Jabar Prioritaskan Vaksinasi ”Door to Door” bagi Warga Mobilitas Terbatas
Cakupan vaksinasi di Jawa Barat baru mencapai 37 persen untuk dosis pertama dan 19 persen untuk dosis kedua. Mendatangi rumah-rumah warga diharapkan memperluas cakupan vaksinasi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat memprioritaskan vaksinasi Covid-19 door to door atau mendatangi rumah-rumah warga yang mobilitasnya terbatas. Skema ini diharapkan memperluas cakupan penyuntikan vaksin yang baru mencapai 37 persen untuk dosis pertama dan 19 persen untuk dosis kedua.
Skema vaksinasi jemput bola itu digelar sejak akhir Agustus lalu. Tujuannya, menjangkau masyarakat yang selama ini terkendala mengakses fasilitas kesehatan, sentra vaksinasi, dan lokasi penyuntikan vaksin lainnya.
”Vaksinasi door to door ini, khususnya, untuk masyarakat yang mobilitasnya terbatas di daerah sulit dijangkau, seperti penyandang disabilitas, lansia, bumil (ibu hamil), juga ODGJ (orang dengan gangguan jiwa),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Nina Susana Dewi, Rabu (22/9/2021).
Jabar menargetkan 37,9 juta sasaran vaksinasi pada akhir Desember 2021. Hingga Rabu malam, vaksinasi dosis pertama telah menjangkau 14,15 juta orang dan 7,18 juta untuk dosis kedua.
Rata-rata kapasitas penyuntikan vaksin di Jabar dalam sepekan terakhir di atas 300.000 dosis per hari. Kapasitas itu yang tertinggi dari 34 provinsi se-Indonesia. Jumlah itu meningkat enam kali lipat dibandingkan dengan empat bulan lalu.
Akan tetapi, untuk mengejar target akhir 2021, Jabar harus meningkatkan cakupan vaksinasi menjadi 400.000-500.000 dosis per hari. Dengan begitu, kebutuhan pasokan vaksin dari pemerintah pusat mencapai 15 juta dosis per bulan.
Sejak Januari lalu, Jabar telah menerima 25,5 juta dosis vaksin Covid-19. Stok vaksin saat ini sekitar 6,7 juta dosis yang diestimasikan akan habis digunakan dalam 23 hari ke depan.
Vaksinasi tenaga pendidik
Hingga Selasa (21/9/2021), vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidikan telah menjangkau 55.785 orang untuk dosis pertama dan 38.670 orang untuk dosis kedua. Pendataan terhadap guru di sekolah-sekolah dan kantor cabang dinas terus dilakukan untuk memverifikasi jumlah tenaga pendidik yang belum divaksin.
”Sampai saat ini, proses pendataan vaksinasi untuk guru dan siswa sedang berlangsung. Jadi, kemungkinan data yang diperoleh, baik untuk guru maupun untuk siswa, belum semuanya di-input,” ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pendidikan Jabar Yesa Sawedi.
Yesa menyebutkan, pendataan vaksinasi secara keseluruhan di sekolah telah mencapai 58 persen. Persentase tertinggi berada di sekolah luar biasa yang menjangkau 264 sekolah dari 384 sekolah atau sekitar 68,75 persen.
”Untuk jenjang SMA, sebanyak 1.125 dari 1.685 sekolah atau 66,77 persen yang telah mengisi pendataan. Untuk jenjang SMK, sebanyak 1.524 dari 2.937 sekolah atau 51,89 persen telah mengisi pendataan,” katanya.
Sementara itu, hingga 21 September 2021, PT Bio Farma telah mendistribusikan sekitar 171 juta dosis vaksin. Vaksin tersebut dari berbagai produk, seperti Coronavac, Covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Moderna, Sinopharm, dan Pfizer.