Vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di NTT, terutama di wilayah rentan penularan, dipercepat. Sementara pelajar di pedalaman yang masuk zona hijau boleh mengikuti pembelajaran tatap muka sambil menunggu giliran divaksinasi.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pemerintah daerah mendorong percepatan vaksinasi bagi para pelajar di Nusa Tenggara Timur, terutama yang berada di wilayah rentan penularan Covid-19. Sementara untuk zona hijau di wilayah pedalaman sudah diperbolehkan memulai proses pembelajaran tatap muka sambil menunggu giliran vaksinasi. Orangtua dan siswa menyambut gembira pembelajaran tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Linus Lusi pada Rabu (22/9/2021) mengatakan, dari sekitar 89.000 siswa SMA/sederajat di NTT, sebanyak 11.000 di antaranya sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Mereka tersebar di 903 satuan pendidik, baik negeri maupun swasta.
Menurut dia, vaksinasi untuk pelajar yang mulai gencar dilaksanakan sekitar satu bulan ini berkat dukungan dari para bupati/wali kota serta dinas kesehatan dan rumah sakit setempat. Vaksinasi digelar secara massal. ”Semua kepala daerah sepakat bahwa pembelajaran tatap muka sudah harus dimulai. Makanya, vaksinasi harus dipercepat,” ucapnya.
Untuk sasaran vaksinasi, pihaknya memprioritaskan terlebih dahulu vaksinasi bagi siswa di wilayah perkotaan. Pada Senin (20/9), digelar vaksinasi massal bagi 1.500 siswa SMA/sederajat di Kota Kupang. Alasannya, wilayah perkotaan rentan penyebaran virus. Kendati laju penyebaran Covid-19 di kota itu sudah menurun, pemerintah tetap mewaspadai.
Sebagai gambaran, Kota Kupang merupakan daerah di NTT dengan kasus Covid-19 tertinggi. Hingga Selasa (21/9), misalnya, jumlah kasus Covid-19 di Kupang telah mencapai 15.098 dengan kasus aktif 186 atau 1,2 persen. Padahal, sebulan lalu, kasus aktif sempat melampaui 20 persen.
Sementara untuk wilayah pedalaman dan daerah zona hijau lainnya diminta menunggu giliran akan divaksinasi. Sekolah dimaksud diperbolehkan memulai pembelajaran tatap muka dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Rombongan belajar dibatasi dan tatap muka diatur menjadi beberapa sesi.
Di tengah keterbatasan stok vaksin, Linus belum bisa menargetkan kapan vaksinasi pelajar rampung. ”Sampai akhir tahun nanti, mungkin hampir seluruhnya sudah divaksinasi. Target pada semester genap tahun depan nanti, semua pelajar di NTT sudah divaksinasi,” katanya.
Sampai akhir tahun nanti, mungkin hampir seluruhnya sudah divaksinasi.
Simon Seffi, guru Matematika di SMA Negeri 2 Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, menuturkan, di sekolah mereka belum ada siswa yang menerima vaksinasi. Namun, pihak sekolah memberanikan diri menggelar pembelajaran tatap muka. Mereka merasa aman lantaran sekolah itu berada di zona hijau.
Kegiatan pembelajaran dibagi dalam dua sesi itu sudah berlangsung satu bulan terakhir. ”Selama ini tidak ditemukan kasus penularan di sekolah. Kondisi siswa ataupun guru-guru semuanya sehat. Bagi guru-guru atau siswa yang baru pulang dari kota wajib karantina dulu baru ke sekolah,” katanya.
Semua senang
Pantauan Kompas selama awal pekan ini, suasana pembelajaran di Kota Kupang mulai hidup. Itu setelah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang mengizinkan pembelajaran tatap muka untuk tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Di Kota Kupang terdapat 54 satuan pendidikan SMP dan 153 satuan pendidikan SD.
”Kami mendukung sekolah tatap muka. Jujur, selama ini kami sangat kesulitan mengendalikan anak-anak. Hasil belajar anak-anak juga tidak bagus. Anak saya kelas I SD, belum bisa membaca dengan baik. Peran guru tidak bisa tergantikan,” kata Vani Malelak (30), orangtua siswa SD Bertingkat Negeri Naikoten.
Sementara para siswa, khususnya kelas I SD, tampak senang berkenalan dengan kawan baru. Lebih dari dua bulan mereka berkenalan secara virtual. Selama di lingkungan sekolah, mereka diawasi para guru agar tidak menimbulkan kerumunan. Mereka berada di lingkungan sekolah paling lama 3 jam.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Dumul Djami mengatakan, pembelajaran tatap muka selama dua hari terakhir berlangsung dengan lacar. Penerapan protokol kesehatan pun berjalan dengan baik. Secara berkala, pembelajaran tatap muka akan dievaluasi.