-release, kondisi jembatannya kembali seperti semula. Ini mengindikasikan struktur jembatannya baik,” kata Yudha.
Endra mengatakan, demi keamanan, keselamatan, dan kenyamanan masyarakat selama masa uji coba operasional, Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan telah dan akan terus berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Daerah dan Dinas Perhubungan untuk pengaturan lalu lintas. Diharapkan juga partisipasi masyarakat Banjarmasin untuk membantu menjaga dan memelihara salah satu hasil pembangunan infrastruktur terbaru di Pulau Kalimantan ini.
Jembatan Sei Alalak didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton. Selain itu juga telah diperhitungkan kekuatan jembatan ini dengan konstruksi tahan gempa dan masa layanan hingga 100 tahun. ”Sebagai tindak lanjut perintah Presiden Jokowi, Jembatan Sei Alalak akan open traffic untuk uji coba pada Minggu, 26 September 2021, mulai pukul 13.30 Wita,” kata Endra.
Struktur melengkung
Jembatan Sei Alalak memiliki kekhususan, yaitu pilon jembatannya tunggal dan melengkung ke arah luar. Jembatan tersebut merupakan jembatan cable stayed dengan stuktur melengkung pertama di Indonesia sehingga dalam aspek konstruksi dan pemeliharaannya memiliki kompleksitas tersendiri. Untuk pemantauan dan pemeliharaan, Ditjen Bina Marga akan menempatkan sensor-sensor pada beberapa bagian jembatan tersebut.
Yudha menambahkan, biasanya jembatan cable stayed itu memiliki pilon yang lurus dan sisi kanan kirinya simetris. Namun, Sei Alalak berbeda. Selain pilonnya yang melengkung, jalan jembatannya pun melengkung. ”Perilaku jembatan ini yang sangat khusus, saya rasa ini baru pertama di dunia, makanya jika diusulkan ke Muri (Museum Rekor-Dunia Indonesia) ini bisa dapat rekornya,” katanya.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan Syauqi Kamal mengatakan, pembangunan jembatan tersebut cukup menantang karena berlokasi di atas tanah lunak (gambut). ”Fondasi jembatan kedalamannya sampai 75 meter dengan diameter pancangnya sebesar 1,8 meter. Jembatan Sei Alalak juga menjadi ikon baru Kota Banjarmasin maupun Provinsi Kalimantan Selatan,” ujar Syauqi.
Jembatan Sei Alalak berlokasi di jalur utama lintas selatan trans-Kalimantan. Keberadaan jembatan tersebut meningkatkan kapasitas jalan lintas selatan sehingga mendukung konektivitas Kota Banjarmasin baik ke arah Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Timur. Jalan lintas Kalimantan juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya karena melewati area perkebunan, seperti sawit dan karet, serta pertambangan.
Jembatan Sei Alalak dibangun dengan panjang keseluruhan 850 meter yang terbagi menjadi bagian jembatan utama (struktur cable stayed) sepanjang 130 meter, jembatan pendekat (struktur pile slab) sepanjang 295 meter, dan oprit jembatan sepanjang 425 meter. Dana pembangunannya menggunakan alokasi surat berharga syariah negara (SBSN) kontrak tahun jamak 2018-2021 senilai Rp 272 miliar.