Perguruan Tinggi Diminta Perkuat Pemahaman TI Warga Desa di Banyumas
Mahasiswa STIKOM Yos Sudarso di Purwokerto didorong berbagi dan menerapkan ilmu terkait teknologi informasi kepada masyrakat, terutama di perdesaan. Teknologi informasi diharapkan jadi pemicu perkembangan rakyat.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Bupati Banyumas Achmad Husein (tengah) memberikan keterangan pers didampingi Ketua STIKOM Yos Sudarso Romanus Edy Prabowo (kiri) dan Uskup Purwokerto Mgr Christophorus Tri Harsono (kanan) di STIKOM Yos Sudarso Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (15/9/2021).
PURWOKERTO, KOMPAS — Bupati Banyumas Achmad Husein meminta sivitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Komputer atau Stikom TIKOM Yos Sudarso, Purwokerto, untuk turun ke desa-desa guna semakin mengenalkan teknologi informasi. Sinergi pemerintah dengan lembaga pendidikan diharapkan bisa memajukan sumber daya manusia masyarakat Banyumas.
”Mahasiswa magang bisa masuk ke desa-desa. Sekarang yang kesulitan, kan, operasional program-program dari BPK dan KPK atau yang terkoneksi ke pusat terkait dengan keuangan. Kalau yang di kota-kota, tanpa disuruh, sudah jalan sendiri, tetapi yang di desa butuh bantuan,” kata Husein saat memberi kuliah umum bagi mahasiswa STIKOM Yos Sudarso secara virtual, Rabu (15/9/2021).
Husein mengakui, jaringan internet masih jadi pekerjaan rumah peningkatan layanan masyarakat berbasis teknologi dan informasi, terutama di wilayah pinggiran. Menurut dia, ada sekitar 243 sekolah dasar (SD) di Banyumas yang jaringan sinyal telekomunikasinya lemah.
”Kalau sinyal internet di SD lemah, berarti di balai desa juga lemah. Kalau dikategorikan, bisa sekitar 30-40 desa di Banyumas yang jaringan internetnya mesti diperkuat,” ucapnya.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Bupati Banyumas Achmad Husein (kanan) dan Ketua STIKOM Yos Sudarso Romanus Edy Prabowo (kiri) menandatangani kerja sama dalam bidang pendidikan di STIKOM Yos Sudarso, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (15/9/2021).
Kendala lain pemanfaatan teknologi informasi di desa juga terkait dengan sumber daya manusia. Husein mengatakan, para pegawai di pemerintah desa perlu mendapat pelatihan karena tidak semuanya mau belajar perkembangan teknologi informasi secara mandiri.
Padahal, pemahaman terhadap teknologi informasi, terlebih terkait dengan pelayanan publik, menjadi sebuah keniscayaan. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan bisa dilibatkan mengajari mereka.
Pemahaman terhadap teknologi informasi, terlebih terkait dengan pelayanan publik, menjadi sebuah keniscayaan. Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan bisa dilibatkan mengajari mereka.
Ketua STIKOM Yos Sudarso Romanus Edy Prabowo menyampaikan, dengan melihat sejarah skripsi-skripsi mahasiswa STIKOM Yos Sudarso, sudah banyak sistem informasi yang dibangun.
”Banyak sistem informasi yang dibangun dan menjawab kebutuhan masyarakat. Saya kira kalau sudah terarah seperti ini dan ada tantangan dari Bupati, kami bisa arahkan mahasiswa mengembangkan sistem informasi yang dibutuhkan langsung oleh masyarakat di desa-desa,” ujar Romanus.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
Kampus STIKOM Yos Sudarso di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (15/9/2021).
Dari catatan Kompas.id (18/5/2021), salah satu aktivitas mahasiswa-mahasiswi STIKOM Yos Sudarso adalah menginventarisasi sekitar 400 wayang kulit di Museum Wayang Sendang Mas, Banyumas, dalam rangka program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Saat itu, STIKOM Yos Sudarso bekerja sama dengan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Banyumas.
Wayang-wayang di museum itu ada yang dibuat sekitar tahun 1982 dan yang paling baru dibuat sekitar tahun 2010. Inventarisasi dimulai dengan pemasangan label, pengukuran wayang, dan identifikasi warna. Selanjutnya, data dimasukkan ke dalam komputer untuk dijadikan data dasar inventarisasi museum.