Kemenangan Rachel Ramadhini di ajang internasional membuktikan difabel mampu mencetak prestasi. Kelemahan di satu sisi diantisipasi dengan kekuatan di sisi lain.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·4 menit baca
Lukisan bunga padma Sumatera membawa Rachel Ramadhini (19) memenangi kategori sinopsis terbaik dalam ajang internasional lukisan tubuh, pekan lalu. Hampir tak percaya dirinya meraih penghargaan itu. Ketekunan yang dibangun di bangku sekolah akhirnya berbuah.
Hamparan hutan tropis Sumatera terlukiskan pada tubuh modelnya. Persis di jantung hutan itu, bunga padma raksasa tengah mekar-mekarnya. Warnanya yang merah pekat menyeruak di antara dedaunan hijau. Menyiratkan pesona rimba raya dipulas emas.
Selama lima jam melukis tubuh modelnya dari pukul 10.00 hingga 15.00 WIB, Kamis (2/9/2021), tampillah bunga yang disebut Rafflesia arnoldii itu dalam citra baru bernilai estetis. Lukisan itu, menurut rencana, akan dibuatnya kembali pada ajang International Cidesco Make Up and Body Art Competition, Rabu (8/9/2021).
Benar saja, hasil lukisan tubuhnya mengundang kagum. Oleh panitia International Cidesco Make Up and Body Art Competition, lukisan dan sinopsisnya disebut memiliki satu kesatuan yang sempurna dalam tema kompetisi itu, yakni the Beauty of Tropical Paradise.
”Kaget… senang mendapat penghargaan,” ujar Rachel dalam suaranya yang sayup dan terbata-bata, Rabu (15/9/2021). Ia tampak berusaha keras membuat lawan bicaranya memahami ucapannya. Tangannya membantu dengan gerakan isyarat.
Kompetisi seni lukisan tubuh tingkat internasional itu diikuti peserta dari 56 negara pada 8 September lalu. Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah acara. Karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, kompetisi dilangsungkan semivirtual. Peserta dari Indonesia berkumpul di Bandung. Dari situ, para peserta bergabung dengan peserta dari luar negeri secara virtual.
Kemenangan Rachel menjadi buah tekad kuatnya untuk maju, sekaligus membuktikan bahwa difabel tak kalah dalam mencetak prestasi. Kelemahan pada indra pendengaran dan wicara diantisipasinya dengan kemampuan berbahasa isyarat. Alhasil, ia kini wara-wiri ke berbagai acara untuk menjadi ahli penerjemah.
Rachel lahir dalam kondisi normal 19 tahun silam. Pada usia satu tahun, tubuhnya mengalami demam tinggi dan kejang. Tak lama berselang, orangtuanya, Ratumas Susy Fauziah dan Agus Salim, mendapati keanehan padanya. Suaranya seperti hilang. Ia juga tak merespons sewaktu namanya dipanggil.
Orangtuanya sangat khawatir sehingga membawa Rachel ke dokter. Barulah diketahui ada masalah. Ia terindikasi mengalami tuli dan bisu.
Mengetahui kenyataan itu, ayah dan ibunya tak berputus asa. Seiring pertumbuhannya, Rachel diberikan terapi wicara. Karena terus-menerus dilatih menggerakkan mulut, Rachel akhirnya dapat lancar berkomunikasi di tengah keluarga lewat gerak mulut. Belakangan, suaranya juga mulai terdengar meski sayup-sayup dan terbata-bata. Kemajuan itu semakin memotivasi keluarganya untuk tekun mendampingi.
Pada usia sekolah, Rachel dibawa ke Sekolah Luar Biasa Prof Dr Sri Soedewi Masjchun Sofwan di Kota Jambi. Di situlah ia mulai mengenal bahasa isyarat.
Dari tingkat dasar hingga menengah atas, sekolah itu memperkenalkan berbagai jenis keterampilan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Rachel awalnya tertarik bidang fashion dan seni lukis. Tiga tahun terakhir ia mulai diperkenalkan seni lukis tubuh atau body painting. Kesenian itu dengan getol digelutinya. ”Kalau sudah memegang kuas, dia (Rachel) bisa tenggelam melukis dari pagi sampai sore,” ujar Anisa, gurunya.
Bakat melukis mulai membuahkan hasil. Rachel menjuarai Lomba Keterampilan Siswa Nasional Provinsi Jambi tahun 2019. Berlanjut ke tingkat nasional hingga internasional.
Tahun ini, Rachel menuntaskan pendidikan SMA luar biasa. Ia pun bergabung dalam Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia guna mengurus teman-teman tuli perempuan. Ia pun mengoordinatori Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Provinsi Jambi. Hadirnya Pusbisindo di Jambi semakin memperkuat tumbuhnya solidaritas bagi teman tuli. Rachel ingin mengembangkan bahasa isyarat kian meluas diterima masyarakat.
Menyambut peringatan Hari Bahasa Isyarat pada 23 September nanti, acara edukasi digelar teman tuli bersama Duta Bahasa Provinsi Jambi. Salah satunya pelatihan berbahasa isyarat. Pelatihan pertama digelar di aula Kantor Bahasa Provinsi Jambi, Sabtu lalu, telah menuai ketertarikan banyak anak muda. Pelatihan untuk peserta baru dibuka kembali Sabtu mendatang. Saat ini, kuota pendaftaran telah penuh.
Di tengah tumbuhnya solidaritas bagi teman tuli, Rachel juga menyuarakan kondisi teman tuli yang kerap didiskriminasi. ”Masalah yang dihadapi teman tuli makin besar selama pandemi ini,” ujarnya, kembali dengan ucapan terbata-bata.
Yang pertama, teman tuli rentan terpapar virus korona baru. Untuk memahami apa yang diucapkan lawan bicara, teman tuli memerlukan gerakan mulut. Sebab, mereka umumnya tidak dapat mengucapkan ataupun mendengarkan suara. Jika mulut tertutup masker, komunikasi akan terhambat. Sering kali mereka dihadapkan pada dilema masker yang terpaksa dibuka.
Dilema lainnya adalah sulitnya mendapatkan tempat di berbagai sektor. Ia mencontohkan, para siswa yang sudah lulus SMA-LB biasanya sulit mendaftar ke perguruan tinggi. Mayoritas kampus belum mengakomodasi mahasiswa berkebutuhan khusus. Selanjutnya, pada dunia kerja, teman tuli juga kesulitan mengakses. Jika pemilik usaha mengetahui mereka tuli dan bisu, biasanya akan langsung ditolak. Hanya segelintir saja pemilik usaha yang mau peduli.
Karena itulah, ia berharap dunia mau membuka hati bagi teman tuli. Dalam sisi kelemahannya, mereka berjuang mengatasi dengan mengasah kekuatan yang dimiliki. ”Perbedaan harusnya bukan satu penghalang,” ujarnya. Sebab, manusia hidup untuk saling melengkapi.
Rachel Ramadhini
Lahir: Jambi, 22 November 2002
Ayah: Agus Salim (54)
Ibu: Ratumas Susy Fauziah (44)
Saudara : 2
Prestasi:
Best Synopsis, International Cidesco Make Up and Body Art Competition, September 2021
Juara 1 Lomba Keterampilan Siswa Nasional Provinsi Jambi, 2019
Organisasi:
Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Provinsi Jambi
Koordinator Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Provinsi Jambi