UKM Logam Tegal Berpotensi Jadi Pemasok Utama Industri Nasional
UKM di Kabupaten Tegal, Jateng, diharapkan bisa menjadi pemasok utama industri logam nasional. Hal itu bisa menekan impor alat pertanian, kesehatan, kelistrikan, hingga alat perkapalan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Usaha kecil dan menengah logam di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, berpotensi ikut menopang industri nasional. Untuk mewujudkannya, mereka membutuhkan bantuan intensif dari pemerintah dan perusahaan swasta besar.
Hal itu dikatakan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki di Lingkungan Industri Kecil Takaru, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Sabtu (25/9/2021). Kawasan ini dikenal sebagai kawasan usaha kecil menengah (UKM) perlogaman.
”Pemerintah ingin mengembangkan UKM menjadi rantai pasok industri nasional. Dengan begitu, UKM bisa mengalami perbaikan, peningkatan, berdaya saing, dan menjadi tulang punggung nasional,” kata Teten.
Sejauh ini, potensi itu sudah tergambar di Tegal. Sejumlah UKM logam telah menjadi bagian dari rantai pasok di industri-industri besar. Selain untuk industri otomotif, UKM Tegal menyuplai alat kelistrikan, pertanian, dan kesehatan ke sejumlah kementerian dan BUMN.
”Nanti, saya sampaikan kepada Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian supaya tidak usah impor lagi. Alat-alatnya bisa diproduksi sendiri, pakai produk UKM Tegal,” ujarnya.
Ke depan, menurut Teten, Kabupaten Tegal berpotensi menjadi sentra pembuatan komponen industri otomotif, permesinan, dan furnitur. Teten berjanji akan memperluas kerja sama dengan berbagai pihak. Sejauh ini, sembilan BUMN sudah menjalin kerja sama dengan Kemenkop dan UKM.
Selain dengan BUMN dan sejumlah kementerian, Teten juga mendorong agar UKM Tegal bermitra dengan perusahaan-perusahaan besar. Sebagai bentuk dukungan, pihaknya siap memberikan akses perusahaan besar, pembiayaan, serta insentif pajak.
”Di banyak negara, UKM berkembang karena bermitra dengan usaha besar. Kemitraan ini tidak sekadar memenuhi permintaan pasarnya, tetapi juga transfer teknologi, pengetahuan, lalu pola pikir bisnis,” imbuhnya.
Anggota Komisi VI DPR Siti Mukaromah yang ikut dalam kunjungan itu menuturkan, Tegal harus bekerja lebih keras mempertahankan gelar sebagai ”Jepang”-nya Indonesia. Pelaku UKM dituntut siap mengikuti ketentuan sesuai standar yang diterapkan perusahaan besar.
”Prinsipnya, jika ada permintaan pasokan, para pelaku usaha harus siap melayani. Jangan sampai, ketika banyak pesenan terus terkendala, ini yang harus dipikirkan. Digitalisasi juga jangan sampai ketinggalan, kita harus mengejar agar sejajar dengan lainnya,” ujarnya.
Bupati Tegal Umi Azizah memastikan, UKM Tegal siap memasok kebutuhan kementerian maupun perusahaan besar sesuai standar. Menurut dia, pengembangan industri logam menjadi satu dari sembilan program unggulan Pemkab Tegal.
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bakti Astra Sigit P Kumala menuturkan, berkomitmen terus membina pelaku usaha Tegal menjadi bagian dari rantai pasok PT Astra Honda Motor. Sejauh ini, sedikitnya 30 UKM di Tegal dibina YDBA.
”Kami sudah lama mendidik pelaku UKM Tegal. Kualitas mereka sudah teruji. Harapannya, perusahaan lain bisa ikut bergabung agar naik kelas. Tak hanya itu, kompetensinya juga akan meningkat seiring dengan banyaknya permintaan pasokan dari perusahaan besar,” kata Sigit.