Pembelajaran Tatap Muka di Kupang Bakal Dievaluasi Berkala
Pembelajaran tatap muka di Kota Kupang, NTT, untuk siswa sekolah dasar dimulai pada Senin (20/9/2021). Semua pihak antusias. Pemerintah setempat akan mengevaluasinya secara bertahap.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka untuk tingkat sekolah dasar di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, dimulai pada Senin (20/9/2021). Siswa, guru, dan orangtua antusias menyukseskan pembelajaran yang selama ini mereka rindukan. Pembelajaran terbatas akan dievalusi secara berkala.
Menurut pantauan Kompas di SD Bertingkat Negeri Naikoten, sejak pagi hingga siang, para orangtua secara bergelombang mengantar anaknya ke sekolah. Orangtua mengantar anaknya ke gerbang sekolah dan langsung disambut guru.
Dengan masker menutupi mulut dan hidung, setiap siswa yang masuk terlebih dahulu menjalani pemeriksaan suhu. Hasil pemeriksaan dicatat. ”Habis pembelajaran dilakukan pemeriksaan suhu ulang. Ini untuk mengontrol kondisi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran,” kata Kepala SD Bertingkat Negeri Naikoten Matinha Amaral.
Sekolah menggelar pembelajaran tatap muka untuk dua sesi, yakni pagi dan siang. Pembagian waktu itu demi menghindari potensi kerumunan. Setiap sesi berlangsung empat jam pelajaran, dengan satu jam pelajaran selama 35 menit. Rombongan belajar pada setiap sesi paling banyak 10 orang.
Menurut dia, sekolah itu memiliki 469 siswa. Pembelajaran pada hari pertama diikuti siswa kelas 1 dan kelas 5, masing-masing 55 orang dan 79 orang. Kelas lain menunggu giliran berikutnya sesuai jadwal. Pembelajaran berjalan lancar. Sivitas sekolah menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Sementara itu, di SD Katolik Santo Joseph 1 Naikoten, tampak sejumlah orangtua murid kelas 1 ikut masuk ke areal sekolah. Di pintu kelas, guru menyambut mereka. Ada orangtua yang mengantar anaknya sampai ke tempat duduk lantaran anak minta ditemani. Inilah ruang kelas sesungguhnya. Sebelumnya, mereka berjumpa secara virtual.
Kepala SD Katolik Santo Joseph 1 Naikoten Rosalia Roja Lein mengatakan, seperti di sekolah lain, pada hari pertama pembelajaran di sekolah itu diikuti siswa kelas 1 dan kelas 5. Siswa kelas 1 sebanyak 23 orang dan kelas 5 sebanyak 35 orang. Total keseluruhan siswa di sekolah itu 197 orang.
Selama pembelajaran berlangsung, setiap kelas diisi dua guru. Satu guru untuk mengajar dan satu lagi mengawasi anak-anak agar tidak berpindah mendekati temannya. Pengawasan itu berlangsung hingga anak-anak dijemput orangtua. Sekolah meminta orangtua menjemput anak. ”Diminta tidak menggunakan kendaraan umum,” ujar Rosalia.
Kantin di sekolah juga untuk sementara tidak beroperasi sebab berpotensi menimbulkan kerumunan. Siswa diperbolehkan membawa makanan, tetapi pada saat mengonsumsinya tetap di bawah pengawasan guru. Jarak antarmurid diatur sesuai protokol Covid-19.
Yanti Padang (37), orangtua murid, mengatakan mendukung pembelajaran tatap muka. ”Perjumpaan anak-anak dengan guru selama ini kami rindukan sekali. Kami sangat senang. Bagaimanapun, pertemuan tatap muka tidak bisa tergantikan. Kalau belajar virtual, tidak efektif,” tuturnya.
Bagaimanapun, pertemuan tatap muka tidak bisa tergantikan. Kalau belajar virtual, tidak efektif.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang Dumul Djami mengatakan, pembelajaran tatap muka akan dievaluasi secara bertahap. Pembelajaran hari pertama dilaporkan berjalan lancar. Di Kota Kupang terdapat 153 SD, baik negeri maupun swasta.
”Setiap minggu akan dievaluasi seperti apa penerapan protokol kesehatan di sekolah. Kenapa yang pertama mengikuti tatap muka itu kelas 1, alasannya mereka selama ini belum melihat ruang kelas yang sesungguhnya. Ini sekaligus pengenalan,” ucap Dumul.
Selain itu, lanjutnya, lonjakan kasus di Kota Kupang juga menjadi pertimbangan. Menurut data Satgas Covid-19, hingga Minggu (19/9/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kota Kupang sebanyak 15.068 kasus dengan kasus aktif 214 atau 1,4 persen. Kasus aktif ini menurun dari sebelumnya melampaui 20 persen.