Satu Anggota TNI Gugur Saat Evakuasi Jenazah Perawat di Pegunungan Bintang
Satu anggota TNI AD gugur dalam upaya evakuasi jenazah perawat Gabriella Meilani ke Jayapura pada Selasa ini. Kontak tembak antara aparat TNI-Polri dan kelompok kriminal bersenjata masih terjadi hingga kini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Satu anggota TNI AD gugur akibat serangan kelompok kriminal bersenjata saat pengamanan evakuasi jenazah perawat Gabriella Meilani di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (21/9/2021). Jenazah Gabriella bersama anggota yang menjadi korban, yakni Prajurit Satu Ida Bagus Putu, telah dievakuasi ke Jayapura menggunakan helikopter.
Dari pantauan Kompas, helikopter yang membawa jenazah Gabriella dan dua anggota TNI AD tiba di Lapangan Frans Kaisepo Markas Kodam XVII Cenderawasih pukul 12.40 WIT. Tampak puluhan anggota keluarga Gabriella turut hadir di lokasi pendaratan helikopter.
Gabriella gugur dalam tugas pelayanan di Puskesmas Kiwirok akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pada Senin (13/9). Sementara empat rekan Gabriella mengalami luka berat dalam insiden ini.
Diketahui kontak tembak antara lima anggota TNI AD dan KKB pimpinan Lamek Taplo terjadi di lokasi pengamanan pendaratan helikopter di Kiwirok pukul 05.15 WIT.
Pada pukul 06.53, Prajurit Satu Ida Bagus Putu gugur karena terkena tembakan KKB di lokasi kejadian. Putu terkena tembakan di bagian kepala.
”Kami telah berhasil mengevakuasi jenazah Gabriella ke Jayapura pada Selasa ini. Namun, satu anggota kami gugur dalam upaya pengamanan untuk mengevakuasi jenazah Gabriella,” kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Arm) Reza Nur Patria saat ditemui di Lapangan Frans Kaisepo Makodam XVII Cenderawasih.
Reza pun menuturkan, situasi keamanan di Distrik Kiwirok belum kondusif hingga kini. Masih terjadi kontak tembak antara aparat gabungan TNI-Polri dan KKB.
”Masyarakat setempat telah mengungsi ke sejumlah lokasi, seperti Pos Satgas Pamtas Yonif 403/WP dan Polsek Kiwirok. Kami memohon doa agar aparat TNI-Polri dalam keadaan selamat di tengah kontak tembak dengan KKB,” tuturnya.
Sebelumnya, KKB pimpinan Lamek Taplo membakar Kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua di Distrik Kiwirok, Senin (13/9) pukul 09.30 WIT. Seorang anggota TNI AD, yakni Prajurit Dua Ansar, terluka saat terlibat kontak tembak dengan kelompok tersebut.
Warga mengungsi karena ketakutan menjadi korban serangan KKB. Mereka meneror warga dengan menggunakan senjata api.
Anggota KKB Lamek Taplo juga menyerang tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kiwirok. Seorang perawat bernama Gabriella Meilani (22) gugur dalam insiden ini, sementara empat rekannya mengalami luka berat dalam peristiwa tersebut. Satu tenaga kesehatan bernama Gerald Sokoy belum ditemukan hingga kini.
Dari hasil pendataan, sebanyak 5 rumah warga dan 11 fasilitas umum dibakar KKB. Total, sebanyak 83 warga setempat mengungsi ke hutan dan Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang.
Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Izak Pangemanan menuturkan, status keamanan di Kiwirok masih siaga satu hingga kini. Total sebanyak 73 personel berada di Kiwirok untuk menghadapi kelompok Lamek Taplo.
”Warga mengungsi karena ketakutan menjadi korban serangan KKB. Mereka meneror warga dengan menggunakan senjata api,” ujar Izak.
Kepala Satgas Penegakan Hukum Nemangkawi Komisaris Besar Faizal Ramadhani menyatakan, sebanyak 35 personel timnya telah tiba di Kiwirok setelah berjalan kaki dari Oksibil selama 30 jam. Tim ini akan menghadapi KKB Lamek yang masih berada di sekitar Kiwirok.
”Dari hasil pantauan, Lamek dan anggotanya bersembunyi di lokasi yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Kiwirok. Tim kami bersama TNI akan mengamankan Kiwirok serta melacak keberadaan Gerald yang belum ditemukan hingga kini,” ujarnya.
KKB Lamek Taplo terus menebar aksi teror di Pegunungan Bintang sejak tahun 2020. Dari data Polri dan TNI, kelompok Lamek terlibat delapan aksi serangan kepada aparat dan warga sipil dalam 18 bulan terakhir. Serangan kelompok Lamek mengakibatkan seorang warga dan satu aparat keamanan meninggal, sedangkan sembilan warga dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga menembak pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Kemudian mereka membakar satu truk dan dua ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, pada Rabu (8/9).