Kekebalan komunal terus diupayakan berbagai pihak melalui berbagai cara. Di Kota Tegal, Jateng, sejumlah pihak harus berjuang memvaksin warga dari pintu ke pintu hingga berperang melawan hoaks.
Oleh
KRISTI UTAMI
·5 menit baca
Percepatan vaksinasi jadi jurus pamungkas meraih kekebalan komunal saat aktivitas mulai dilonggarkan di masa pandemi. Di Kota Tegal, petugas menggelar vaksin malam, undian berhadiah, hingga mengetuk pintu-pintu rumah. Deras hujan hingga omelan warga jadi pelecut perjuangan.
Penghuni salah satu rumah di Kelurahan Bandung, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah, yang awalnya duduk di teras, langsung bergegas masuk saat melihat Teti Kirnawati dan para petugas vaksinasi lain mendekati tempat tinggalnya, Selasa (14/9/2021). Ketukan pintu dan salam tak ditanggapi. Pakaian basah petugas akibat cipratan air saat berpayung menembus deras hujan tak digubris.
”Seperti ini sudah biasa. Lain hari kami datangi lagi, kami edukasi lagi. Siapa tahu, nanti mereka berubah pikiran,” ucap Teti Kirnawati, lurah sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Bandung, sambil berjalan menuju rumah warga lain.
Di rumah warga lain, anggota Satgas Covid-19 malah kena semprot. Saat itu ada seorang ibu yang belum divaksin dengan alasan penyakit asma. Dokter dan kader kesehatan sudah berupaya menjelaskan kepada keluarga tersebut bahwa vaksin Covid-19 aman untuk penderita asma. Namun, adik ibu tersebut tetap ngeyel tanpa mau menerima penjelasan. Ia justru balik malah memarahi petugas.
”Enggak usah vaksin-vaksinanlah. Kakak saya itu punya penyakit asma. Kalau sampai ada apa-apa bagaimana? Anda mau tanggung jawab?” katanya dengan nada tinggi.
Satgas Covid-19 berupaya menjelaskan bahwa sebelum divaksin, ibu tersebut akan diperiksa kesehatannya. Jika memang tidak layak, tidak akan divaksin. Salah satu polisi yang ikut dalam rombongan petugas vaksinasi pun menawarkan diri bertanggung jawab membawa ibu itu berobat jika ada kejadian ikutan pascaimunisasi atau KIPI berat.
Setiap warga yang menjalani vaksinasi dosis pertama mulai 13 September kami beri masing-masing satu kupon undian berhadiah.
Setelah dibujuk berulang kali, akhirnya keluarga itu bersedia ibu mereka diperiksa kesehatannya. Saat hasil penapisan dokter menyatakan dia layak divaksin, ibu itu pun mendapat suntikan.
”Kami tidak ada maksud buruk, apalagi ingin mencelakakan. Vaksinasi ini penting untuk kesehatan warga. Kalau ada penolakan-penolakan seperti ini, kami tidak boleh menyerah. Yakinkan warga dan keluarganya dengan cara baik,” tutur Teti.
Hingga Jumat (17/9/2021), sebanyak 2.841 orang sudah divaksin di Kelurahan Bandung. Angka tersebut mencapai 63,13 persen dari target vaksinasi sebanyak 4.500 orang. Vaksinasi dari pintu ke pintu atau door to door, menurut Teti, menjadi upaya mendekatkan layanan vaksinasi kepada warga. Digelar sejak pekan kedua September, kegiatan itu dilakukan setiap Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Adapun pada Senin dan Kamis, vaksinasi digelar di Puksesmas Bandung atau Kantor Kelurahan Bandung.
Selain menjangkau warga melalui vaksinasi dari pintu ke pintu, pihak kelurahan juga rajin mengirim surat pemberitahuan kepada warga yang belum divaksin. Isi surat itu lebih kurang meminta warga segera mendatangi lokasi vaksinasi. Jika memang hasil penapisan kesehatan menyatakan yang bersangkutan tak bisa divaksin, mereka akan diberi surat keterangan untuk ditunjukkan pada petugas saat mengakses layanan publik atau pergi ke kawasan wajib vaksinasi.
