Pelaksanaan Protokol Kesehatan di Sekolah di Kalbar Diminta Tak Kendur
Sekolah tidak boleh lengah dalam melaksanakan protokol kesehatan di sekolah agar tidak muncul kluster baru Covid-19. Selain itu, evaluasi pembelajaran tatap muka terus dilakukan untuk melihat perkembangan di lapangan.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sekolah-sekolah di Kalimantan Barat diminta tak lengah dalam melaksanakan protokol kesehatan agar tidak muncul kluster Covid-19. Pengawasan terhadap protokol kesehatan hendaknya terus dilakukan sembari melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka.
Kewaspadaan itu perlu dilakukan karena di provinsi lain muncul kluster Covid-19 di sekolah. Di DKI Jakarta, misalnya, dari tujuh sekolah yang ditutup, enam di antaranya ditemukan satu kasus positif Covid-19. Selanjutnya, satu dari enam sekolah itu didapati menjadi kluster penularan Covid-19. Selain itu, ada satu sekolah lagi yang ditutup karena melanggar protokol kesehatan atau prokes (Kompas, 24/9/2021).
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga, Jumat (24/9/2021), menuturkan, sekolah-sekolah di Kalbar hendaknya tetap melaksanakan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah. Disiplin protokol kesehatan tetap menjadi perhatian meskipun kini kabupaten/kota di Kalbar berzona kuning (risiko rendah) penularan Covid-19.
Kewaspadaan itu perlu terus dilakukan, apalagi berdasarkan beberapa analisis dan ahli adanya potensi gelombang ketiga Covid-19 di dunia. Untuk itulah, protokol kesehatan perlu terus dilaksanakan.
”Selain itu, vaksinasi juga perlu dievaluasi terutama untuk siswa dan guru. Apakah semua siswa dan guru sudah divakin atau belum,” ujarnya.
Di Kalbar, pembelajaran tatap muka (PTM) sudah dilaksanakan, meski masih secara terbatas. Di Kota Pontianak, ibu kota Kalbar, misalnya, PTM sudah dilaksanakan sejak Rabu (18/8/2021) lalu. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat Sugeng Hariadi menuturkan, evaluasi PTM di Kalbar dilakukan mingguan bersama Dinas Kesehatan untuk melakukan tes usap (swab) bagi siswa.
”Kami mohon kepada pihak sekolah untuk semakin memperketat protokol kesehatan terutama pemeriksaan suhu tubuh siswa saat mereka tiba di sekolah. Hal itu salah satu antisipasi yang dilakukan agar tidak muncul kluster di sekolah,” ungkap Sugeng.
Sugeng menuturkan, PTM di kabupaten/kota sejauh ini secara umum berjalan lancar. Hanya saja, pada minggu kedua September lalu di salah satu SMK di Kalbar terdapat delapan siswa dari hasil tes usap positif Covid-19.
”Dua kelas di salah satu sekolah tesebut sempat ditutup. Namun, kini siswa sudah sehat dan PTM sudah kembali dilaksanakan. Untuk kabupaten/kota lainnya sejauh ini aman. PTM masih berjalan aman sejauh ini,” kata Sugeng.
Terkait perkembangan Covid-19 di Kalbar, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalbar Harisson menuturkan, perdasarkan data hingga per 23 September total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kalbar 39.595 orang. Sebanyak 38.252 orang (96,60 persen) di antaranya sembuh dan 1.035 orang (2,61 persen) meninggal dunia. Kasus aktif 308 orang (0,77 persen).
Dalam kegiatan ”Obrolan Terkini Kesehatan Kalbar” yang disiarkan di media sosial Dinkes Provinsi Kalbar, Jumat pagi, Harisson, mengatakan, situasi di Kalbar membaik. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit Kalbar 12,3 persen.
Ketersediaan oksigen dan obat-obatan juga memadai. Bahkan, menurut Harisson, ada vitamin untuk para siswa agar imunitas para siswa tetap terjaga sehingga mereka tidak terserang Covid-19.