Fokus Evaluasi Setelah Muncul Kluster, PTM di Jepara Ditunda
Selain Jepara, temuan kluster PTMT juga terjadi di Kabupaten Purbalingga. Sebanyak 90 murid SMPN 4 Mrebet terkonfirmasi positif Covid-19. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengharuskan sekolah melapor dulu sebelum PTMT.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menghentikan sementara pembelajaran tatap muka terbatas atau PTMT menyusul temuan kluster di salah satu satuan pendidikan. Evaluasi pun dilakukan. Gubernur Jateng mengharuskan sekolah-sekolah yang hendak menggelar PTMT melapor kepada pemerintah.
Kluster penularan Covid-19 yang melibatkan 25 siswa dan tiga guru terjadi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Muttaqin di Desa Rengging, Kecamatan Pecangaan, Jepara, awal pekan ini. Mulai Kamis (23/9/2021), semua kegiatan PTMT di semua jenjang pendidikan di Jepara dialihkan kembali dengan pembelajaran jarak jauh.
Bupati Jepara Dian Kristiandi, Kamis, mengatakan, seiring penghentian sementara PTMT, akan dilakukan evaluasi menyeluruh terkait pembiasaan penerapan protokol kesehatan dan kesiapan sekolah. Komunikasi dengan para orangtua murid juga terus dijalin.
”Kami akan mengingatkan kembali soal protokol kesehatan dan melakukan pengecekan sarana prasarana untuk prokes (dalam pembelajaran tatap muka). Juga meminta pihak sekolah agar peserta didik tidak berkerumum sebelum dan setelah pelajaran,” kata Andi, sapaannya, lewat pesan singkat.
Sebelumnya, Rabu, Andi menuturkan, keputusan penghentian sementara PTMT itu setelah pihaknya menerima instruksi dari Dinas Kesehatan Jateng. Penghentian dilakukan minimal 10 hari atau dalam rentan waktu masa inkubasi virus.
Penghentian dilakukan minimal 10 hari atau dalam rentan waktu masa inkubasi virus.
PTMT akan dimulai kembali setelah evaluasi tuntas. ”Masyarakat kembali kami sadarkan bahwa ada satu contoh sudah seperti ini (penularan di sekolah). Diberikan kelonggaran dengan boleh tatap muka, tetapi ternyata di lapangan butuh penekanan yang lebih serius dari orangtua. Kesehatan siswa menjadi yang utama,” ujar Andi dalam keterangannya.
Dikutip dari situs Pemprov Jateng, Kepala MTs Al-Muttaqin Rengging, Samudi, mengatakan, semua siswa dan guru yang terpapar Covid-19 dalam kondisi baik dan tanpa gejala. Mereka tengah isolasi mandiri di tempat masing-masing. PTMT dihentikan dan hanya beberapa guru yang berjaga di sekolah.
Purbalingga
Selain Jepara, temuan kluster PTMT juga terjadi di Kabupaten Purbalingga. Sebanyak 90 murid SMPN 4 Mrebet terkonfirmasi positif Covid-19 dari tes cepat antigen menjalani isolasi terpusat di sekolah. Di Kota Semarang, temuan penularan pada tujuh siswa dan guru terjadi di empat sekolah berbeda dan disebut kluster keluarga. Sementara di Blora, kasus ditemukan saat penapisan sebelum memulai PTMT.
Terkait penularan di SMPN Mrebet, Ganjar Pranowo mengatakan, dirinya telah mendapat laporan dari bupati. PTMT di seluruh Purbalingga pun diputuskan untuk dihentikan sementara. Ganjar juga telah meminta dilakukan pelacakan dan tes pada kluster itu.
”Ini jadi peringatan untuk semua bahwa kita harus betul-betul hati-hati. Informasi dari bupati, di Purbalingga sebenarnya belum membuka PTMT. Maka, inilah pentingnya setiap sekolah yang menyelenggarakan PTMT melapor lebih dulu (pada pemerintah). Yang enggak lapor, bubarkan,” katanya.
Dengan melapor lebih dulu, kata Ganjar, pemerintah bisa mengecek segala kesiapan PTMT sejak awal. Dengan demikian, segala kemungkinan penularan di tengah PTMT dapat ditekan. Ia juga meminta dilakukan tes acak di beberapa sekolah pada waktu tertentu agar perkembangan terpantau.
Berdasarkan data corona.jatengprov.go.id, per Rabu (22/9/2021) pukul 16.00, terdapat 480.069 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 4.151 dirawat/isolasi mandiri (kasus aktif), 443.612 sembuh, dan 31.871 meninggal. Terdapat tambahan 435 kasus positif dalam 24 jam terakhir