Di Kecamatan Tegal Selatan, selain vaksinasi door to door, digelar pula vaksinasi pada malam hari. Ini untuk menjembatani warga yang pada pagi dan siang hari harus mencari nafkah. Bahkan, untuk menarik warga, mereka mengadakan vaksinasi berhadiah.
”Setiap warga yang menjalani vaksinasi dosis pertama mulai 13 September kami beri masing-masing satu kupon undian berhadiah. Nantinya, kupon itu akan diundi dan warga yang beruntung bisa mendapatkan hadiah berupa sepeda motor, sepeda gunung, televisi, kulkas, dan hadiah menarik lainnya," kata Camat Tegal Selatan Sartono.
Sartono menuturkan, dari sasaran vaksinasi sebanyak 53.000 orang, masih ada sekitar 20.000 yang belum divaksin. Di wilayah itu, vaksinasi ditargetkan rampung pada Oktober, sesuai instruksi Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono.
Hoaks
Keengganan sejumlah warga di Kota Tegal untuk divaksin salah satunya dampak merebaknya hoaks. Seperti terjadi di Kelurahan Debong Kidul, Kecamatan Tegal Selatan. ”Dari 4.060 orang sasaran, sekitar 1.500 orang belum divaksin. Kebanyakan berusia 25-45 tahun. Rata-rata alasannya takut mati setelah divaksin. Ada juga yang disarankan tidak vaksin oleh pemuka agama di lingkungannya,” kata kader kesehatan di Kelurahan Debong Kidul, Dwi Suciarti.
Suciarti mengaku sudah sering meluruskan informasi bohong di lingkungannya. Ada yang akhirnya mau divaksin, tetapi ada juga tetap tidak percaya. ”Saya sudah bilang sama mereka kalau saya sudah divaksin dua kali dan alhamdulillah belum mati. Tapi tetap saja mereka susah dibilangin. Katanya, nanti kalau sudah dapat hidayah baru mau divaksin,” ujarnya.
Sejumlah warga bahkan rela tidak mendapat bantuan ketimbang harus divaksin. Sebab, kartu atau sertifikat vaksin menjadi salah satu syarat pengambilan bantuan berupa beras 20 kilogram. Karena tidak diambil, beras-beras itu menumpuk.
Lurah Debong Kidul Erni mengatakan, dari 1.323 keluarga penerima manfaat, sebanyak 366 karung beras belum diambil. Sebanyak 123 keluarga diketahui berpindah rumah atau meninggal, sedangkan 243 keluarga lain menolak divaksin.
Syarat vaksinasi untuk pengambilan bantuan bukan tanpa landasan hukum. Pasal 13A (4) Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi menyebutkan, setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran pernerima vaksin Covid-19 yang tidak mengikuti vaksinasi dapat dikenai sanksi administrasi berupa penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial.
”Kami sudah beri keringanan dengan membolehkan warga mengambil bantuan asal ada satu saja yang sudah divaksin di keluarga tersebut. Kalau yang tua takut karena ada penyakit, anaknya yang masih muda dan sehat bisa dong seharusnya,” ujar Erni.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, di Kota Tegal sebanyak 188.183 orang sudah divaksin dosis pertama. Jumlah itu mencapai 88,33 persen target sasaran. Sementara vaksinasi dosis kedua baru dilakukan kepada 91.495 orang atau 42,95 persen target sasaran.
”Capaian vaksinasi dosis kedua memang masih selisih jauh dari capaian dosis pertama. Mudah-mudahan akhir bulan ini capaian dosis pertama sudah bisa 90 persen. Selanjutnya, kami akan dorong percepatan vaksinasi dosis kedua,” ujar Dedy Yon Supriyono.
Berbagai upaya untuk membentuk kekebalan komunal terus didorong pemerintah demi keselamatan masyarakat. Kabar bohong tanpa dasar kuat kiranya jangan sampai mencederai perjuangan bangsa menangkal pandemi.