Ratusan Nakes Berikan Penghormatan bagi Perawat Korban Serangan KKB
Sebanyak 250 tenaga kesehatan menggelar aksi keprihatinan di jalan protokol Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Mereka menyuarakan perlindungan tenaga kesehatan pasca-insiden di Distrik Kiwirok.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
POLRES PEGUNUNGAN BINTANG
Tenaga kesehatan berjalan kaki mengelilingi Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (16/9/2021). Aksi ini sebagai ungkapan dukacita dan penghormatan bagi Gabriella Meilani, tenaga kesehatan yang menjadi korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata di Distrik Kiwirok.
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 250 tenaga kesehatan menggelar aksi berjalan kaki mengelilingi jalan protokol di Oksibil, ibu kota Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (16/9/2021). Aksi ini sebagai ungkapan rasa dukacita dan penghormatan bagi Gabriella Meilani, perawat Puskesmas Kiwirok, yang menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata pada 13 September lalu.
Berdasarkan keterangan dari Polres Pegunungan Bintang, para tenaga kesehatan ini menggelar aksi tersebut di sepanjang jalan protokol di Oksibil pada pukul 15.00 WIT. Mereka juga membakar 1.000 lilin di sejumlah ruas jalan dalam aksi tersebut.
Para tenaga kesehatan itu pun memasang bendera hitam sebagai tanda duka atas berpulangnya Gabriella dalam penyerangan KKB pimpinan Lamek Taplo pada Senin (13/9/2021). Empat rekan Gabriella juga mengalami luka-luka dalam insiden ini.
Aksi para tenaga kesehatan ini berakhir di halaman Markas Polres Pegunungan Bintang sekitar pukul 18.00 WIT. Mereka membaca sejumlah pernyataan sikap, antara lain meminta perlindungan bagi semua tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang dan keprihatinan terkait dengan penyerangan tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok.
POLRES PEGUNUNGAN BINTANG
Aksi tenaga kesehatan di Kabupaten Pegunungan Bintang membakar 1.000 lilin untuk Gabriella Meilani pada Kamis (16/9/2021).
”Aksi long march itu berjalan dengan damai. Mereka menyatakan kehadiran tenaga kesehatan di Pegunungan Bintang untuk memberikan pelayanan kesehatan, bukan menjadi korban aksi kekerasan,” kata Kepala Polres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Cahyo Sukarnito saat dihubungi dari Jayapura, Kamis malam.
Tim gabungan TNI-Polri menemukan Gabriella dan rekannya, Kristina Sampe, di dasar jurang di Distrik Kiwirok pada Rabu (15/9/2021) sore. Gabriela mengalami luka memar dari kepala hingga kaki, sementara Kristina mengalami luka berat karena terkena senjata tajam di paha.
Cahyo mengatakan, tim gabungan telah mengevakuasi Kristina ke Pos Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 403/WP untuk mendapatkan perawatan medis. ”Evakuasi jenazah Gabriela pada Kamis ini tertunda sebab tim gabungan TNI-Polri mengalami kendala cuaca buruk di lokasi tersebut,” ucapnya.
Ia menambahkan, seorang tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok bernama Gerald Sokoy juga belum ditemukan hingga Kamis ini. Tim gabungan TNI-Polri masih menyisir seluruh area Kiwirok untuk menemukan Gerald.
Komandan Korem 172/Praja Wira Yakhti Brigadir Jenderal (TNI) Izak Pangemanan mengatakan, delapan tenaga kesehatan dan enam guru dievakuasi tim gabungan TNI-Polri ke Pos Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 403/WP di Kiwirok. Tiga tenaga kesehatan dalam kondisi luka-luka.
”Rencananya kami akan mengevakuasi mereka dengan helikopter pada Kamis ini, tetapi terkendala cuaca buruk. Kami akan berupaya mengevakuasi para tenaga kesehatan dan guru pada Jumat (17/9) esok,” kata Izak.
Kami menuntut negara melindungi tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman Papua.
Gubernur Papua Lukas Enembe, dalam siaran pers yang diterima Kompas, menyampaikan dukacita yang mendalam terhadap jatuhnya korban tenaga kesehatan dalam tragedi penyerangan di Distrik Kiwirok. Gubernur berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran.
Ia berharap Pemkab Pegunungan Bintang memperhatikan kebutuhan korban selamat dalam peristiwa tersebut. Selain itu, Gubernur juga berpesan agar Pemkab Pegunungan Bintang dapat terus melakukan koordinasi bersama pihak terkait untuk menyelesaikan secara tuntas kasus penyerangan tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok tersebut.
KOMPAS/DOKUMENTASI TIM GABUNGAN TNI POLRI DI KIWIROK
Sejumlah tenaga kesehatan yang menjadi korban serangan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Lamek Taplo di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021).
Ketua Ikatan Dokter (IDI) Provinsi Papua Donald Aronggear mengecam serangan terhadap tenaga kesehatan di Kiwirok. Ia pun merasa prihatin karena tenaga kesehatan selalu menjadi korban dalam konflik di Papua. ”Kami menuntut negara melindungi tenaga kesehatan yang bertugas di pedalaman Papua. Tidak boleh terulang lagi aksi penyerangan tenaga kesehatan di Papua,” ujarnya.
KKB Lamek Taplo terus menebar teror di Pegunungan Bintang sejak 2020. Dari data Polri dan TNI, kelompok ini terlibat tujuh serangan kepada aparat dan warga sipil dalam 18 bulan terakhir. Serangan kelompok Lamek mengakibatkan seorang warga meninggal serta sembilan warga dan sembilan aparat keamanan terluka.
Kelompok Lamek juga menembak pesawat TNI AU jenis CASA CN-2909 pada 22 Maret 2020 sebelum mendarat di Bandara Oksibil. Kemudian, mereka membakar satu truk dan dua ekskavator milik PT Wijaya Karya di Kampung Mangabib, Distrik Oksebang, pada 8 September 2021.