Kendala Teknis Aplikasi Digital Hambat Uji Coba Pariwisata Borobudur
Banyak masalah muncul dan dihadapi pengunjung saat menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk masuk ke Taman Wisata Candi Borobudur. Aliran pengunjung terhambat karena aplikasi sulit diakses.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Berbagai masalah muncul saat wisatawan menggunakan aplikasi PeduliLindungi dalam uji coba pembukaan Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/9/2021). Kondisi ini pada akhirnya menghambat aliran pengunjung di pintu masuk.
Pengamatan Kompas, Sabtu, sekalipun sudah disosialisasikan dalam berbagai media termasuk media sosial, banyak pengunjung, terutama dari kalangan orangtua dan lanjut usia, belum mengunduh aplikasi PeduliLindungi di telepon selulernya.
Masalah lain juga tetap dihadapi para wisatawan yang sudah mengunduh aplikasi PeduliLindungi. Kebanyakan bingung karena aplikasi yang sudah diunduh tiba-tiba sulit dibuka.
Bagi sebagian wisatawan, kondisi tersebut pada akhirnya menimbulkan kepanikan dan kecemasan. ”Saya sempat cemas karena saya tidak mungkin meninggalkan ibu sendirian di pintu masuk,” ujar Azizah Jatiwangi, pengunjung asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Azizah datang bersama kedua orangtuanya. Sempat percaya diri karena sudah terlebih dahulu menggunakan aplikasi PeduliLindungi di bandara, dia sempat panik karena saat tiba di pintu masuk Taman Wisata Candi Borobudur, ibunya tidak bisa membuka aplikasi. Azizah yang sudah lebih terbiasa menggunakan piranti gawai berupaya mengutak-atik. Aplikasi akhirnya baru berhasil dibuka setelah dia menghabiskan waktu sekitar 10 menit dengan mencoba berbagai saran petugas.
Dalam uji coba pembukaan Borobudur, kebanyakan tamu adalah rombongan keluarga yang terdiri lebih dari dua orang. Saat ada anggota keluarga yang belum divaksin atau tidak bisa mengakses aplikasi, itu akan membuat satu rombongan terhenti di pintu masuk. Jika beberapa lama tetap tidak bisa mengakses aplikasi PeduliLindungi, mereka biasanya berpikir ulang untuk masuk.
Saat ada anggota keluarga yang belum divaksin atau tidak bisa mengakses aplikasi, itu akan membuat satu rombongan berhenti di pintu masuk.
Narodin (30), pengunjung dari Pamekasan, Madura, mengatakan, dirinya sudah berhasil membuka aplikasi PeduliLindungi. Namun, salah seorang kerabatnya kesulitan mengunduh aplikasi. ”Entah karena masalah sinyal atau apa, proses mengunduh aplikasi ternyata tidak sesingkat yang kami duga,” ujarnya.
Sabtu (18/9/2021) adalah hari pertama pelaksanaan uji coba pembukaan kunjungan wisatawan di Taman Wisata Candi Borobudur. Berbagai masalah yang muncul dan pengunjung yang tertahan tersebut pada akhirnya memicu kerumunan. Baik mereka yang masih berupaya membuka akses masuk melalui aplikasi maupun pengunjung yang masih ragu meneruskan kunjungan berkerumun tanpa menjaga jarak aman di sekitar pintu masuk.
Pelaksana Tugas General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Jamaludin Mawardi mengatakan, banyaknya masalah yang muncul diduga terjadi karena pada saat yang sama aplikasi PeduliLindungi tengah diakses banyak orang. Seperti diketahui, PeduliLindungi jadi aplikasi utama yang mesti diakses warga untuk memasuki destinasi wisata hingga pusat perbelanjaan.
”Banyaknya pemakai aplikasi PeduliLindungi pada akhirnya membuat akses pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur lambat. Aplikasi kerap macet atau tiba-tiba eror,” ujarnya.
Banyaknya masalah yang muncul diduga terjadi karena pada saat yang sama aplikasi PeduliLindungi tengah diakses banyak orang.
Di sisi lain, dia juga mengingatkan wisatawan untuk lebih mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu mengunggah aplikasi tersebut di gawai masing-masing. Kini, aplikasi PeduliLindungi merupakan bagian mekanisme baru berkunjung ke Taman Wisata Candi Borobudur di masa pandemi.
Pada hari pertama uji coba pembukaan kunjungan Sabtu (18/9/2021), jumlah pengunjung sejak pukul 08.00 hingga pukul 16.00 di Taman Wisata Candi Borobudur sudah mencapai 590 orang, masih jauh di bawah batasan kuota yang ditetapkan sekitar 4.000 orang per hari.
Sebagian pengunjung berasal dari berbagai kota di luar Jawa Tengah atau bahkan di luar Jawa, antara lain, Bogor, Tangerang, dan Banjarmasin. ”Beragamnya daerah asal pengunjung menunjukkan bahwa informasi pembukaan Taman Wisata Candi Borobudur sudah tersampaikan dengan baik dan banyak orang sudah benar-benar ingin datang, berjalan-jalan, dan berwisata lagi,” ujarnya.