Para Korban Aksi KKB di Kiwirok Dievakuasi ke Jayapura
Upaya evakuasi 10 korban serangan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, ke Jayapura berjalan lancar. Para korban mengalami luka-luka dan trauma berat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 10 korban serangan kelompok kriminal bersenjata Lamek Taplo dievakuasi dari Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, ke Jayapura, Jumat (17/9/2021). Mereka terdiri dari satu anggota TNI dan sembilan tenaga kesehatan.
Helikopter yang membawa para korban tiba di lapangan Markas Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih sekitar pukul 11.00 WIT. Sebanyak 10 mobil ambulans siaga di lokasi pendaratan.
Para tenaga kesehatan itu adalah Restu Pamanggi, Lukas Luji, Siti Khotijah, Martinus Deni Setia, Marselinus Ola Atanila, Patra, Emanuel Abi, Katriyanti Tandila, dan Kristina Sampe Tonapa. Sementara anggota TNI yang terluka adalah Prajurit Dua Ansar.
Para korban mengalami trauma berat. Beberapa dari mereka meneteskan air mata saat tiba di Jayapura. Mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit TNI Marthen Indey untuk mendapatkan perawatan medis.
Sebelumnya, kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo membakar kantor Distrik Kiwirok, puskesmas, pasar, sekolah dasar, rumah tenaga kesehatan, rumah guru, dan kantor Bank Papua di Distrik Kiwirok, Senin. Prajurit Dua Ansar terluka akibat kejadian itu.
Anggota KKB Lamek Taplo juga menyerang tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok. Seorang perawat, Gabriella Meilani (22), meninggal dan empat rekannya mengalami luka berat. Seorang tenaga kesehatan, Gerald Sokoy, belum ditemukan hingga kini.
Kepala Staf Kodam XVII/Cenderawasih Brigadir Jenderal Bambang Trisnohadi dan Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal Izak Pangemanan ikut menjemput para korban. Bambang mengatakan, evakuasi dilakukan dua kali pada Jumat ini. Jenazah Gabriella akan dibawa ke Jayapura pada penerbangan kedua.
”Tim gabungan TNI-Polri masih berupaya menyelematkan jenazah Gabriella dari dasar jurang sedalam 300 meter dan tingkat kemiringan lereng mencapai 90 derajat. Tim kami dari Jayapura sudah membawa peralatan untuk mengevakuasi Gabriella,” tutur Bambang.
Ia menegaskan, TNI dan Polri telah mengirimkan tambahan pasukan ke Kiwirok untuk melindungi masyarakat setempat dan mengejar kelompok Lamek. ”Kami mengirimkan tambahan satu peleton pasukan atau 30 personel ke Kiwirok. Kami akan menangkap pelaku, hidup atau mati,” kata Bambang menegaskan.
Marselinus, salah satu tenaga kesehatan, mengatakan tidak menyangka menjadi korban penyerangan kelompok tersebut. ”Para pelaku menyiksa menggunakan senjata tajam dan memukul kami. Mereka mendorong sejumlah rekan saya ke jurang sedalam 300-400 meter,” tutur Marselinus sambil meneteskan air mata.
Ketua Ikatan Dokter Papua Donald Aronggear mengecam aksi penyerangan tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok. Ia pun merasa prihatin karena tenaga kesehatan selalu menjadi korban dalam konflik di Papua.
”Kami menuntut negara untuk melindungi tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman Papua. Tidak boleh terulang lagi aksi penyerangan tenaga kesehatan di Papua,” kata Donald menegaskan.
KKB Lamek Taplo menebar teror di Pegunungan Bintang sejak tahun 2020. Data Polri dan TNI, kelompok Lamek terlibat tujuh aksi serangan kepada aparat dan warga sipil dalam 18 bulan terakhir. Serangan kelompok Lamek mengakibatkan seorang warga meninggal, sedangkan sembilan warga dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga menembak pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Kemudian pelaku juga membakar satu truk dan dua unit alat berat ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, pada 8 September 2021.