Pasca-aksi KKB, 300 Tenaga Kesehatan di Pegunungan Bintang Dievakuasi
Lebih kurang 300 tenaga kesehatan dievakuasi dari 34 puskesmas di Kabupaten Pegunungan Bintang. Mereka trauma dan ketakutan akibat aksi kelompok kriminal bersenjata menyerang Puskesmas Kiwirok.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Lebih kurang 300 tenaga kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, dievakuasi ke berbagai tempat akibat aksi kelompok kriminal bersenjata di Distrik Kiwirok. Trauma dengan penyerangan itu, ketiadaaan tenaga kesehatan bakal menganggu pelayanan terhadap masyarakat setempat.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo membakar kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua, Senin (13/9/2021) pukul 09.30 WIT. Seorang anggota TNI AD, Prajurit Dua Ansar, terluka dalam kejadian ini.
Ironisnya, komplotan Lamek Taplo juga menyerang tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok. Seorang perawat, Gabriella Meilani (22), meninggal, sedangkan empat orang lainnya terluka berat. Bahkan, seorang tenaga kesehatan, Gerald Sokoy, belum ditemukan hingga kini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum di Jayapura, Jumat (17/9), mengatakan, 300 tenaga kesehatan itu berasal dari 34 puskemas. Mereka dievakuasi ke sejumlah daerah yang aman, seperti Jayapura.
”Kami terpukul penyerangan tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok. Tenaga kesehatan yang selama ini berperan besar di tengah masyarakat ternyata menjadi sasaran kelompok tersebut,” kata Aaron.
Aaron mengakui, evakuasi ini mungkin akan menganggu pelayanan kesehatan di Pegunungan Bintang. Namun, langkah itu tidak bisa terhindarkan karena tenaga kesehatan trauma dengan ulah KKB.
Kapolres Pegunungan Bintang memaparkan, KKB telah membakar sembilan fasilitas publik dalam dua hari terakhir di dua distrik, yakni Kiwirok dan Okhika. Kelompok ini antara lain membakar rumah dinas milik guru dan tenaga kesehatan.
”Kelompok ini berpindah ke Okhika setelah beraksi di Kiwirok. Mereka membakar fasilitas umum di sana pada Selasa pagi,” ujar Cahyo.
Ia menuturkan, KKB memanfaatkan minimnya jumlah anggota polisi di Pegunungan Bintang. Kini, hanya ada 147 personel di kabupaten seluas 15.863 kilometer persegi itu.
”Hanya terdapat tiga markas polsek dan tiga polsubsektor di Kabupaten Pegunungan Bintang. Satu personel harus mengawasi hingga 105 kilometer persegi,” ungkap Cahyo.
Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Izak Pangemanan menyatakan, sembilan tenaga kesehatan dan enam guru berhasil dievakuasi tim gabungan TNI-Polri ke Pos Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 403/WP di Kiwirok. Empat tenaga kesehatan di antaranya dalam kondisi luka-luka.
Izak menyatakan, perbuatan KKB adalah terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia. Sebab, kelompok ini telah menyerang tenaga kesehatan yang sama sekali tidak bersalah.
Ketua Ikatan Dokter Provinsi Papua Donald Aronggear mengecam penyerangan tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok. Ia prihatin tenaga kesehatan selalu menjadi korban dalam konflik di Papua.
”Kami menuntut negara melindungi tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman Papua. Tidak boleh terulang lagi penyerangan tenaga kesehatan di Papua,” kata Donald menegaskan.