Peternak Ayam Blitar Tunggu Realisasi Janji Presiden
Dalam pertemuan perwakilan peternak dengan Presiden di Istana, ada beberapa poin yang disampaikan Presiden, mulai dari penyediaan jagung, bansos, hingga pabrik tepung telur untuk menyikapi masalah yang dihadapi peternak.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Perwakilan peternak ayam layer atau petelur dari Blitar, Jawa Timur, lega setelah bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. Mereka kini menunggu realiasi yang dijanjikan Presiden.
Presiden menerima perwakilan Perhimpunan Insan Perunggasan dan Peternak Ayam Petelur, Rabu (15/9/2021) sore. Hadir mendampingi Presiden, antara lain, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Wakil Ketua Perhimpunan Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman, yang ikut diundang ke Istana, mengatakan, ada beberapa poin yang disampaikan Presiden. Dia memerintahkan Mendag dan Mentan segera menyediakan jagung untuk peternak dengan harga Rp 4.500 per kilogram.
Selain itu, Presiden akan segera memanggil Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk segera menyerap telur dari peternak untuk bantuan sosial, baik itu Program Keluarga Harapan maupun Bantuan Pangan Nontunai. Dengan begitu, telur di peternak akan segera terserap.
”Tujuannya agar telur tidak menumpuk,” ucap Sukarman, melalui telepon di kereta api, Rabu malam, saat dalam perjalanan pulang dari Jakarta menuju Blitar.
Selanjutnya, kata Sukarman, Presiden memerintahkan kementerian terkait membangun pabrik tepung telur di Blitar. Tujuannya, supaya produksi telur yang melimpah bisa terserap pabrik, tidak hanya mengandalkan pangsa pasar yang ada sekarang.
Adapun perwakilan asosiasi peternak juga mengusulkan agar pemerintah memiliki stok jagung melalui badan usaha milik negara dan Badan Urusan Logistik. Jadi, harapannya ada buffer stok jagung nantinya seperti beras.
Total ada tiga peternak dari Blitar yang ikut dalam pertemuan itu. Salah satunya adalah Suroto, peternak yang membentangkan poster saat Presiden berkunjung ke Blitar, pekan lalu. Tulisannya, ”Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar, Telur Murah”.
Berdasarkan rilis dari Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Suroto menjelaskan maksud dan tujuannya membentangkan poster. Suroto yakin Presiden dapat membantu memecahkan masalah yang sudah lama dihadapi para peternak, yaitu harga jagung yang cenderung naik dan harga telur yang sangat rendah.
”Saya percaya satu-satunya orang Indonesia yang bisa menolong peternak, ya, hanya Pak Jokowi,” ujar Suroto seusai pertemuan.
Menurut Suroto, para peternak, melalui asosiasi dan koperasi, sudah mencoba mencari jalan keluar, baik melalui pemerintah daerah maupun Kementerian Pertanian. Namun, pertemuan itu belum menghasilkan solusi bagi para peternak.
”Sedangkan kita terjepit posisinya. Sudah usaha itu tidak bisa jalan, kita produksi telur saja seumpama 100 persen itu masih rugi, sedangkan telur enggak bisa keluar numpuk di gudang kandang itu,” ungkap Suroto.
Muhammad Lutfi mengatakan, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian akan membuat terobosan. ”Terobosan yang bisa menyeimbangkan sektor perunggasan ini,” ujar Lutfi.
Seperti diketahui, peternak ayam layer di Blitar yang jumlahnya lebih dari 4.000 orang tengah menghadapi masa sulit. Harga telur anjlok hingga di angka Rp 14.500 per kg, sedangkan harga jagung untuk pakan ayam melejit hingga Rp 6.000 per kg. Padahal, berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 7 Tahun 2020 harga acuan pembelian telur di tingkat peternak Rp 19.000-Rp 21.000 per kg dan harga jagung Rp 4.500 per kg.
Populasi ayam layer di Blitar tahun 2020 mencapai 19 juta ekor, ayam pedaging 3,8 juta ekor, dan ayam kampung 2,9 juta ekor. Adapun produksi telur layer 166,9 juta ton dan telur ayam kampung 1,4 juta ton. Sementara itu, kebutuhan jagung mencapai 1.200 ton per hari atau 438.000 ton per tahun.