Banjir bandang melanda dua kecamatan di Minahasa Tenggara menyusul hujan deras yang mengguyur beberapa daerah di Sulawesi Utara. Seorang warga hilang, sedangkan puluhan rumah tergenang, bahkan hanyut terbawa banjir.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS – Banjir bandang melanda dua kecamatan di Minahasa Tenggara menyusul hujan deras yang mengguyur beberapa daerah di Sulawesi Utara, Senin (20/9/2021). Menurut laporan, seorang warga dikatakan hilang, sementara puluhan rumah terendam akibat luapan air sungai, bahkan sebagian hanyut.
Banjir bandang melanda beberapa tempat di Kecamatan Ratahan dan Ratahan Timur. Menurut video yang direkam warga dan disebarkan di media sosial, baik Instagram maupun Facebook, terjangan air berwarna coklat yang membawa patahan dahan pohon dan batu meluber hingga ke wilayah jalan raya dan permukiman warga.
Hal ini menyebabkan sebagian jalan utama antarkabupaten terputus, seperti Jalan Raya Langowan-Ratahan di Desa Pangu, Lowu, dan Nataan yang menghubungkan Minahasa dengan Minahasa Tenggara. Luberan air mengalir deras, meluncur dari arah Langowan yang lebih tinggi, lalu merangsek masuk ke rumah-rumah warga.
Video lain menunjukkan warga berlarian menjauhi area yang tergenang banjir di Jalan Raya Langowan-Ratahan. Di belakang mereka, atap seng beberapa rumah turut hanyut mengikuti jalannya air yang menuju pesisir Pantai Belang.
Sampai malam ini, sedang dilakukan pencarian
Melalui keterangan tertulis, Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap mengatakan, air mulai meluber sejak pukul 15.00 Wita. Kurang lebih 50 rumah terendam, sedangkan empat rumah rusak tanpa jejak akibat hanyut. Adapun seorang warga Desa Nataan, Ratahan, ia sebut hilang. “Sampai malam ini, sedang dilakukan pencarian,” ujar James.
Korban adalah Welly Ngangi, pria berusia 60 tahun. Menurut keterangan Kantor Pencarian dan Penyelamatan (SAR) Manado, korban yang berjaga di sebuah warung diperkirakan hilang pada pukul 16.30 Wita akibat terserat luapan dari Sungai Abuang yang deras. Camat Ratahan, Hartje Kalalo melaporkannya ke Kantor SAR Manado dua jam kemudian.
Kepala Kantor SAR Manado Suhri Sinaga mengatakan, pihaknya segera mengerahkan tujuh orang anggota tim penyelamatan dari kantor pusat dengan bantuan empat orang dari Pos SAR Amurang. Tim berangkat ke lokasi sekitar pukul 19.30 Wita, lalu mulai melaksanakan pencarian sekitar 21.30 Wita. Hingga kini, belum ada hasil dari pencarian tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Minahasa Tenggara Deston Katiandagho mengatakan, akses utama menuju kabupaten tersebut, yaitu dari Langowan terputus akibat banjir. “Pengendara yang menuju Minahasa Tenggara untuk sementara bisa melalui lingkar selatan, yaitu melalui Kema-Kombi-Belang atau datang dari Amurang, Minahasa Selatan,” kata dia.
Sejak pukul 12.06 Wita, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Sulut telah empat kali menerbitkan peringatan dini akan bahaya cuaca ekstrem, terakhir pukul 21.28 Wita. Menurut prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi BMKG, Ni Putu Tiana Verayanti, hujan deras masih dapat berlangsung hingga jelang tengah malam.
Wilayah yang mungkin dilanda hujan adalah seluruh bagian Minahasa Utara, Bolaang Mongondow, dan Bolaang Mongondow Timur, serta bagian timur Minahasa Selatan. Kendati begitu, hingga kini belum ada keterangan dari BMKG mengenai penyebab hujan deras yang melanda sebagian daerah di Sulut.